Senin, 15 April 2013

proposal PKM Bimbingan


PEMANFAATAN LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENCEGAHAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP dan SMA DI KOTA BENGKULU
1.Latar Belakang Masalah
            Sekolah merupakan salah satu unsur yang paling banyak mempengaruhi dalam pembentukan karakter diri seorang manusia. Dalam sistem pendidikan di Indonesia membagi sekolah ke dalam tiga tingkatan yaitu SD/MI , SMP/MTS , dan SMA/MA/SMK yang mana , salah satu tahap perkembangan manusia yang paling penting adalah masa remaja yang dimulai pada rentang usia 11-24 tahun (Sarlito :2008). Dalam menjalani masa remaja individu pada rentang usia tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menuntut ilmu di sekolah , karena hal itu maka masalah yang melanda sebagian besar kehidupan remaja bersumber dari kehidupannya di sekolah baik permasalahan yang berkaitan dengan masalah akademik maupun masalah non-akademik yang melanda kehidupan siswa. Permasalahan-permasalahan yang melanda siswa SMP dan SMA seringkali tidak mampu ditanggulangi dengan baik oleh para siswa tersebut sehingga menimbulkan berbagai masalah sehingga masa remaja diibaratkan sebagai masa stroom and press (badai dan tekanan).
            Menghadapi masa yang penuh badai dan tekanan ini , para remaja yang notabene berada di jenjang SMP dan SMA menyikapinya dengan berbagai cara. Bagai para remaja yang memiliki kemampuan penanggulangan masalah yang baik dan memiliki bimbingan yang cukup dari orangtua maka mereka akan menyikapi masalah yang ada dengan tindakan-tindakan positif seperti berdoa , berbagi masalah , mencari sarana rekreasi , mencari hiburan dengan menonton film , atau curhat dengan orangtua sehingga beban yang dimiliki dapat dikurangi dengan berbagi. Sedangkan bagi siswa remaja yang menyikapi masalah yang dihadapinya dengan tindakan negatif maka mereka akan melarikan diri ke dalam hal-hal yang bersifat negatif seperti melakukan kenakalan yang berlebihan , seks bebas , narkoba , tawuran , sering berbohong , merokok , hingga yang paling gawat yaitu melakukan tindakan bunuh diri. Para siswa remaja yang terjerumus dalam pelarian seperti itu akan mengakibatkan kehancuran yang luar biasa terhadap masa depan mereka.
            Pelarian utama yang sering dilakukan oleh para remaja yaitu merokok. Banyak kita jumpai di lapangan para siswa sekolah SMP dan SMA yang dengan asyiknya tengah menikmati rokok yang mereka hisap. Para siswa tersebut tentunya merupakan para siswa remaja yang merupakan tunas-tunas yang akan memperbaiki keadaan bangsa ini. Merokok sendiri sangat sering dilakukan oleh para siswa disebabkan oleh jumlah peredaran rokok  yang sangat bebas didapatkan di pasaran dan juga harganya yang relatif terjangkau oleh para siswa remaja tersebut. Merokok sendiri saat ini sangat digandrungi para siswa SMP dan SMA tersebut selain karena pelarian mereka atas permasalahan yang mereka alami baik di sekolah atau di luar sekolah , juga disebabkan oleh sifat naluri para remaja yang berada di masa peralihan yang mana mereka ingin mencoba hal-hal baru yang akan menunjukkan tanda-tanda kedewasaan mereka. Dalam buku PSIKOLOGI PERKEMBANGAN karangan Elizabeth B. Hurlock menyebutkan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima perangkat nilai dan sistem etis yang akan menjadi pegangan hidup mereka , yang mana sebagian remaja yang duduk di jenjang SMP dan SMA menerima keyakinan nilai bahwa dengan merokok mereka akan dianggap dewasa oleh kelompoknya. hal ini semakin dikuatkan oleh pengaruh sistem sosial beberapa kelompok masyarakat yang memandang bahwa seorang pria dewasa adalah seorang yang perokok , sehingga faktor lingkungan dan sosial kultural menjadi salah satu penyebab seorang remaja yang duduk di bangku SMP dan SMA menjadi perokok (kedua faktor ini disebutkan dalam jurnal ilmiah pustaka.unp.ac.id , karangan Dina Sukma).
            Peran sekolah sendiri dalam menangani masalah ini sangat besar dan melibatkan semua pihak , namun yang paling berkompeten dalam permasalahan ini adalah sosok guru Bimbingan dan Konseling yang mana dalam bidang bimbingan dan konseling salah satu fungsinya adalah fungsi pencegahan kepada siswa dan dalam melakukan pencegahan-pencegahan terhadap hal-hal negatif kepada siswa tentunya diperlukan informasi-informasi yang jelas dan akurat terhadap hal-hal negatif seperti merokok di kalangan siswa yang mana hal ini diberikan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling dalam salah satu layanan BK yaitu layanan informasi. Namun , dalam konteks pelaksanaannya sering kali pelaksanaan layanan Informasi ini berjalan dengan tidak maksimal saat di sekolah. Ketidakmaksimalan pelaksanaan layanan informasi ini diakibatkan karena kurangnya waktu yang tersedia bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan informasi , materi yang kurang untuk memberikan layanan informasi kepada siswa , kemampuan guru pembimbing yang kurang dalam memberikan layanan informasi. Dalam hal ini pemanfaatan layanan informasi menjadi kurang maksimal sehingga layanan yang diterima siswa menjadi kurang maksimal dan informasi yang diterima oleh siswa menjadi tidak terlalu berarti bagi mereka , sehingga mereka hanya tahu rokok itu berbahaya namun tidak mengetahui dengan detil dimana letak bahaya rokok tersebut sehingga mereka masih tetap merokok , ditambah lagi dengan gencarnya iklan rokok baik di media cetak maupun media elektronik semakin membuat informasi bahaya rokok yang diterima siswa dari guru Bimbingan dan Konseling menjadi tidak berarti dan kalah oleh iklan rokok dimedia yang membuat siswa SMP dan SMA tergerak untuk merokok.
            Karena fenomena ini , maka penulis tertarik untuk mengajukan proposal untuk melakukan penelitian dalam pelaksanaan layanan informasi di sekolah dalam kaitannya terhadap perilaku merokok yang ditunjukkan oleh siswa SMP dan SMA.

II. Perumusan masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis dalam bagian sebelumnya , penulis mengajukan tiga rumusan masalah utama yang akan menjadi subjek penelitian penulis. Tiga rumusan masalah tersebut yaitu :
a)     Bagaimana prosedur layanan informasi tentang bahaya dari rokok yang dijalankan oleh guru Bimbingan dan Konseling di sekolah ?
b)     Apa yang menyebabkan kelemahan layanan Informasi tentang bahaya rokok kepada siswa sehingga siswa tetap merokok ?
c)      Bagaimana upaya perbaikan dan pemaksimalan pelaksanaan layanan informasi tentang bahaya rokok terhadap siswa ?

III. Tujuan Kegiatan
            Tujuan utama dari kegiatan penelitian yang diusulkan dalam proposal ini adalah untuk mengetahui dimana letak kelemahan pelaksanaan layanan informasi bahaya rokok pada siswa sehingga dari data yang didapat dilapangan dapat dihasilkan sebuah artikel ilmiah yang berisi beberapa solusi untuk memperbaiki kelemahan pelaksanaan layanan informasi tentang bahaya rokok di jenjang SMP dan SMA.





IV. Luaran yang diharapkan
            Luaran yang diharapkan oleh penulis proposal penelitian setelah penelitian selesai dilaksanakan adalah lahirnya sebuah artikel ilmiah yang di dalamnya terdapat beberapa solusi yang penulis proposal berikan kepada guru Bimbingan dan Konseling untuk memperbaiki pelaksanaan layanan informasi tentang bahaya rokok kepada siswa SMP dan SMA yang mana solusi yang diberikan didasari pada fakta yang ditemukan di lapangan yang dikaitkan dengan teori-teori para ahli Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan informasi.

