Jumat, 05 April 2013

kasus self


Kasus
 :                                           
            Andi merupakan salah seorang siswa kelas XI di sebuah SMA di kota Bengkulu yang berusia 17 tahun. Andi memiliki prestasi yang biasa-biasa saja di dalam kelasnya. Dalam perilaku sehari-hari andi menampilkan sikap yang biasa di tunjukkan oleh siswa saat di lingkungan sekolah , namun perilaku andi di luar sekolah cukup membuat cemas orangtuanya. Andi memiliki perilaku sebagai seorang pelajar yang brutal terhadap pelajar yang berasal dari sekolah lain. Kebrutalan andi ditunjukkan oleh sifatnya yang suka berkelahi dengan siswa sekolah lain dan kadang andi menjadi provokator bagi teman-teman satu sekolahnya untuk menyerang siswa dari sekolah lain sehingga sering menciptakan tawuran teman-teman satu sekolahnya dengan sekolah lain. Dalam perilaku dengan adik kelasnya Andi sendiri terkenal cukup iseng dengan adik kelasnya , ia sering mengganggu adik kelas perempuannya saat berada di luar sekolah seperti meneriaki , memegang-megang tubuh adik kelas perempuannya , dan kadang memeras adik kelas perempuannya sedangkan pada adik kelas laki-lakinya Andi sering mengancam mereka , memaksa mereka untuk berkelahi dengan siswa sekolah lain saat tawuran , memukul mereka apabila melawan , dan mengajarkan kepada mereka beberapa tindakan tercela seperti merokok , meminum-minuman keras , dan mengganggu perempuan. Perilaku andi tersebut benar-benar sangat meresahkan dan membahayakan diri orang lain maupun dirinya sendiri. Dalam lingkungan rumah andi sendiri memiliki sikap temperamental terhadap orangtuanya. Andi di rumah merupakan seorang anak tunggal dan kedua orangtuanya merupakan pebisnis yang sangat intens mengejar karier mereka. Orangtua andi jarang mengajarkan atau menunjukkan kepada anaknya bagaimana berperilaku yang baik , sehingga saat andi berada pada usia remaja ia kurang tahu bagaimana cara berperilaku yang baik dan menyaring perilaku yang ia terima dari lingkungan dan kelompok sosialnya sehingga kepribadiaannya sangat dipengaruhi oleh kelompok sosial nya yang rata-rata terdiri dari remaja yang sebaya dan brutal dan kelompoknya mengarah ke arah genk yang menentang peraturan dan norma sosial yang ada di masyarakat . Karena pengaruh faktor kurangnya perhatian orangtua dan kurangnya pengajaran inti yang diterima dari orangtua sehingga menghasilkan andi sebagai seorang individu yang keras dan bertindak sesuka hatinya sekaligus melakukan tindakan-tindakan yang tercela. Apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh Andi ini ?



Jawaban :
Menurut teori Behavioristik
            Teori behavioristik dicetuskan oleh Watson , Throndike , Bandura. Menurut teori ini proses perubahan tingkah laku terjadi karena adanya interaksi antara stimulus dan respons sehingga klien mempunyai pengalaman baru. Dalam penyelesaian kasus andi ini digunakan pendekatan Rational Emotive theraphy , yaitu pendekatan yang berorientasi pada pikiran individu dibanding dengan perasaannya. Pandangan dalam pendekatan ini permasalahan seseorang bukan karena lingkungan dan perasaannya tetapi timbul karena kesalahan dalam sistem keyakinan dan bagaimana cara ia memandang lingkungan yang ada disekitarnya. Pola pikir yang melanggar atau irasional timbul karena emosi yang terganggu. Dalam kasus ini pola pikir andi yang brutal dan suka berbuat kekerasan timbul karena ia merasa dirinya tidak diperhatikan oleh orangtuanya karena orangtuanya sibuk bekerja untuk kemajuan bisnisnya. Akibat dari keadaan ini Andi menjadi seorang individu yang penuh prasangka terhadap orang lain yang selalu buruk , emosinya yang selalu membias kepada orang lain yang terwujud dalam aksi tawuran yang diciptakannya , dan perasaan deperesi akan kesendiriannya yang dilampiaskannya dengan mengganggu adik-adik kelasnya. Gangguan emosional yang diderita oleh andi terlihat dari tindakannya yang memaksa teman-temannya untuk menyerang dan berkelahi dengan siswa dari sekolah lain. Tindakan andi ini merupakan perwujudan dari ide irasionalnya yang tumbuh karena kesepian dan kurangnya pengajaran yang ia terima dari orangtua sehingga timbul kesalahan pada dirinya dalam memandang lingkungan sekitarnya sebagai sesuatu yang harus dilawan dan ditaklukkan yang mana pemikiran ini timbul dari pengalaman yang ia dapat di dalam kelompok geng-nya. Andi sangat ingin didukung ide-ide irasionalnya berupa keinginan tawuran dan mengganggu adik kelasnya didukung sehingga ia terus melakukan tindakan-tindakan irasionalnya tersebut.
            Tindakan konseling dilakukan agar andi kembali menjadi individu yang sehat kembali. Sebab pengalaman-pengalaman yang ia dapat dari proses interaksi dengan konselor saat konseling akan membantu andi untuk merubah perilakunya. Langkah yang dilakukan untuk menkonseling andi menurut teori ini yaitu :
1.      Menunjukkan kepada andi bahwa pemikirannya untuk selalu berkelahi hingga tawuran dan menganggu adik kelasnya merupakan pemikiran andi yang tidak rasional dan konselor harus menunjukkan bahaya dari pikiran andi yang irasional itu mengakibatkan ia menjadi seorang yang banyak yang memiliki musuh dari sekolah lain sehingga ia selalu akan merasa tidak nyaman dan ia juga tidak akan dihormati oleh adik kelasnya hingga dibenci ,kondisi-kondisi ini justru semakin membuat andi tidak bahagia dan selalu berpikir irasional hingga tindakan-tindakan buruknya selalu terulang kembali.
2.      Konselor harus harus meyakinkan andi , bahwa pemikiran-pemikirannya selama ini untuk berkelahi dan mengganggu adik kelasnya dapat dirubah , caranya pemikiran-pemikiran positif andi harus digali , caranya konselor bisa memerintahkan andi untuk ikut membantu teman-temannya yang kesusuhan , membantu adik tingkatnya dalam menyesuaikan diri di sekolah , dan mengajak andi ke tempat-tempat seperti panti asuhan dan jompo untuk menunjukkan tindakan-tindakan positif apa yang bisa dilakukannya melalui pengalaman yang ia dapat dari tindakan membantu orang lain.
3.      Tindakan-tindakan positif yang telah ditunjukkan andi dapat didorong dan dieksplorasi kembali agar semakin berkembang dan diarahkan menjadi pola pikirnya yang semula sangat irasional yaitu selalu ingin berkelahi dan tawuran dikurangi dan ditonjolkan pola pikir rasionalnya untuk membantu dan peduli pada orang lain

Dalam menjalankan teknik ini , konselor harus menunjukkan sikap :
1.      Konselor harus membangun hubungan yang baik dengan andi saat proses awal konseling
2.      Konselor langsung membahas inti masalah kepada andi dengan cara yang tepat namun dapat diterima oleh andi.
3.      Konselor harus gigih melawan pikiran irasional andi dengan cara menciptakan situasi-situasi yang mampu memancing keluarnya pikiran-pikiran rasional andi seperti mengajak ke panti asuhan , menciptakan simulasi , dan memutarkan video.
4.      Konseli harus menunjukkan semangatnya dan menggunakan akal lebih besar dari perasaannya dalam menangani kasus andi.
5.      Konselor harus mampu menciptakan suasana humor agar klien merasa nyaman dan harus melatih klien yaitu andi agar ia merasa malu akibat tindakan-tindakan irasional yang telah ia lakukan melalui pemberian hukuman yang mendidik , shock theraphy , dan memutarkan video-video tentang perilaku buruk andi.












Teori perubahan tingkah laku Kognitif
            Menurut teori ini cara yang dapat dilakukan untuk membantu penyelesaian masalah andi , konselor tidak harus melihat bagaimana masa lalu andi namun yang paling mutlak dilakukan adalah berdiskusi dengan andi dan melakukan kegiatan yang dapat memberdayakan andi. Konseli yakni andi dapat menemukan hal-hal baru dari kegiatannya di dalam lingkungan.
            Konselor dapat mengajak andi berdiskusi untuk menggali keterangan darinya mengenai penyebab ia berperilaku buruk yaitu suka bertawuran dan mengganggu adik kelasnya. Dari hasil wawancara inilah konselor mengajak andi berfikir apa akibat dari perilakunya selama ini bagi dirinya sendiri dan orangtuanya. Selain itu guru pembimbing/konselor dapat berdiskusi dengan orangtua andi mengenai akibat kesibukan mereka yang terlalu berlebihan dan imbasnya terhadap perilaku yang ditunjukkan oleh andi yang cenderung mengarah ke tindakan yang tercela dan merugikan dirinya sendiri.
            Dalam melakukan proses konseling , andi dapat diberdayakan di dalam lingkup pergaulan kelasnya. Andi merasa kesepian karena di rumahnya ia merasa kurang diperhatikan oleh orangtua. Konselor dapat menyalurkan andi ke kegiatan yang memungkinkan andi dapat berinteraksi , seperti kegiatan bermusik , menjadi panitia suatu acara , melibatkan ia dalam pertandingan ke sekolah lain , dan mengikutkan ia ke dalam pelatihan yang melatih ketajaman pemikiran positif dari hati nuraninya.
            Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini maka dapat menimbulkan pikiran-pikiran positif pada andi , sebab dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif ia merasa dirinya berharga karena ia dibutuhkan dalam mensukseskan kegiatan-kegiatan yang melibatkannya , hal ini sesuai dengan tahap perkembangan yang telah dimasukinya yaitu konkret operasional (melakukan tindakan-tindakan nyata). Dan juga melalui kegiatan-kegiatan positif yang memberdayakan andi ia dapat menemukan hal-hal baru dalam dirinya , yaitu ia merasakan arti kerja sama yang ia alami dan nilai persahabatan dan kebersamaan yang didapat melalui kegiatan tersebut. Dengan memberdayakan andi dalam kegiatan-kegiatan tersebut maka dapat mempengaruhi pola pikirnya yang semula selalu ingin berkelahi dan mengganggu adik kelas menjadi berkurang dan pikiran positif mulai mendominasi dirinya agar berperilaku lebih baik.












Teori perubahan gestalt
            Teori perubahan gestalt adalah teori perubahan perilaku yang memandang individu sebagai individu yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Terapi gestalt menekankan bagaimana individu memperoleh kesadaran tentang dirinya.
            Dalam teori gestalt andi tergolong sebagai individu yang tidak sehat karena ia mengalami retroflection , yaitu perasaan ingin menjadi sesuatu namun diarahkan kepada orang lain dimana andi ingin merasa diperhatikan oleh orangtuanya yang terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya sehingga andi tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Andi melampiaskan keinginannya yang tidak diperoleh dengan cara sering melakukan perkelahian dan mengganggu adik kelasnya.
            Tujuan utama dari proses konseling yang dilakukan  adalah memunculkan kesadaran kepada andi bahwa tindakan yang dilakukan olehnya adalah tindakan yang salah dan berbahaya bagi dirinya maupun orang lain yang ada disekitarnya. Dan juga andi harus disadarkan untuk memiliki tindakan-tindakan yang mencerminkan dirinya sebagai seorang manusia yang sehat yang mampu mengendalikan dirinya sekaligus mengimbangkan dirinya. Dalam kegiatan konseling kasus andi , yang harus diperhatikan menurut teori gestalt yaitu :
1.      Kondisi andi saat ini , yaitu andi merupakan seorang siswa kelas XI yang di dalam sekolah kehidupannya biasa saja , namun diluar sekolah ia sangat gemar berkelahi dan mengganggu adik kelasnya. Kondisi andi ini terjadi karena rasa kesepian yang ia alami akibat dari kurangnya perhatian orangtua di rumah.
2.      Urusan yang belum selesai , yaitu berkaitan dengan pengajaran yang diberikan oleh orangtua andi yang tidak maksimal mengenai kehidupan kepada andi. Sehingga andi merasa tidak puas dan buntut dari ketidakpuasannya itu ia berlaih kepada kelompok sosial yang sifatnya negatif yaitu genk dan akibatnya ia memperoleh nilai-nilai sosial yang buruk dari kelompok tersebut karena kurangnya pengawasan dan tidak adanya filter yang ditanam oleh orangtua andi.
3.      Menghindari , yaitu tampak dari tindakan andi yang mengajak teman-teman satu sekolahnya memerangi sekolah lain dan menghindari kesepiannya dengan mengganggu adik kelas perempuannya.
Andi sendiri menurut teori gestalt , dirinya berada pada tahap meledak-ledak , yaitu ia menyalurkan emosinya yang negatif karena rasa kesepian melalui tindakan berkelahi yang selalu ia lakukan.
            Cara yang dapat ditempuh untuk menolong andi adalah :
1.      Mengajak andi melakukan kontak langsung dengan lingkungannya secara utuh dengan melibatkan seluruh panca inderanya. Dalam proses konseling konselor dapat mengajak andi ke suatu kegiatan positif yang mana salah contohnya adalah kegiatan bermusik , dimana dalam bermusik andi dapat melatih kemampuan mendengar instruksi dari teman-temannya , menggerakkan tenaga yang ada di dalam tubuhnya untuk memainkan instrumen-instrumen alat musik , bagaimana ia harus berlatih berbicara yang baik saat ia harus berbicara dengan teman-teman di kegiatan musiknya , bagaimana ia merasakan dirinya bergerak saat ia memainkan alat musik. Kontak dengan lingkungan melalui aktivitas-aktivitas yang ia lakukan akan menimbulkan integrasi kepada diri andi bahwa dengan melibatkan diri dalam kegiatan yang lebih positif dengan dan dirinya memiliki daya untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih positif di dalam bidang lain dan juga ia dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain setelah andi dinasehati , dibimbing , dan oleh konselor ia dilibatkan secara langsung dalam kegiatan yang membuatnya merasa lebih memiliki arti dan hidupnya tidak hanya berorientasi untuk mencari musuh dan menganggu orang lain.
2.      Dalam proses konseling , konselor harus mampu membuat andi mampu mengambil inti-inti masalah yang dialami oleh andi yaitu : (1) andi memiliki tabiat buruk yaitu suka berkelahi dan mengganggu orang lain (2) orangtua kurang perhatian (3) dalam pergaulan andi tidak memiliki filter untuk menyaring nilai-nilai negatif yang ia dapatkan (4) orangtua andi kurang memberikan pengajaran mengenai nilai yang baik dan buruk kepada andi (5) andi merasakan kesepian dan menganggap keluarga kurang menghargai dirinya. Dari pokok permasalahan tersebut dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa andi merasakan dirinya kurang begitu berharga sehingga ia melakukan tindakan-tindakan negatif seperti berkelahi , tawuran , dan mengganggu orang lain. Maka dalam setiap proses konseling konselor harus mampu membuat andi menangkap inti-inti pokok materi yang ia ajarkan dan dorongan-dorongan positif harus diberikan oleh konselor agar andi mampu menyadari bahwa dirinya begitu berharga dan tidak perlu melakukan tindakan-tindakan negatif seperti yang disebutkan diatas. Dengan mampu menangkap inti-inti materi konseling secara mandiri maka andi diharapkan akan mampu mengurangi tabiat buruknya dan menonjolkan sisi positif dari dirinya karena kesadaran akan perilaku buruknya datang dari dirinya sendiri dan memicu kesadarannya untuk berubah ke arah yang lebih baik.















Teori perubahan tingkah laku Konstruktivisme
            Teori perubahan tingkah laku konstruktivisme adalah teori perubahan yang mana dalam menghadapi masalah , manusia harus membangun skema (kerangka) mental yang lebih positif. Dalam menghadapi kasus yang dialami oleh andi , konselor harus mampu membangun kerangka pikir (skema) yang lebih positif kepada andi , sebab kerangka pikir yang telah tertanam di dalam diri andi adalah skema yang sifatnya negatif yang terbentuk dari pengalamannya yang kurang dapat perhatian di rumah dan pergaulannya yang banyak memberikan nilai-nilai negatif. konselor harus melakukan tahapan-tahapan berikut untuk dapat membantu andi , yaitu :
1.      Membangun skema yang positif pada diri andi , cara yang ditempuh dengan melibatkan andi dalam kegiatan-kegiatan yang lebih positif seperti belajar bersama , berorganisasi , menekuni hobinya , dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang membuat ia banyak berhubungan dengan orang-orang yang memiliki pikiran lebih positif, sebab perilaku andi terbentuk karena dirinya banyak berinteraksi dengan orang-orang yang memilki pikiran yang negatif. Dengan melibatkan diri andi dalam kegiatan yang positif akan membentuk kerangka berpikir baru bahwa dirinya lebih berarti , ia bisa dihargai , ia bisa mendapatkan penghormatan dan pengakuan dari tindakan-tindakan positif yang ia lakukan dan ia dapat menkatagorikan tindakan-tindakan yang selama ini ia lakukan termasuk baik atau buruk sehingga dengan terbentuk nya skema ini dapat mengurangi perilaku buruk andi. Namun , konselor harus tetap mendampingi andi dengan memberikan konseling-konseling dan konsep-konsep pikiran yang baik agar pembentukan skema yang berpikir positif pada diri andi dapat berjalan dengan maksimal.
2.      Proses asimilasi pada diri andi , yaitu konselor dapat membantu andi mulai menanamkan pikiran-pikiran yang positif dalam konsep diri andi yang semula merasa kurang dihargai dan ingin melakukan tindakan negatif untuk dapat dihargai dan melampiaskan kurangnya perhatian orangtua yang didapat olehnya. Penanaman pikiran positif dari skema yang telah terbentuk di dalam dirinya dapat dilakukan dalam tahap ini seperti pengalamannya ketika berkelompok , bagaimana ia dapat dihargai dan dihormati ketika ia terlibat dalam kegiatan yang lebih positf , dan hasil katagori tindakan-tindakan yang telah terbentuk dalam pembentukan skema baru dalam pikiran andi. Namun untuk melakukan perubahan belum pada tahap ini.
3.      Tahapan akomodasi , konselor semakin memantapkan skema yang positif yang telah tertanam dalam diri andi. Skema positif yang telah tertanam dengan kuat dalam diri andi dapat mengurangi atau menggeser pikiran-pikiran negatif yang selama ini selalu tertanam di dalam diri andi , karena andi sudah mampu menganggap pikiran-pikiran negatif sudah tidak sesuai dengan dirinya dan ia harus melakukan tindakan-tindakan positif karena pikiran-pikirannya yang telah tertanam dengan nilai-nilai positif.
4.      Tahapan equilibrium , yaitu andi telah mampu menyeimbangkan konsep yang ia dapat dengan konsep hasil akomodasi . dimana andi dibuat mampu membandingkan dampak yang timbul dari tindakan-tindakan negatif yang ia lakukan selama ini dengan hasil tindakan positif yang ia lakukan sehingga struktur skema andi yang semula negatif dapat diarahkan menjadi lebih positif dan seimbang sehingga andi mampu menjadikan pengalaman atas tindakan positif yang telah ia lakukan akan menjadi skema yang menetap yang akan tertanam di dalam diri andi sehingga andi menjadi lebih baik dan mampu mengubah perilakunya menjadi lebih baik.




































CONTOH KASUS PSIKOLOGIKONSELING


                                      NAMA         : RENO AGUNG LAKSONO
                                      NPM            : A1LO11O1O
                                      MATKUL      : PSIKOLOGI BK
                                      SEMESTER : III / A
                                      DOSEN       : MONA ARDHINA , S.Psi , M.Si

         




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar