Kamis, 23 Mei 2013

contoh naskah konseling


Dialog :
1.      Teknik perilaku (Attending) , yaitu sikap seorang konselor dalam menyambut klien  :
Klien : ‘’Assalamualaikum , Permisi ‘’
Konselor: (ekspressi senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikumsalam , Ada yang bisa saya bantu Dik..?’’.
Klien : ‘’Ini kak , Saya mencari Kak Agung , Apa kakak tahu yang mana Kak Agung’’.
Konselor : (sambil tersenyum) ‘’Ohh , Ini saya Dik yang kamu cari.’’
Klien : ‘’Alhamdulillah , Kalau begitu syukurlah saya bisa menemukan Kakak.’’
Konselor : ‘’Kalau begitu , Mari silahkan duduk Dik...!’’. (sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan klien duduk).
Klien : ‘’Ohh...iya Kak , Terima kasih.’’
2.      Pertanyaan terbuka (Opened Question) , teknik memancing klien mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Konselor : (Duduk dan mendekatkan posisi duduk ke klien) ‘’Ada apa Dik mencari kakak , Ada sesuatu yang ingin Adik ceritakan ke saya...?’’ (pertanyaan terbuka)
Klien : ‘’Begini Kak , Saya ingin menceritakan masalah yang sedang saya alami. Saya ingin menceritakannya kepada Kakak.’’
Konselor : ‘’Boleh kakak tahu , Apakah permasalahan yang Adik alami...?’’. (pertanyaan terbuka)
Klien : “ Begini kak , 2 minggu yang lalu saya ketahuan membolos dari sekolah oleh orangtua saya. Kemudian saat di rumah saya dimarahi oleh orangtua saya , Mereka menanyakan mengapa saya membolos dari sekolah. Saya sangat takut kak , Akhirnya saya jujur kepada mereka bahwa saya memang membolos dan saya katakan bahwa penyebab saya membolos adalah karena guru saya cara yang mengajar sangat tidak enak sehingga saya membolos sekolah dan ketahuan. Saya takut kak.’’
3.      Dorongan Minimal/DORMIN , Teknik memberikan dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang dikemukakan klien.
Konselor : ‘’Oh ya... Terus’’. (dormin)
4.      Pertanyaan tertutup , yaitu pertanyaan pendek untuk mendapatkan informasi dari klien secara pasti.
Konselor : “ Sudah berapa kali Adik membolos dalam 1 minggu terakhir ini ?” (teknik pertanyaan tertutup)
Klien : “ Sudah dua kali Kak’’.
5.      Menjernihkan , Teknik konselor dalam menjernihkan ucapan dan perasaan klien yang kurang jelas dan meragukan.
Klien : “Saya benar-benar takut kak , Saya takut dimarahi sama orangtua...saya takut...saya sangat takut Kak ?’’. (mimik muka ketakutan)
Konselor : ‘’ Kakak kurang mengerti tentang perasaan takut Adik , Coba Adik jelaskan maksud dari ketakutan Adik itu ?’’. (Claryfying)
Klien : ‘’ Saya sangat takut kalau sedandainya nanti orangtua saya bakal memberhentikan saya sekolah kak , Memotong uang belanja saya , Dan saya sangat takut kak saya tidak akan diperbolehkan lagi bergaul dengan teman-teman saya.’’
Konselor : ‘’Sekarang apa coba Adik jelaskan apa yang Adik rasakan dari peristiwa yang Adik alami ?’’. (Claryfying)
6.      Empati , Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien
Klien : ‘’ Yang saya alami sekarang kak , Saya sangat takut saya merasa tidak memiliki arti , saya malu kak... dan saya sangat tertekan sehingga saya sangat takut dan saya ingin lari dari masalah yang saya alami ini kak”.
Konselor : ‘’Iya...iya (Dormin) , Kakak mengerti dan kakak sangat prihatin mendengarnya (dengan suara pelan dan menyentuh) dan kakak sangat merasakan apa yang Adik rasakan saat ini.” (Empati)
7.      Teknik Refleksi , adalah teknik memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan pikiran dan pengalaman klien
Konselor : “Tampaknya dari hasil pengamatan Kakak dalam eksplorasi masalah , Tampaknya semua hal yang Adik ungkapkan kepada Kakak merupakan gambaran dari perasaan ketakutan Adik yang sangat luar biasa  karena Adik sangat takut kehilangan perhatian dan rasa sayang dari orangtua Adik.” (Teknik Refleksi)
Klien : “Iya...Kak”.
8.      Tahap penstrukturan , Karena menggunakan model konseling gestalt fase kedua dalam teori ini adalah tahap penstrukturan kegiatan yang disepakati konselor dan klien.
Konselor: “ Baiklah sekarang Adik berada dalam proses konseling yang mana dalam proses ini kakak mengharapkan kejujuran Adik dalam bercerita. Dalam proses konseling ini kakak mengharapkan adanya Keterbukaan , Kejujuran , dan kakak akan menjaga semua kerahasiaan data yang adik sampaikan kecuali jika Adik mengizinkan kakak untuk memberitahukannya kepada orang lain. Adik sepakat dengan struktur ini ?’’ (Penstrukturan)
Klien : ‘’Sepakat kak’’.
9.      Memimpin (leading) , teknik mengarahkan pembicaraan ke dalam wawancara konseling. Wawancara konseling ini menggunakan pendekatan teori Gestalt.
Konselor : ‘’Baiklah sekarang kakak ingin bertanya kepada Adik , Bagaimana keadaan kelas tempat Adik bersekolah ?’’. (leading)
Klien : ‘’ Keadaan di kelas Adik tuh seperti keadaan kelas pada umumnya Kak tidak ada perbedaan tetapi guru-guru yang mengajar di kelas sering membuat saya tidak nyaman kak sehingga saya sering membolos dari sekolah.’’
10.  Proyeksi , dalam model konseling gestalt teknik ini bertujuan untuk memantulkan perasaan yang tidak ingin dilihatnya kepada orang lain.
Konselor : ‘’ Sekarang , Kakak meminta Adik untuk mengungkapkan perasaan Adik selama ini kepada guru yang membuat Adik tidak nyaman saat di kelas sehingga akhirnya membolos ? (proyeksi)
Klien : ‘’Saya bingung mengungkapkan perasaan saya kak...’’
Konselor : ‘’ Kalau begitu , Coba Adik anggap kakak ini sekarang sebagai guru yang membuat adik tidak nyaman di kelas...’’ (Proyeksi)
Klien : (menarik nafas) ‘’Ibu... ibu tahu tidak bahwa saya sangat tertekan belajar dengan ibu , Saya sangat muak dengan cara ibu mengajar yang hanya membentak saya , Menyuruh saya mencatat buku , Tidak memberikan saya kebebasan dalam berpendapat , Dan selalu ingin menang sendiri. Ibu tahu saya benar-benar muak melihat ibu sehingga saya selalu membolos dari jam pelajaran ibu di kelas biar ibu memperhatikan perasaan saya di kelas.
Konselor : ‘’Ok...ok’’ (dormin)
11.  Fokus , Teknik dalam membantu klien memusatkan pada pokok yang dibahas.
Konselor : ‘’ Sekarang , Kita telah mengetahui bagaimana perasaan Adik kepada guru yang membuat Adik sering membolos dari sekolah sedangkan fokus permasalahan kita sekarang adalah perilaku membols Adik. Mengenai tindakan membolos Adik , Apakah Adik merasa itu bagian dari tindakan pelarian Adik atas rasa ketidakpuasan Adik pada guru di kelas ?’’ (Teknik Fokus)
Klien : ‘’Iya... kak , Kalau mengingat guru itu saya benar-benar emosi dan terbawa suasana marah kak. Saya memang merasakan tindakan saya membolos ini merupakan salah satu upaya pelarian saya dari keadaan kelas yang tidak sesuai dengan harapan saya Kak.’’
Konselor : “Iya kakak maklumi Adik memang terbawa suasana. Adik merasa bahwa tindakan membolos ini memang sebagai pelarian dari suasana tidak menyenangkan di kelas. Adik sadar tidak Bagaimana akibat dari tindakan membolos ini baik pada diri Adik maupun orangtua Adik ? (Opened Question)
Klien : “Iya Kak , Saya benar-benar menyadarinya bahkan saya mengalaminya sendiri kak sampai saya benar-benar dimarahi sama orangtua dan juga tindakan saya yang membolos ini tidak membawa perubahan apapun terhadap kondisi di kelas saya malah membolos membuat hubungan saya dengan orangtua dan guru menjadi tegang Kak.’’
12. Konfrontasi , Teknik konselor yang membantu klien agar ia dapat ,melihat adanya perbedaan antara perkataan dan perbuatan yang telah dilakukannya.
Konselor : “Dari jawaban Adik tadi kakak mengetahui bahwa Adik sadar akibat yang timbul dari tindakan membolos , Tetapi Kenapa tindakan membolos tetap Adik ambil sebagai jalan pelarian Adik atas ketidaknyamanan Adik di kelas?’’ (teknik konfrontasi)
Klien : “Saya melakukan itu Kak agar saya dapat diperhatikan , Saya dapat didengar , dan Saya dapat menyampaikan kepada guru tersebut bahwa cara mengajarnya banyak tidak disukai oleh siswa. Kalau tidak melalui cara ini saya tidak tahu lagi harus menyampaikan dengan cara apa ?’’.
13.  Menangkap pesan (paraphrasing) , Teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien dengan teliti dengan mengamati pesan utama dari pernyataan klien.
Konselor : “ Dari jawaban Adik seperti itu , Kakak dapat mengidentifikasikan bahwa Adik mengalami kebingungan dalam menghadapi kondisi belajar yang tidak mengenakkan sehingga Adik memilih untuk membolos agar dapat diperhatikan. Kalau menurut Adik Bagaimana ? (Teknik Paraphrasing).
Klien : ‘’Benar Kak , Dan saya tahu tindakan membolos itu bukanlah tindakan yang tepat untuk diambil , Akan tetapi saya sudah benar-benar tidak merasa nyaman Kak diajar oleh guru tersebut sehingga cara saya untuk melepaskan diri dari kepenatan pikiran saya ini ya... cara membolos inilah Kak yang saya ambil.’’
14.  Mengambil inisiatif , Teknik ini dilakukan apabila pada saat klien kurang bersemangat untuk berbicara atau klien buntu dalam mengambil keputusan.
Konselor : “Adik tidak perlu menyesal terlalu dalam begitu , yang terjadi dimasa lalu biarlah menjadi kenangan dan pembelajaran yang terpenting adalah bagaimana Adik sekarang mampu menyadari kesalahan Adik dan mau berubah. Yang harus dilakukan sekarang adalah Adik harus menentukan tindakan-tindakan dan perilaku Adik dimasa yang akan datang sehingga kejadian membolos ini tidak terulang lagi.’’ (teknik mengambil inisiatif)
Klien : “Saya sangat berterima kasih sama Kakak atas nasehatnya tadi , Tetapi disini saya bingung Kak tindakan-tindakan apa yang harus saya ambil untuk mengatasi sikap membolos saya’’
15.  Saya bertanggung jawab , Teknik ini bertujuan untuk melatih klien mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan kepada orang lain.
Konselor : ‘’Sekarang , Adik harus sadar bahwa penyebab Adik itu membolos dari sekolah bukanlah dari faktor-faktor yang ada di luar diri Adik tetapi faktor-faktor itu datang dari dalam diri Adik sendiri. Sehingga adik harus menyadari dulu dan memunculkan rasa tanggung jawab dari diri Adik’’.
Klien : “Iya Kak...’’.
Konselor : “Sekarang kakak ingin Adik menyebutkan kalimat ‘Saya Bertanggung jawab....’ dengan kalimat akhir Adik yang menentukan sendiri Adik bertanggung jawab atas apa ?’’. (teknik saya bertanggung jawab)
Klien : (menarik nafas) “Saya bertanggung jawab atas perbuatan saya membolos dari sekolah dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.’’
16.  Teknik kursi kosong , Teknik ini dalam konseling gestalt dinamakan permainan dialog dan tujuan terapi ini adalah mengarahkan klien pada suatu posisi dimana ia berani mengambil resiko di posisi tersebut.
Konselor : ‘’Sekarang , Adik anggap lagi kakak ini sebagai guru yang membuat Adik sering membolos. Coba sekarang Adik ungkapkan perasaan Adik sekarang kepada guru tersebut saat ini’’. (Teknik kursi kosong)
Klien : “ Ibu , Saya mohon maaf atas kesalahan saya membolos di jam pelajaran Ibu saya sangat menyesal...menyesal sekali... tetapi saya meminta ibu tolong mengerti dan memahami saya sebagai siswa ibu bukan hanya saya yang selalu terus selalu mengerti dan memahami ibu.’’
17.  Teknik Interpretasi , interpretasi adalah teknik untuk mengulas pemikiran dan perasaan klien berdasarkan teori bukan pandangan konselor
Konselor : ‘’Ok , Sekarang dari segala proses konseling yang telah kita lakukan Kakak mendapatkan gambaran bahwa selama ini Adik mengalami masalah dikarenakan Adik melarikan diri dari permasalahan yang Adik hadapi di kelas yaitu tidak mampu menyesuaikan diri dengan guru yang mengajar di kelas Adik yang ternyata tidak sesuai dengan harapan Adik selama ini terhadap sosok guru yang mengajar di dalam kelas.’’ (teknik interpretasi)
Klien : ‘’Iya...Kak’’.
18.  Teknik Memberi nasihat , Teknik ini dilakukan untuk memberikan nasihat kepada klien jika klien meminta nasihat kepada konselor.
Konselor : “Sekarang Adik sudah mengungkapkan perasaan Adik saat ini kepada guru tersebut.’’
Klien : “ Iya kak , Tetapi apa yang harus saya lakukan sekarang kak untuk mengatasi perilaku membolos yang ada pada diri saya kak.” (Teknik meminta nasihat)
Konselor : “Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Adik pilih untuk mengatasi masalah membolos pada Adik. Adapun pengarahan saya antara lain :
a.       Adik coba untuk menjauhi lingkungan-lingkungan yang bisa memancing Adik untuk membolos. Adik bisa memilih lingkungan-lingkungan yang lebih baik dan bisa menerima Adik sehingga bisa mengurangi keinginan Adik untuk membolos.
b.      Adik coba untuk menyesuaikan diri Adik terhadap berbagai kondisi lingkungan yang ada dihadapan Adik. Adik harus siap sebab kita tidak selamanya mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita kadang kita mendapatkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan kita oleh karena itu dengan berlatih menghadapi berbagai kondisi lingkungan sejak kecil akan membantu Adik di saat dewasa nanti.
c.       Adik harus menumbuhkan semangat juang di dalam diri dan harus mampu mengintrospeksi diri Adik sendiri. Dengan mampu mengintrospeksi diri Adik sendiri membuat Adik tidak mudah melimpahkan kesalahan atas apa yang terjadi pada diri Adik dari luar tetapi Adik mampu mengkajinya dari dalam diri Adik sendiri sehingga Adik mampu memutuskan tindakan apa yang tepat untuk dilakukan , Tidak lagi bingung sehingga mengambil tindakan yang salah seperti yang Adik ambil sekarang yaitu membolos.
d.      Adik harus meningkatkan kemampuan komunikasi Adik , sebab dari penjelasan Adik atas permasalahan yang timbul menyiratkan Adik kurang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru sehingga Adik tidak mampu mengungkapkan perasaan dan keinginan Adik kepada guru tersebut sehingga guru tersebut tidak tahu bahwa Adik tidak suka dengan cara mengajarnya dan ia tetap dengan cara mengajar yang tidak Adik sukai sehingga Adik semakin tidak nyaman saat di kelas menyimak pelajarannya oleh karena itu kemampuan komunikasi Adik harus benar-benar ditingkatkan.
Konselor : “Saya rasa Adik cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa solusi yang kakak arahkan karena Adik memiliki kebebasan memilih solusi penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah Adik perhitungkan’’.
Klien : “ Iya Kak , Terima kasih atas nasehat dan arahan yang telah diberikan ke saya. Insya Allah saya akan menjalankan arahan dari Kakak dan akan mencobanya untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sekarang. Semoga beberapa arahan yang Kakak berikan akan membantu saya dalam mengatasi perilaku membolos saya kak.’’
19.  Menyimpulkan sementara , Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil dari proses konseling yang telah dijalankan.
Konselor : ‘’Iya saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara konseling kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar proses konseling kita ini semakin jelas. Hal-hal yang dapat saya simpulkan : pertama , Adik membolos dari sekolah karena cara mengajar guru di kelas yang tidak membuat adik nyaman. Kedua , Adik mengetahui bahwa tindakan membolos itu salah tetapi Adik tetap melakukannya karena tidak cara lain untuk menyampaikan keinginan Adik kepada guru. Ketiga , Adik menyadari bahwa penyebab perilaku membolos Adik tidak hanya datang dari luar tetapi dari dalam diri Adik yang terungkap melalui beberapa teknik konseling yang kakak lakukan sehingga kakak dapat memberikan beberapa arahan yang sesuai dengan permasalahan yang Adik hadapi’’. (Teknik menyimpulkan sementara)
Klien : “Iya Kak , Saya akan mengintrospeksi diri saya lagi dan akan mencoba memperbaiki perilaku saya dan saya akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah Kakak berikan untuk memperbaiki diri saya. Terima kasih Kakak sudah mau mendengarkan keluhan saya’’.
Konselor : “ Sama-sama , Kakak senang sekali mendengarnya. Semoga dengan keputusan yang telah Adik ambil akan bermanfaat dan membantu diri Adik untuk menjadi lebih baik. Apabila Adik mengalami masalah kakak selalu siap untuk membantu Adik dan kakak tunggu perkembangan berikutnya dari Adik. Terima kasih kembali untuk Adik’’.
Keputusan telah diambil oleh klien dalam menghadapi masalah pribadinya yaitu membolos dari sekolah dan klien telah mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus diambilnya guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Senin, 20 Mei 2013

layanan penempatan dan penyaluran


2.1. Pengertian Layanan Penempatan dan Penyaluran
            Layanan penempatan dan penyaluran adalah usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah/Madrasah dan sesudah tamat , memilih program studi lanjutan sebagai persiapan dalam memangku suatu jabatan.(Winkel , 1991)
             Layanan penempatan dan penyaluran menurut Mulyadi (2006) adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat , minat , dan kemampuan yang dimiliki oleh individu
            Layanan penempatan dan penyaluran berusaha mengurangi kondisi ketidaksesuaian (missmatch) pada diri individu sehingga individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal , sehingga individu dapat mendapatkan tempat yang cocok bagi dirinya untuk mengembangkan segala potensi diri yang ada pada diri individu.

2.2. Tujuan Layanan Penempatan dan Penyaluran
            Adapun tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran adalah sebagai berikut:
a.       Tujuan umum , menurut Prayitno(2004) tujuan umum dari layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat yang sesuai dengan individu untuk pengembangan potensi dirinya. Kesesuaian dengan tempat pengembangan diri yaitu berkaitan dengan lingkungan sekolah , organisasi , dan tempat bekerja.
b.      Tujuan khusus , menurut Prayitno (2004) tujuan khusus dari layanan penempatan dan penyaluran adalah membantu siswa mencapai kematangan dalam pengembangan penguasaan ilmu , teknologi , dan seni sesuai dengan program kurikulum dan rencana persipan karier melalui kelanjutan pendidikan ke pendidikan tinggi , serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas.

2.3. Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran
            Dalam layanan penempatan dan penyaluran terdapat empat fungsi utama , yaitu:
a.       Fungsi pemahaman , terpahaminya kondisi individu dan lingkungan yang ada dan dikehendaki serta mampu membuat individu memahami kondisi dirinya , potensi yang ada di lingkungannya , dan kondisi lingkungannya.
b.      Fungsi pencegahan , mencegah masalah individu jika lingkungan sesuai dengan keinginan pengembangannya selain itu fungsi pencegahan juga mencakup pencegahan terhadap semakin meluasnya masalah yang dialami oleh individu karena tidak mampu menyesuaikan diri di tempat yang telah dipilih.
c.       Fungsi pengentasan , menyelesaikan masalah yang dialami oleh individu karena ia tidak mendapat penempatan yang kondusif yang sesuai dengan diri individu tersebut ke penempatan yang kondusif yang sesuai dengan diri individu.
d.      Fungsi pengembangan dan pemeliharaan , fungsi ini bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu dan memeliharanya dari hal-hal yang menghambat dan merugikan perkembangannya.
e.       Fungsi advokasi , menghindari individu dari keteraniayaan diri dan hak-haknya

2.4. Komponen-komponen dalam layanan penempatan dan penyaluran
            Dalam layanan penempatan dan penyaluran terdapat dua komponen utama yaitu :
a.       Konselor/guru pembimbing , merupakan komponen yang berperan sebagai penyelenggara yang mengupayakan kondisi lingkungan yang lebih kondusif bagi pengembangan kehidupan individu.
b.      Subjek layanan dan masalahnya , yang menjadi subjek layanan penempatan dan penyaluran adalah siapa saja yang membutuhkan kondisi yang lebih sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan perkembangannya baik di lingkungan rumah , sekolah , maupun di lingkungan kerja.

2.5. Isi layanan penempatan dan penyaluran
            Dalam layanan penempatan dan penyaluran , terdapat isi yang harus ada dalam setiap pemberian layanan. Isi-isi yang harus ada dalam kegiatan layanan penempatan dan penyaluran yaitu :
a.       Mengamati potensi yang ada di dalam diri siswa , meliputi ;
·         Potensi intelegensi , bakat , minat , dan kecenderungan-kecenderungan pribadi
·         Kondisi psikofisik seperti hyperaktif , cepat lelah , dan alergi terhadap kondisi lingkungan tertentu
·         Kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial
·         Kemampuan panca indera
·         Kondisi fisik seperti jenis kelamin , ukuran badan , dan keadaan jasmani lainnya.
b.      Kondisi lingkungan sekitar individu , meliputi ;
·         Kondisi fisik rumah , kelengkapan , dan tata letak
·         Kondisi udara dan cahaya
·         Kondisi hubungan sosio emosional
·         Kondisi dinamis hubungan kerja dan cara bertingkah laku
·         Kondisi statis seperti aturan-aturan dan batasan dalam kehidupan

2.4. hal yang harus dipersiapkan konselor dalam layanan penempatan dan penyaluran
            Sebelum melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran , seorang guru pembimbing/konselor harus melakukan persiapan-persipan yang berguna untuk menunjang kefektifan layanan penempatan dan penyaluran. Hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru pembimbing/konselor yaitu :
a.       Melakukan kajian dan potensi yang dimiliki oleh siswa
b.      Mengkaji kondisi lingkungan dari kondisi lingkungan yang paling dekat dengan permasalahan yang dialami siswa
c.       Mengkaji kondisi siswa dengan dan potensi yang dimiliki dengan rencana penempatan yang akan dilaksanakan
d.      Mengkaji kondisi dari lingkungan lain yang diperkirakan dapat ditempati siswa

2.5. METODE LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN
            Adapun metode yang digunakan dalam layanan penempatan dan penyaluran adalah :
a.       Inventarisasi data pribadi siswa , sebagai langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan layanan dengan mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan diri pribadi siswa dari berbagai sumber
b.      Studi dokumentasi , yaitu melakukan kajian terhadap hasil penggunaan instrumentasi yang dilakukan kepada siswa seperti angket , inventori , dan wawancara juga data-data pribadi siswa yang telah dikumpulkan.
c.       Menentukan bentuk-bentuk penempatan yang akan dilakukan kepada siswa sebagai klien berdasarkan hasil studi dokumentasi data-data siswa
d.      Konselor dan siswa melakukan perencanaan berdasarkan asas kesukarelaan
e.       Strategi politik konselor yang melakukan kerja sama dengan pihak yang terkait dengan pengembangan siswa.

2.6. Wujud kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
            Adapun wujud dari layanan penempatan dan penyaluran kepada siswa , antara lain sebagai berikut :
a.       Penempatan posisi duduk siswa di dalam kelas
b.      Penempatan dan penyaluran siswa ke dalam kegiatan ekstrakulikuler
c.       Penempatan dan penyaluran siswa ke dalam kelompok  belajar
d.      Penempatan dan penyaluran siswa ke dalam organisasi siswa di lingkungan sekolah/Madrasah
e.       Pemindahan siswa ke dalam lembaga pendidikan yang lebih sesuai
f.        Penggantian mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kemampuannya
g.       Pemindahan asrama atau tempat kost siswa

2.7. Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran
            Adapun tahapan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang dijalankan oleh guru pembimbing/konselor yaitu sebagai berikut :
a.       Tahap perencanaan , meliputi :
·         Identifikasi kondisi-kondisi yang menunjukkan permasalahan siswa
·         Menetapkan siswa yang akan menjadi sasaran layanan
·         Menyiapkan prosedur , langkah-langkah , dan fasilitas yang akan digunakan dalam kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
·         Menyiapkan kelengkapan administrasi
b.      Tahap pelaksanaan , meliputi :
·         Melakukan analisis terhadap permasalahan yang dialami oleh siswa berdasarkan langkah-langkah prosedur yang telah ditetapkan
·         Melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran
c.       Tahap evaluasi , meliputi :
·         Menetapkan materi evaluasi
·         Menetapkan prosedur evaluasi
·         Menyusun instrumen evaluasi
·         Mengaplikasikan instrumen evaluasi
·         Melakukan analisis hasil instrumen evaluasi
d.      Tahap analisis , meliputi :
·         Menetapkan standard evaluasi
·         Melakukan analisis
·         Menafsirkan hasil analisis
e.       Tahap tindak lanjut , meliputi :
·         Mengidentifikasikan masalah yang perlu ditindak lanjuti
·         Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
·         Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak lain yang terkait
·         Melaksanakan rencana tindak lanjut
f.        Tahap pelaporan , meliputi :
·         Menyusun laporan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran
·         Menyampaikan hasil layanan penempatan dan penyaluran kepada pihak yang terkait
·         Mendokumentasikan hasil laporan layanan penempatan dan penyaluran