V. Kegunaan kegiatan
            Kegunaan dari kegiatan penelitian ini , penulis uraikan dari dua aspek yaitu dari segi IPTEK dan secara Ekonomi :
IPTEK
a)     Manambah wawasan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling terutama mengenai teknik pelaksanaan layanan informasi.
b)     Menciptakan beberapa trik baru yang berguna bagi guru Bimbingan dan Konseling untuk menyampaikan layanan informasi tentang bahaya rokok terhadap siswa asuhnya agar penyampaian layanan menjadi lebih maksimal
c)      Menambah pengetahuan para siswa di sekolah mengenai bahaya rokok yang mengintai mereka dan menambah wawasan mereka untuk semakin menghindari penggunaan rokok.
d)     Terciptanya sebuah artikel ilmiah mengenai pelaksanaan layanan informasi yang akan menambah khazanah ilmiah di dalam bidang keilmuan Bimbingan dan Konseling.
Ekonomi
a)     Mampu mengalihkan dana yang digunakan oleh para siswa SMP dan SMA untuk merokok ke dalam kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan membawa dampak positif terhadap diri siswa.
b)     Mampu mengarahkan guru Bimbingan dan Konseling untuk mampu menciptakan benda kreasi yang dapat digunakan untuk menunjang penyampaian layanan informasi tentang bahaya rokok kepada siswa sehingga tidak selalu bergantung pada fasilitas yang disediakan melalui keuangan sekolah.
VI. Landasan Teori
a.Layanan Informasi
            Menurut Winkel (1981) layanan informasi adalah layanan yang berupa pemberian informasi kepada individu-individu yang mengalami kekurangan informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang dimiliki oleh individu akan membantunya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan merencanakan kehidupannya di masa yang akan datang. Tujuan dari layanan informasi adalah membantu seorang individu dalam mengetahui dan menguasai suatu informasi untuk digunakan dalam keperluan hidupnya sehari-hari maupun kebutuhannya dimasa depan.
            Layanan informasi sendiri juga bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dari seorang individu. Pemahaman akan kemandirian ini bertujuan untuk :
·         Mampu memahami dan menerima diri sendiri secara objektif ,positif , dan dinamis.
·         Mengambil keputusan
·         Mengarahkan diri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif atas keputusan yang telah diambil.
·         Mengaktualisasi diri secara terintegrasi.

ISI LAYANAN INFORMASI
            Dalam pelaksanaan layanan informasi , konten /isi yang harus ada dalam proses pemberian layanan informasi yaitu :
·         Informasi tentang perkembangan diri
·         Informasi tentang hubungan antar pribadi , sosial , nilai-nilai , dan moral
·         Informasi tentang pendidikan , kegiatan belajar , dan perkembangan iptek
·         Informasi tentang sosial budaya , politik , dan kewarganegaraan
·         Informasi tentang kehidupan berkeluarga
·         Informasi tentang kehidupan agama dan seluk-beluk penganutnya

TEKNIK LAYANAN INFORMASI
            Dalam memberikan layanan informasi , terdapat teknik-teknik yang harus diperhatikan oleh guru Bimbingan dan Konseling. Teknik-teknik yang digunakan dalam menyampaikan layanan informasi yaitu :
·         Ceramah , teknik ini merupakan teknik yang paling umum digunakan oleh guru pembimbing dimana para klien akan mendengar arahan yang diberikan oleh guru pembimbing dalam ceramah kemudian siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru pembimbing untuk mendapatkan informasi yang jelas dan tajam.
·         Media , menyampaikan layanan informasi menurut teori ini dapat menggunakan beberapa media seperti poster , video , gambar , media elektronik , radio , televisi , internet , dan alat peraga.
·         Melalui acara khusus , menyampaikan layanan informasi dapat dilakukan dengan menggelar acara khusus berkaitan dengan informasi yang ingin disampaikan , seperti mengadakan ‘’Hari anti asap rokok’’ untuk menyampaikan informasi mengenai bahaya rokok , ‘’Hari cuci tangan” untuk menyampaikan informasi kesehatan kepada siswa , dan ‘’Parenting meeting’’ untuk memberikan informasi kepada orangtua siswa terkait kehidupan siswa di sekolah.
·         Mengundang nara sumber , yaitu mengundang narasumber yang berkaitan secara langsung terhadap informasi yang akan disampaikan dalam layanan informasi.

KEGIATAN PENDUKUNG LAYANAN INFORMASI
            Dalam melaksanakan layanan informasi , terdapat beberapa kegiatan pendukung yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaannya. Kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan layanan informasi adalah :
·         Himpunan data , yaitu menggunakan instrumen-instrumen yang dapat digunakan untuk menyampaikan layanan informasi. Kegunaan dari himpunan data dalam mendukung layanan informasi adalah : 1) menetapkan informasi yang akan menjadi isi layanan informasi , 2)menetapkan calon peserta layanan , 3)menetapkan siapa yang akan menyajikan informasi.
·         Konferensi kasus , yaitu mengadakan suatu pertemuan yang diikuti oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah maupun pihak-pihak lain yang terkait untuk menyusun isi dari layanan informasi. Dalam konferensi ini juga dibahas beberapa aspek dalam penyampaian layanan informasi yaitu : 1) informasi yang akan diberikan , 2)subjek dari layanan informasi , 3) penyaji layanan , 4) waktu dan tempat pelaksanaan , 5)rencana operasional.
·         Kunjungan rumah , kegiatan ini bertujuan mengetahui bagaimana kehidupan siswa sebagai objek sasaran layanan informasi seseungguhnya di rumah. Melalui kunjungan rumah ini dapat diketahui apa-apa saja informasi yang sangat dibutuhkan siswa sebagai objek layanan informasi , sehingga informasi yang diberikan dalam layanan informasi akan berguna dan tepat guna bagi siswa yang menerima layanan informasi.
·         Alih tangan kasus , kegiatan ini dilakukan saat siswa yang menerima layanan informasi tertarik akan informasi yang diberikan dan ingin memperdalam informasi tersebut maka guru pembimbing dapat mengarahkannya ke pihak-pihak yang dapat memberikan informasi secara lebih jelas kepada siswa tersebut.

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI
            Dalam melaksanakan layanan informasi terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
·         Tahap perencanaan , kegiatan yang dilakukan : identifikasi kebutuhan siswa penerima layanan , menetapkan materi yang akan disampaikan , menetapkan subjek sasaran layanan , menetapkan narasumber , menyiapkan prosedur , menyiapkan perangkat dan media layanan , dan menyiapkan keperluan administratif.
·         Tahap pelaksanaan , kegiatan yang dilakukan : mengorganisasikan kegiatan , mengaktifkan peserta layanan , dan mengoptimalkan metode penggunaan media.
·         Tahap evaluasi , kegiatan yang dilakukan : menetapkan materi evaluasi , menetapkan prosedur evaluasi , menyusun instrumen evaluasi , mengaplikasikan instrumen evaluasi , dan mengolah hasil aplikasi instrumen.
·         Tahap analisis , kegiatan yang dilakukan : menetapkan norma atau standard evaluasi , melakukan analisis , dan menafsirkan hasil analisis.
·         Tahap tindak lanjut , kegiatan yang dilakukan : menyiapkan jenis dan arah tindak lanjut , mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak lain , dan melaksanakan rencana tindak lanjut.
·         Tahap pelaporan : menyusun laporan , menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan dokumentasi laporan.

B. perilaku merokok
DEFINISI PERILAKU MEROKOK
            Perilaku menurut Andi Mappiarei (2006 :30) yaitu suatu gerak kompleks yang dilakukan oleh individu terhadap situasi yang berbeda-beda. Salah seorang ahli lainnya Edwin G.Borring menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu kumpulan respons yang menjadi sangat kompleks yang selalu berkaitan dengan situasi , sebagaimana sebuah respons yang selalu terkait dengan stimulus.
            Perilaku merokok menurut Amstrong (1990) adalah menghisap tembakau ke dalam tubuh untuk selanjutnya dikeluarkan kembali oleh mulut. Levy (1984) mendefiniskan perilaku merokok sebagai perilaku membakar dan menghisap asap tembakau yang mana asap yang dihasilkan mempengaruhi orang-orang yang berada di sekitarnya.

TAHAPAN DALAM PERILAKU MEROKOK
            Sebelum menjadi seorang perokok seorang individu melewati beberapa tahapan yang akan mendorongnya menjadi seorang perokok. Levental dan Carley (Komalasari:3) mengidentifikasi tahapan-tahapan seseorang menjadi perokok adalah sebagai berikut :
a.       Tahap perpatory , pada tahap ini seseorang mendapat gambaran mengenai rokok sebagai sesuatu yang menyenangkan melalui penglihatan , pendengaran , dan pengaruh dari iklan sehingga seseorang tertarik untuk menjadi seorang perokok.
b.      Tahap initation , pada tahap ini merupakan tahap keputusan seseorang untuk tetap menjadi seorang perokok atau tidak.
c.       Tahap becoming a smoker , yaitu pada tahap ini apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka berpotensi menjadi seorang perokok aktif.
d.      Tahap maintenence of smooking , pada tahap ini rokok telah menjadi pengaturan diri seseorang dimana ia merokok bertujuan untuk mendapat kesenangan yang harus dipenuhi.
TIPE-TIPE PERILAKU MEROKOK
            Terdapat beberapa tipe perilaku merokok yang dibedakan atas beberapa aspek yaitu :
·         Berdasarkan tempat merokok
1.      Merokok di tempat umum
a)     Kelompok homogen , yaitu perokok yang merokok di tempat dimana semua rekan sesama perokok berkumpul di situ dan mereka menikmati aktivitas merokok secara bersama-sama
b)     Kelompok heterogen , yaitu perokok yang berada di tengah-tengah lingkungannya , yang dimana di dalam lingkungannya terdapat kelompok orang yang tidak merokok , anak-anak , wanita , dan lansia
2.      Merokok di tempat-tempat pribadi
a)     Kantor , kamar pribadi tipe perokok yang memilih tempat ini merupakan tipe perokok yang kurang dalam menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungannya.
b)     Toilet , tipe perokok yang suka merokok di tempat paling tertutup yaitu toilet merupakan tipe perokok yang suka berfantasi.
·         Berdasarkan manajemen terhadap afeksi merokok
1.      Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
a)     Pleasure relaxation , yaitu perilaku merokok yang ditujukan untuk menambah kenikmatan yang telah didapat seperti merokok setelah makan atau minum kopi.
b)     Stimulation to pick the up , yaitu perilaku merokok yang dilakukan bertujuan untuk menyenangkan perasaan.
c)      Pleasure of handling the cigarrete , yaitu kenikmatan yang didapat dari memegang rokok.
2.      Tipe merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif , yaitu perilaku seseorang yang merokok untuk mengatasi perasaan-perasaan negatif yang dialaminya seperti stress , depresi , sedih , marah , dan sebagainya.
3.      Tipe perokok adiktif , yaitu tipe perilaku merokok yang meningkatkan dosis merokoknya sebagai akibat pengaruh afeksi dari merokok.
4.      Tipe perokok berdasarkan perasaan , yaitu tipe perilaku merokok bukan lagi karena perasaan tetapi memang sudah menjadi kebiasaan bagi perokok tersebut.
·         Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari
1.      Perokok berat , yaitu orang yang menghisap rokok 15 batang dalam sehari.
2.      Perokok sedang , yaitu orang yang menghisap rokok antara 5-14 batang dalam sehari.
3.      Perokok ringan , yaitu orang yang menghisap rokok 1-4 batang dalam sehari.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA SISWA
            Banyak faktor yang mempengaruhi seorang siswa menjadi seorang perokok , beberapa faktor tersebut antara lain :
a.       Pengaruh orang tua , menurut Baer & Corade anak yang berasal dari keluarga yang memiliki kebahagiaan dan mendapat perhatian penuh dari orang tua memiliki kemungkinan minimal untuk terlibat dalam rokok dan penggunaan obat terlarang dibandingkan dengan anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang tidak bahagia  dan tidak mendapat perhatian dari orang tua. Selain itu perilaku orangtua yang merokok di depan anak semakin membuat anak terpengaruh untuk merokok.
b.      Pengaruh teman , berbagai fakta mengungkapkan bahwa siswa SMP dan SMA yang menjadi perokok sebagian besar terpengaruh oleh perilaku teman-temannya yang menjadi seorang perokok. Seorang siswa yang menjadi perokok berat pada umumnya dikarenakan karena memiliki teman-teman yang menjadi perokok berat. Hal yang sama juga berlaku untuk penyebab remaja yang tidak merokok.
c.       Faktor kepribadian , seseorang menjadi perokok dikarenakan keinginan untuk melepaskan diri dari rasa sakit atau kebosanan yang ada di dalam hidupnya. Salah satu sifat kepribadian yang mencolok pada seorang perokok adalah sifat konformitas sosial. Atkinson (1999) menyatakan bahwa seorang perokok memiliki konformitas sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
d.      Pengaruh iklan , iklan rokok yang ditampilkan di media cetak dan elektronik sering menggambarkan seorang perokok sebagai sosok laki-laki yang glamour dan rokok merupakan lambang kejantanan membuat sebagian siswa SMP dan SMA tertarik untuk menjadi seorang perokok.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (Sarafino:1994) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok seseorang yaitu :
a)     Faktor biologis , yaitu keberadaan zat nikotin di dalam rokok yang menyebabkan seseorang ketergantungan terhadap rokok. Kadar zat nikotin sangat tinggi ditemukan di dalam darah seorang perokok.
b)     Faktor psikologis , yaitu merokok dapat dijadikan sarana untuk mengakrabkan suasana , menghilangkan stress , menimbulkan persaudaraan , dan menimbulkan kesan berwibawa sehingga individu yang tidak merokok saat bergaul dengan seorang perokok akan tergoda untuk menjadi seorang perokok.
c)      Faktor lingkungan sosial , lingkungan sosial mempengaruhi seorang individu menjadi perokok karena disebabkan sikap , perhatian , stereotip , dan kedudukan seseorang perokok di dalam lingkungan sosialnya.
d)     Faktor demografis , yaitu faktor yang didasari pada jenis kelamin dan usia seseorang. Dewasa ini orang dewasa kebanyakan merokok untuk menunjukkan tanda kedewasaan.
e)     Faktor sosial-budaya , yaitu faktor sosial-kultural , kebiasaan budaya , kelas sosial , tingkat pendidikan , jenis pekerjaan dan gajinya mempengaruhi perilaku merokok seseorang (Smet :1994)
f)       Faktor sosial politik , yaitu faktor kesadaran umum untuk melindungi warga yang tidak merokok dengan melancarkan kampanye anti-rokok dan pemasangan iklan bahaya rokok untuk mengurangi perilaku merokok. Perilaku merokok saat ini merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi negara berkembang seperti Indonesia.

Perilaku merokok di kalangan remaja siswa SMP dan SMA saat ini telah sangat meresahkan berbagai pihak yang ada di Indonesia. Hasil riset yang membidangi masalah rokok di Indonesia (Republika , 1998) menyatakan bahwa anak Indonesia telah mengenal rokok sejak mereka berusia 9 tahun. Smet (1994) menyatakan bahwa usia pertama kali merokok berkisar antara usia 11-13 tahun dan mayoritas para perokok telah menjadi perokok aktif sebelum berusia 18 tahun , yang mana notabene usia ini merupakan usia di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Menurut WHO presentase perokok yang ada di dunia berkisar 30% dari total populasi dunia (Republika , 1998) beberapa penilitian yang dilakukan tentang perilaku merokok di Indonesia memberikan hasil yang cukup mencenangkan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :
Ø  Litbang :2004 , menunjukkan bahwa 64,8% pria di atas usia 13 tahun adalah perokok (Tandra , 2003).
Ø  GTYS :2000 , menunjukkan bahwa dari 2074 responden pelajar Indonesia usia 15-20 tahun , 43,9% (69% diantaranya pria) menyatakan bahwa mereka pernah merokok.
Ø  Yayasan Kanker Indonesia , menemukan 27,1% dari 1961 responden pelajar SMA/SMK  sudah mulai terbiasa merokok dimana pada saat kelas satu mereka telah merokok empat batang sehari dan pada saat di kelas 3 mereka telah merokok lebih dari 10 batang sehari (Sirait , dkk : 2001).

PERANAN GURU PEMBIMBING DALAM MENGATASI SISWA MEROKOK
            Dalam SK Mendikbud dan kepala BAKN no. 0433/P/1993 dan no.25 tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya pada pasal 1 ayat 4 menjelaskan : ‘’guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas , tanggung jawab , wewenang , hak dan kewajiban secara penuh terhadap kegiatan Bimbingan dan Konseling kepada siswa.
            Guru pembimbing memiliki tugas-tugas khusus untuk memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa terutama dalam membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan upaya mengembangkan dirinya serta memandirikan diri klien dalam mengatasi masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya. Prayitno dan Erman amti (1999 :97) terdapat empat bidang fungsi pelayanan BK , yaitu :
1.      Fungsi pemahaman : yaitu fungsi untuk memahami keadaan diri siswa , pemahaman tentang lingkungan siswa , dan pemahaman lingkungan yang lebih luas.
2.      Fungsi pencegahan : yaitu fungsi yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya siswa dari masalah yang timbul.
3.      Fungsi pengentasan : yaitu fungsi yang akan menghasilkan terentasnya atau terselesaikannya masalah siswa.
4.      Fungsi pemeliharaan : yaitu fungsi yang menghasilkan terpelihara dan mengembangkannya berbagai potensi positif siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan bertujuan.
Maka guru pembimbing bekerja sama dengan unsur sekolah lainnya untuk mewujudkan fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling. Dalam kaitan dengan masalah rokok pada siswa guru pembimbing hendaknya memahami , mencegah , dan mengentaskan masalah rokok yang dihadapi oleh siswa.
            Dalam menangani masalah rokok pada siswa guru Pembimbing dapat mempergunakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung untuk merancang program yang mengatasi sekaligus mencegah timbulnya masalah rokok pada siswa.


( landasan teori ini bersumber dari jurnal ilmiah online Universitas Negeri Padang ‘’Pustaka.Unp.ac.id’’ dengan judul ‘’ PERILAKU MEROKOK SISWA SERTA PERAN GURU PEMBIMBING ‘’ karya Dina Sukma : 2011)

VI. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
            Gambaran masyarakat sasaran secara umum adalah siswa yang berada pada jenjang pendidikan SMP dan SMA di kota Bengkulu. Masyarakat di Kota Bengkulu merupakan masyarakat yang memiliki keanekaragaman suku bangsa dan agama. Kota Bengkulu sendiri terletak di wilayah pesisir pantai barat sumatera sehingga memiliki kultur masyarakat yang berbicara dengan tegas dan keras. Di kota Bengkulu sendiri kehidupan sosial kemasyarakatan telah terpengaruh oleh perkembangan kehidupan modern yang berkembang indonesia. Kelompok masyarakat remaja yang ada di provinsi Bengkulu merupakan kelompok dominan karena di Bengkulu mayoritas masyarakatnya merupakan kelompok masyarakat yang berada pada kelompok usia muda. Kota Bengkulu sendiri memiliki jumlah pelajar yang cukup banyak dan unit sekolah tersebar di seluruh pelosok kota Bengkulu. Mengenai kebiasaan merokok yang ada pada masyarakat Bengkulu cukup marak dilakukan oleh kalangan masyarakat di provinsi Bengkulu. Usia perokok di Kota Bengkulu penyebarannya merata mulai dari kelompok usia muda hingga kelompok masyarakat yang berada di usia lanjut. Perkembangan kebiasaan merokok pada kalangan pelajar SMP dan SMA di kota Bengkulu cukup memprihatinkan. Pada saat jam sekolah berakhir seringkali dijumpai di pusat-pusat keramaian kota Bengkulu seperti komplek pertokoan jalan Soeprapto , pusat perbelanjaan mega mall dan BIM , dan kawasan wisata pantai panjang maka kita dapat menemukan kelompok pelajar baik SMP maupun SMA tengah asyiknya menikmati menghisap rokok dengan menggunakan seragam sekolah dan tanpa merasa bersalah bahkan bangga melakukan aktivitas merokok tersebut. Masyarakat kota Bengkulu sendiri pada dasarnya merupakan masyarakat yang religius dan dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari mereka biasanya akan mengontrol perilaku anaknya namun , dalam komunikasi mereka cukup keras sehingga seringkali saat orangtua menasehati anaknya sering terjadi pertengkaran antara orang tua dan anak sehingga nasehat orangtua sering tidak didengar oleh anak. Dalam kehidupan di sekolah sendiri karena kekurangan tenaga guru pembimbing terjadi di banyak sekolah di Kota Bengkulu sehingga siswa menjadi kurang tanggap dan kurang memiliki informasi yang akurat tentang rokok banyak siswa SMP dan SMA terjerumus menjadi perokok sehingga jumlah perokok dari kalangan pelajar SMP dan SMA di kota Bengkulu jumlahnya cukup banyak.

VII. Metode Pelaksanaan
            Dalam proposal ini , penyusun mengajukan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah :
1.      Menggunakan metode observasi , yaitu peneliti merencanakan akan melaksanakan kegiatan observasi yang akan dilakukan di beberapa sekolah yang ada di kota Bengkulu. Dalam melaksanakan kegiatan observasi yang akan dilakukan di sekolah peneliti akan memfokuskan pada pengamatan mengenai pelaksanaan layanan informasi untuk pencegahan bahaya rokok yang ada di sekolah. Dalam kegiatan observasi ini peneliti akan menyiapkan beberapa instrumen yang akan digunakan yaitu :
Ø  Daftar pertanyaan , yaitu peneliti akan menyiapkan beberapa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber yang berkompeten untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan layanan informasi untuk pencegahan perilaku merokok pada siswa di sekolah.
Ø  Daftar cek , yaitu peneliti akan menyiapkan beberapa daftar yang berisi standar-standar pelaksanaan layanan informasi mengenai pencegahan perilaku merokok pada siswa di sekolah. Dalam daftar cek ini peneliti akan menggunakan daftar skala tingkat sehingga kualitas layanan informasi untuk pencegahan perilaku merokok pada siswa. Dalam daftar cek ini juga peneliti akan mengkaji ketersediaan alat-alat penunjang layanan informasi untuk pencegahan perilaku merokok pada siswa yang mana ketersediaan alat-alat itu akan dicek kondisinya melalui daftar cek.
2.      Membagikan angket , peneliti dalam hal ini akan merencanakan pembagian angket kepada siswa untuk mengetahui bagaimana pengalaman siswa dalam menerima layanan informasi mengenai pencegahan perilaku merokok di sekolah. Melalui angket ini akan didapat gambaran bagaimana selama ini pelayanan informasi dari guru pembimbing mengenai pencegahan perilaku merokok pada siswa.
3.      Pengambilan dokumen , dalam kegiatan penelitian ini peneliti akan merencanakan akan meminta izin kepada pihak instansi tempat peneliti melakukan penelitian untuk mengambil beberapa data yang dianggap perlu oleh peneliti untuk mendukung penulisan gagasan ilmiah hasil dari kegiatan penelitian PKM-GT. Dokumen yang akan diambil berupa foto , satuan layanan , program kerja guru pembimbing , dan beberapa data administratif yang dapat mendukung hasil penelitian.
Pencapaian dari program penelitian ini apabila peneliti telah mencapai indikator-indikator keberhasilan jangka pendek penelitian sebagai berikut :
·         Peneliti telah mengetahui bagaimana kondisi pelaksanaan layanan informasi untuk mencegah perilaku merokok pada siswa yang dilaksanakan di sekolah.
·         Objek penelitian dapat mengungkapkan dan menceritakan kepada peneliti bagaimana pelaksanaan layanan informasi untuk mencegah perilaku merokok pada siswa.
·         Peneliti mampu mengidentifikasikan dimana letak kelemahan penyebab layanan informasi untuk pencegahan perilaku merokok pada siswa menjadi tidak efektif dan terkesan tidak memiliki arti pada diri siswa.
·         Peneliti telah bisa menginterpretasi hasil penelitian dan menghubungkannya dengan teori-teori penyampaian layanan informasi.
Indikator pencapaian hasil kegiatan penelitian PKM-GT jangka panjang :
·         Peneliti telah berhasil menyusun laporan ilmiah hasil kegiatan penelitian PKM-GT
·         Peneliti telah berhasil menyusun sebuah artikel ilmiah yang di dalamnya terdapat beberapa alternatif solusi kreatif yang dikemukakan untuk dapat digunakan oleh guru pembimbing dalam menyampaikan layanan innformasi mengenai bahaya rokok kepada siswa agar isi layanan yang disampaikan kepada siswa menjadi lebih efektif , mudah diterima , dan dapat diterapkan oleh siswa.

VIII. Jadwal Kegiatan Program
Adapun jadwal dari kegiatan penelitian ini adalah :
No
Bulan
Minggu
Kegiatan
1
Bulan 1
Minggu 1
Pencarian objek penelitian


Minggu 2
Melakukan kontak dan membangun komitmen dengan pihak yang terlibat
Minggu 3
Melakukan penelitian
Minggu 4
Melakukan penelitian (lanjutan)
2
Bulan 2
Minggu 1
Pengelolaan hasil penelitian


Minggu 2
Pengelolaan hasil penelitian
Minggu 3
Analisis hasil penelitian
Minggu 4
Penyusunan laporan
3
Bulan 3
Minggu 1
Penyusunan laporan


Minggu 2
Penulisan artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian
Minggu 3
Pemeriksaan artikel dan laporan penelitian oleh dosen pembimbing
Minggu 4
Publikasi hasil setelah hasil dievaluasi oleh dosen pembimbing.


IX. Rancangan Biaya
Adapun rancangan biaya dari penelitian ini adalah :
1.bahan habis pakai :
·         Kertas A4 3 rim                     : @rim=rp 30.000X3= Rp 90.000
·         Pena 2 kotak                          : 2 x Rp 20.000 = Rp 40.000,-
·         Tinta printer 1 kotak            : Rp 35.000,-
·         Biaya bahan penjilidan         : Rp 10.000,-
2. perjalanan
·         Bensin                                    : Rp 300.000,-
3. lain-lain
·         Biaya tak terduga                  : Rp 200.000,-
·         Makan                                     : Rp 400.000,-

Total biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : Rp 1.075.000,- ( SATU JUTA TUJUH PULUH LIMA RIBU RUPIAH ).



























DAFTAR PUSTAKA

Tohirin , Drs ,M.Pd. 2007. BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH (BERBASIS INTEGRASI). JAKARTA : PT. RAJA GRAFINDO PUSTAKA.

Hurlock , Elizabeth. 1980. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (SUATU PENDEKATAN SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN). JAKARTA : ERLANGGA

SUKMA , DINA. 2011. PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SERTA PERAN GURU PEMBIMBING. PADANG : JURNAL ILMIAH ONLINE UNIVERSITAS NEGERI PADANG ‘’ PUSTAKA.UNP.ac.id’’.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar