Jumat, 05 April 2013

perbedaan usia madya vs lanjut


Bab 1 : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang
Dalam setiap kehidupan manusia , terdapat tahapan-tahapan yang akan dilewati oleh seorang manusia dalam rentang kehidupannya. Rentang kehidupan tersebut dimulai dari sejak terbentuknya embrio di dalam rahim ibu , kemudian menjadi janin , setelah 9 bulan dilahirkan , kemudian berada pada masa balita , beranjak pada masa kanak-kanak , menuju ke tahap remaja , setelah berada di masa remaja yang merupakan peralihan , lalu menuju usia dewasa , setelah itu berakhir pada usia lanjut yang merupakan tahap terakhir perkembangan manusia. Dalam tahap-tahap perkembangan tersebut terdapat ciri-ciri yang menjadi kekhasan setiap tahap perkembangan yang dilalui oleh manusia dalam kehidupannya. Setiap tahapan perkembangan yang dilalui oleh manusia memiliki setiap permasalahan , tantangan , gangguan , dan tugas-tugas yang harus ia penuhi sesuai dengan tahapan perkembangan yang dilaluinya agar ia dapat diterima oleh masyarakat yang ada di dalam kelompoknya.
            Salah satu tahapan yang dilalui oleh manusia dalam tahapan perkembangannya adalah masa dewasa madya. Dalam tahapan perkembangan manusia ini seorang individu sedang berada dalam puncak kehidupannya sebagai seorang manusia. Hal ini terjadi karena dalam tahap perkembangan ini individu mulai akan menikmati hasil dari kerja keras yang telah ia lakukan di tahapan perkembangan sebelumnya. Pada masa dewasa madya ini juga seorang individu juga akan memulai peranannya sebagai orang tua yang disegani dan kelompok masyarakat yang terpandang di dalam lingkungannya. Namun seorang individu juga mengalami berbagai masalah yang melanda pada tahap dewasa madya ini disebabkan belum siapnya mereka menerima siklus kehidupan mereka yang masuk ke dalam tahapan perkembangan usia madya sehingga banyak individu yang mengalami semacam ‘’ketidaksiapan’’ saat berada di usia madya sehingga beberapa diantara mereka menampilkan diri mereka tidak sesuai dengan tahapan usia yang telah mereka capai. ‘’ketidaksiapan’’ beberapa individu dalam memasuki usia madya juga disebabkan oleh pikiran mereka bahwa dalam usia madya ini merupakan puncak dari hidup mereka sekaligus juga awal dari kehilangan mereka atas segala yang miliki di masa dewasa saat mereka memasuki usia lanjut.
            Tahapan yang dilalui oleh manusia selanjutnya adalah usia lanjut dimana mereka memasuki tahap terakhir dalam kehidupan mereka. Dalam fase ini seorang individu manusia secara umum akan mengalami perubahan secara ekstrim mulai dari kondisi fisik mereka , kondisi psikologis mereka , dan juga peranan mereka baik di dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Individu-individu yang sebelumnya telah mempersiapkan diri menjelang memasuki tahapan usia ini tentunya tidak mengalami permasalahan dalam menghadapi perubahan yang terjadi , namun tidak dengan individu yang belum mempersiapkan diri mereka memasuki usia lanjut ini mereka tentunya tidak akan siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam hidup mereka di usia lanjut ini. Kesiapan seorang individu dalam memasuki usia lanjut dapat ia lakukan sebelum ia memasuki usia tersebut. Persiapan seorang individu juga akan lebih optimal dilakukan dengan mengetahui perbedaan usia lanjut dengan usia-usia lainnya yang telah ia lalui dalam tahapan perkembangan dirinya. Perbedaan yang paling dekat yang dapat diamati oleh individu dalam mempersiapkan dirinya memasuki usia lanjut adalah dengan memperhatikan perbedaan usia lanjut dengan usia dewasa mdya yang merupakan masa terdekat dengan usia lanjut. Dengan demikian seorang individu dapat memikirkan apa-apa saja yang dapat ia lakukan saat ia memasuki masa lanjut usia di usia madyanya. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh individu dalam usia lanjut didasari oleh perbedaan-perbedaan yang terjadi antara tahapan perkembangan usia madya dengan usia lanjut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat topik ‘’perbedaan ciri-ciri usia dewasa madya dengan usia lanjut’’ dalam penulisan makalah ini.

1.2. Rumusan masalah
Dalam menulis makalah ini , penulis mengajukan beberapa rumusan masalah yang akan diangkat yaitu :
1.      Apakah yang dimaksud dengan usia dewasa madya dan apa saja serba-serbi yang ada di dalam usia dewasa madya ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan usia dewasa lanjut dan apa saja serba-serbi yang ada di dalam usia dewasa lanjut ?
3.      Bagaimana perbedaan antara usia dewasa madya dengan usia dewasa lanjut berdasarkan serba-serbi yang ada dalam kedua usia ?

1.3. Metode penulisan
Dalam menulis makalah ini , penulis menggunakan metode penulisan objektif praktis yaitu metode penulisan yang tidak lepas dari buku-buku yang menjadi sumber referensi.


1.4. Kegunaan penulisan
Kegunaan dai penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui tentang usia dewasa madya beserta serba-serbi yang ada di dalam usia tersebut pada individu manusia.
2.      Mengetahui tentang usia dewasa lanjut beserta serba-serbi yang ada di dalam usia tersebut pada individu manusia.
3.      Mengetahui perbedaan antara usia dewasa madya dengan usia dewasa lanjut berdasarkan serba-serbi yang pada pada kedua usia tersebut.
4.      Memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Psikologi Perkembangan 2

















Bab 2 : Pembahasan
2.1. Masa dewasa Madya
a. Pengertian masa dewasa madya dan karakteristiknya.
            Masa dewasa madya menurut Elizabeth B. Hurlock adalah usia dewasa yang dimulai pada umur 40 tahun hingga usia 60 tahun. Hurlock sendiri kemudian membagi kembali usia madya menjadi dua , yaitu usia dewasa madya dini pada usia 40 tahun hingga 50 tahun dan usia madya lanjut dari usia 50 tahun hingga usia 60 tahun. Usia dewasa madya sendiri memiliki beberapa karakteristik utama yaitu sebagai berikut :
·         Periode yang sangat ditakuti , hal ini dikarenakan usia madya sangat berdekatan dengan usia lanjut dan tanda-tanda fisik menjelang lanjut usia juga telah dimulai pada usia madya ini.
·         Periode transisi pada individu , usia madya merupakan periode transisi pada diri individu dari segala sikap dan kebiasaan pada usia dewasa awal menuju ke usia dewasa lanjut.
·         Periode stress pada individu , usia madya sendiri merupakan usia stress dikarenakan individu menghadapi berbagai perubahan baik secara fisik maupun sosial. Stress pada usia madya ini antara lain : stress somatik (stress karena kondisi fisik) , stress budaya (stress karena kedudukan yang tinggi akan kemudaan) , stress ekonomi (stress karena biaya mendidik anak dan memberikan simbol status sosial) , stress psikologis (stress karena faktor pikiran )
·         Periode berbahaya , usia madya dikatakan berbahaya dikarenakan pada usia ini seorang mengalami bahaya fisik dari terlalu banyak bekerja , pikiran , dan rasa cemas terhadap kehidupannya.
·         Periode canggung pada individu , usia madya dikatakan usia canggung karena pada usia ini seorang individu akan berada di suatu titik dimana ia tidak dipandang sebagai ‘’orang muda’’ lagi oleh golongan muda dan belum dipandang sebagai ‘’orang tua’’ oleh golongan tua.
·         Periode berprestasi , usia madya dikatakan sebagai usia berprestasi karena pada usia ini individu akan mengejar kariernya untuk menjadi lebih sukses atau sebaliknya ia akan menjadi lebih gagal dalam karier.
·         Usia madya merupakan periode evaluasi bagi seorang individu karena pada usia ini individu akan mencapai puncak prestasinya sehingga ia akan menilai prestasi yang telah ia capai sebelumnya dan proses mencapai evaluasi tersebut.
·         Usia madya merupakan masa sepi , dikatakan masa sepi karena pada usia madya ini anak-anak yang dimiliki telah beranjak dewasa dan mulai meninggalkan orangtua untuk menuntut ilmu atau menikah dan membentuk keluarga mandiri.
·         Usia madya merupakan masa jenuh , dikatakan sebagai masa jenuh karena pada usia ini individu akan mengalami semacam kebosanan atas rutinitas yang ia kerjakan sehari-hari dalam hidup terutama yang berkaitan dengan pekerjaan.

b. Tugas perkembangan usia madya
            saat berada di usia madya , individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus ia penuhi , yaitu :
a)      Penyesuaian diri dengan perubahan fisik yang terjadi , yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisik yang melanda tubuh. Perubahan fisik pada saat usia dewasa madya sangat berkaitan dengan menjelang usia lanjut seperti : berat badan bertambah , rambut mulai berkurang dan beruban , perubahan pada kulit yang mulai mengerut , tubuh menjadi gemuk , perubahan otot yang mengendur , masalah persendian , gigi yang mulai rontok , dan perubahan mata yang mulai mengabur.
b)      Penyesuaian terhadap minat individu , yaitu tugas perkembangan yang harus menyesuaikan diri dengan minat yang mana minat pada usia dewasa madya disesuaikan dengan perubahan peran dan tanggung jawab individu. Perkembangan minat pada usia madya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : lebih menekan minat daripada mengembangkannya , pergeseran minat ke arah yang lebih sesuai , pergeseran minat lebih bersifat menyendiri , lebih memperdalam kebudayaan , ada penurunan pembedaan minat berdasarkan gender , kecenderungan membagi minat antara laki-laki dan perempuan , dan minat yang ditingkatkan adalah minat yang berkaitan dengan kepentingan pribadi.
c)      Penyesuaian sosial , yang mana tugas perkembangan individu saat di usia madya ia lebih aktif dalam kegiatan sosial dikarenakan telah mencapai kematangan ekonomi dan simbol status yang diinginkan oleh individu tersebut.
d)     Penyesuaian dengan kehidupan keluarga , yang mana pada usia madya ini individu akan menyesuaikan diri dengan tugas keluarga seperti pasangan yang mulai menua , berurusan dengan orangtua di rumah , dan menjadi pembimbing bagi anak remaja di rumah yang akan beranjak dewasa.

c. Penyesuaian pekerjaan pada usia madya
            penyesuaian diri individu usia dewasa madya sangat penting terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya. Penyesuaian pekerjaan sangat penting dilakukan karena bidang pekerjaan pada masa modern ini menggunakan banyak peralatan dan teknologi modern yang menyulitkan bagi pekerja pada usia madya. Akibatnya banyak individu usia dewasa madya banyak yang mengalami kesulitan dalam bekerja dan mereka banyak mundur dari pekerjaannya , namun saat mencari pekerjaan baru banyak yang sulit mendapatkan pekerjaan karena tingginya standard kualifikasi pekerja yang lebih mengacu pada individu usia dewasa dini. Pada individu usia dewasa madya yang bekerja , seringkali terjadi perubahan kondisi kerja yang mempengaruhi para pekerja usia madya. Perubahan kondisi tersebut antara lain :
·         Sikap sosial yang kurang menyenangkan , yaitu pada bidang pekerjaan para pekerja usia lanjut yang telah memiliki pengalaman selama bertahun-tahun dianggap belum memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan keterampilan baru sehingga sikap sosial terhadap pekerja usia madya menjadi kurang menyenangkan.
·         Strategi perekrutan karyawan , yaitu strategi perekrutan karyawan yang lebih mengutamakan karyawan yang berusia muda ketimbang karyawan usia madya sehingga membuat karyawan usia madya menjadi tersingkir.
·         Meningkatnya penggunaan otomisasi , yaitu penggunaan mesin yang otomatis menuntut kemampuan intelegensi yang tinggi sehingga membuat pekerja usia madya menjadi lebih sulit untuk maju ketimbang pekerja usia muda.
·         Kerja kelompok , yaitu bagi para pekerja usia madya pendidikan mereka di masa lalu lebih cenderung pada peningkatan kemampuan diri sedangkan bidang pekerjaan dimasa kini lebih cenderung menuntut kerja sama sosial yang banyak diperoleh oleh pendidikan modern yang dimiliki oleh para pekerja usia muda.
·         Peranan istri , yaitu peran istri menjadi salah satu penentu keberhasilan suami dalam bidang pekerjaan di luar.
·         Masa pensiun wajib , yaitu masa pensiun wajib yang mendekati usia madya membuat kesempatan mendapat jabatan menjadi kecil sedangkan untuk mendapat pekerjaan baru menjadi lebih sulit.
·         Kekuasaan bisnis besar , yaitu kekuasaan yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar membuat banyak perusahaan lain diambil sehingga berakibat banyak karyawan usia madya kehilangan pekerjaan.
·         Relokasi , yaitu pemindahan yang  harus diterima oleh karyawan usia madya karena mereka tidak bisa lagi memperoleh pekerjaan baru jika mereka mundur dari pekerjaan yang meminta mereka pindah.

Selain menghadapi berbagai perubahan kondisi kerja , juga terdapat kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pekerjaan. Kondisi-kondisi tersebut yaitu :
·         Kepuasan kerja , yaitu tergantung pada bagaimana individu memberi nilai kepuasan kerja terhadap dirinya masing-masing.
·         Kesempatan promosi , yang mana pekerja yang berada pada usia madya yang mendekati masa pensiun sudah mulai mendapat promosi jabatan dalam perusahaan karena akan pensiun.
·         Harapan pekerjaan , yaitu telah tercapainya harapan dan keinginan kerja yang telah direalisasikan hingga mencapai usia madya.
·         Meningkatnya penggunaan otomatisasi , sehingga mempengaruhi kinerja pekerja usia madya
·         Sikap pasangan , yaitu sikap yang ditunjukkan oleh pasangan terhadap hasil pekerjaan pada usia madya.
·         Sikap terhadap teman sekerja , yang mana dipengaruhi oleh perlakuan dari pimpinan maupun rekan satu kerja dikantor terhadap pekerja dewasa madya.
·         Relokasi , yaitu pemindahan yang membuat individu harus kembali mempelajari pengalaman baru ditempat yang baru

Kepuasan kerja pada individu usia madya dapat ditinjau dari beberapa aspek , yaitu :
·         Kepuasan yang diperoleh oleh dari prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya
·         Kesempatan aktualiasasi diri dalam pekerjaan
·         Hubungan yang menyenangkan dengan sesama pegawai
·         Kepuasaan yang diperoleh dari organisasi kerja
·         Kepuasaan terhadap ketentuan pimpinan
·         Merasa aman dengan pekerjaan
·         Tidak ada paksaan dalam bekerja , menerima tugas , berpindah tempat

d. Penyesuaian keluarga usia madya
            individu yang telah memasuki usia dewasa madya menghadapi penyesuaian terhadap kehidupan keluarga. Penyesuaian ini dilakukan karena pada saat usia madya terjadi perubahan besar dalam kehidupan keluarga seorang individu seperti mulai ditinggalkan oleh anak , pasangan yang mulai menua , dan berbagai perubahan lainnya. Dalam melakukan penyesuaian terhadap kehidupan keluarga individu usia dewasa madya sering kali menemukan beberapa hambatan , hambatan-hambatan tersebut antara lain :
·         Perubahan fisik , yaitu mulai hadirnya gejala menopouse dan dan klimekterik pada pria menyebabkan kesulitan dalam penyesuaian proses lain di dalam keluarga.
·         Hilangnya peran sebagai orangtua , orangtua usia madya harus menghadapi kondisi anak yang telah beranjak dewasa dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya sehingga peranan orangtua mulai berkurang.
·         Kurangnya persiapan , sebagian individu di usia madya kurang mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi perubahan fisik sehingga menimbulkan depresi pada sebagian individu usia madya.
·         Perasaan kegagalan , pada individu usia madya sering kali perasaan kegagalan melanda mereka dikarenakan perkawinan dan perkembangan anak-anak mereka tidak sesuai dengan harapan mereka.
·         Merasa tidak berguna lagi , individu usia madya sering merasa dirinya tidak berguna lagi disebabkan peran mereka pada anak yang mulai berkurang.
·         Kekecewaan terhadap perkawinan , hal ini dialami oleh individu usia madya karena banyak faktor yang terjadi dalam perkawinan mereka seperti : pasangan yang di-PHK , anak-anak banyak membuat masalah , dan tidak ada yang dibanggakan dalam keluarga mereka.
·         Merawat anggota keluarga usia lanjut  , yaitu keluarga usia dewasa madya harus merawat anggota keluarga yang berusia lanjut yang memiliki penanganan berbeda dengan anak-anak mereka saat kecil.

Penyesuaian keluarga dalam usia madya juga dilakukan karena pada saat itu anak-anak mereka telah membawa pasangan mereka kepada orangtua , oleh karena itu orangtua yang notabene merupakan individu usia madya harus menyesuaikan diri dengan pasangan anak-anak mereka. Namun , sering kali dijumpai orangtua mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pasangan anak-anak mereka , hal ini disebabkan oleh :
·         Singkatnya masa perkenalan dengan pasangan anak.
·         Kedua pasangan memiliki latar belakang yang berbeda
·         Orangtua sering tidak cocok dengan pilihan anak-anak mereka.
·         Orangtua ingin hubungan dengan menantunya seperti anak kandung
·         Pasangan yang baru menikah tinggal bersama orangtua.
·         Pasangan usia madya banyak terlalu banyak memberi nasehat
·         Perbedaan latar belakang sosial budaya
·         Menikah sebagai pelarian
·         Celaan dari pasangan anak karena tidak mau hidup bersama
·         Celaan karena kawin terpaksa
·         Dan ketergantungan psikologis anak pada orang tua

Penyesuaian-penyesuaian diri yang dilakukan oleh Individu usia madya kepada keluarga antara lain :
·         Penyesuaian terhadap perubahan peran , yaitu peran orangtua yang tidak lagi mendikte dan mengawasi anak dan berganti menjadi peran orang tua untuk mengisi waktu kosong yang dimiliki anak.
·         Penyesuaian diri dengan pasangan , yaitu peran sebagai orangtua telah berakhir dan pola hubungan suami istri kembali ke periode awal menikah dahulu.
·         Penyesuaian seksual , penyesuaian seksual dilakukan pada pria usia madya karena pada umumnya wanita usia madya memiliki perubahan dalam hal hubungan seks dengan pasangannya.
·         Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan , penyesuaian ini dilakukan terhadap anak-anak mereka yang telah tumbuh dewasa agar saling mengetahui dan memahami karakteristik keluarga ayah dan ibu mereka.
·         Penyesuaian diri dengan masa kakek nenek , penyesuaian ini dilakukan karena usia madya merupakan usia menjelang individu mencapai tahapan kakek dan nenek.
·         Penyesuaian diri dengan hilangnya pasangan , individu usia madya perlu menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan baik karena perceraian maupun kematian. Hal ini sangat sulit untuk dilakukan terutama oleh pihak wanita usia madya.
·         Penyesuaian diri dengan ambang masa pensiun , masa usia madya merupakan ambang masa pensiun bagi individu yang bekerja dan mereka harus menyesuaikan diri saat tidak lagi bekerja dan menyesuaikan diri dengan anak dan istri karena tidak bisa lagi mencari nafkah.

2.2. Usia Dewasa Lanjut beserta serba-serbinya
a. Pengertian usia dewasa lanjut dan karakteristiknya
            usia dewasa lanjut merupakan tahapan terakhir dari perkembangan manusia dan merupakan masa peralihan waktu dari semula energik dan penuh dengan kegiatan menjadi waktu santai dan penuh manfaat. Usia lanjut sendiri memiliki beberapa karakteristik utama yaitu :
·         Merupakan periode kemunduran , periode usia lanjut merupakan kemunduran dalam tahapan kehidupan manusia dikarenakan kondisi tubuh yang mulai menua dan beberapa bagian tubuh telah berkerut.
·         Perbedaan individual efek menua , periode usia lanjut memiliki perbedaan antar individu disebabkan adanya perbedaan fisik dan psikologis setiap individu.
·         Usia tua merupakan kelompok minoritas , hal ini dikarenakan pada saat usia lanjut kelompok ini sedikit mendapat peran dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
·         Sikap sosial terhadap usia lanjut , sikap sosial pada kelompok usia lanjut pada sebagian kebudayaan merupakan usia yang tidak produktif lagi dan sedikit mendapat peran sehingga mereka dianggap tidak perlu dalam kegiatan masyarakat.
·         Membutuhkan penyesuaian perubahan peran , pada usia tua seorang individu harus menyesuaikan peran yang dijalankannya yang mana harus dikurangi dan tidak sama dengan saat mereka berada di usia muda.
·         Keinginan menjadi muda kembali semakin kuat , salah satu karakteristik usia lanjut adalah keinginan dari individu usia lanjut kembali muda dan memperoleh peran yang banyak kembali seperti saat muda.


b. kondisi umum individu usia lanjut
·         Perubahan penampilan usia lanjut ; daerah kepala (hidung menjulur lemas , bentuk mulut berubah , penglihatan kabur , dagu berlipat 2 atau 3 , pipi berkerut , kulit berkerut , dan rambut beruban) , daerah tubuh (bahu membungkuk , perut membesar dan buncit , pinggul mengendur , garis pinggul melebar , dan payudara kendur.) , daerah persendian (pangkal tangan kendor , kaki mengendor , tangan menjadi kurus kering , kaki membesar , dan kukuh memutih dan rapuh).
·         Perubahan umum fungsi usia lanjut : Penglihatan , yaitu tidak dapat melihat secara jelas dan mulai kabur , Pendengaran , yaitu mulai kehilangan kemampuan dalam mendengar nada tinggi , Perasa , terhentinya pertumbuhan saraf perasa pada lidah dan pipi , Penciuman , daya penciuman menjadi kurang tajam , Perabaan , indera peraba di kulit menjadi kurang peka , Sensitivitas rasa sakit , menurunnya ketahanan tubuh pada rasa sakit.
·         Perubahan umum fungsi motorik : Kekuatan , otot-otot penyangga tubuh melemah sehingga rasa kelelahan lebih lama dari orang muda , Kecepatan , dalam bergerak menjadi kurang cepat dan tanggap , Belajar keterampilan baru , lebih lambat dalam mempelajari keterampilan baru dari orang muda , Kekakuan , orang usia lanjut menjadi canggung dan lambat dalam bergerak

c. Tugas perkembangan usia lanjut
            pada saat individu berada pada usia lanjut , mereka tetap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus tetap dipenuhinya. Tugas-tugas perkembangan individu usia lanjut adalah :
·         Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik tubuh yang mulai menurun , dikarenakan usia lanjut merupakan periode kemunduran bagi seorang individu.
·         Menyesuaikan diri dengan menurunnya pendapatan (income) dan berhentinya individu dalam bekerja.
·         Menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan yang terjadi karena meninggal dunia
·         Membentuk hubungan pertemanan dengan kelompok usia yang sama usia tuanya
·         Membentuk pengaturan fisik yang memuaskan disebabkan karena penurunan kondisi tubuh
·         Menyesuaikan diri dengan peran sosial yang berkurang secara luwes pada usia lanut.

d. penyesuaian pekerjaan usia lanjut
            pada individu yang berada pada usia lanjut , juga terdapat beberapa penyesuaian yang dilakukan terhadap bidang pekerjaan yang digelutinya. Penyesuaian kerja pada individu usia lanjut dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu :
·         Kesempatan kerja bagi individu usia lanjut , individu yang telah berusia lanjut sering mengalami kehilangan pekerjaan mereka bukan karena mereka mengalami PHK namun mereka kehilangan pekerjaan dikarenakan sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka.
·         Penilaian kerja usia lanjut , pada individu yang telah berusia lanjut sering kali penilaian yang dilakukan adalah terhadap hasil kerja yang telah mereka lakukan dikarenakan pada individu usia lanjut mereka telah memiliki banyak pengalaman kerja sehingga mereka lebih berhati-hati dalam bekerja dibanding pekerja usia muda.

e. penyesuaian diri terhadap usia pensiun.
            Para pekerja yang bekerja pada instansi atau perusahaan swasta saat mereka telah mencapai usia lanjut , mereka dihadapkan pada usia pensiun dimana mereka harus berhenti bekerja dan tidak lagi mendapatkan pendapatan keuangan mereka. Dalam menyikapi datangnya masa pensiun ini setiap individu memiliki perbedaan dalam menyikapinya. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi sikap individu terhadap masa pensiun adalah :
·         Dasar dari pensiunnya seorang pekerja , apakah ia pensiun dikarenakan kesadaran sendiri atau pensiun karena paksaan.
·         Kesehatan yang menurun saat pensiun memudahkan bagi individu dalam melaksanakan penyesuaian diri dibandingkan individu yang sehat.
·         Cara pekerja berhenti dari pekerjaannya baik secara bertahap atau secara langsung
·         Sikap anggota keluarga yang ditunjukkan kepada anggota keluarga yang pensiun
·         Tempat tinggal seseorang juga mempengaruhi penyesuaiannya terhadap usia lanjut
·         Tingkat kesukaan pekerja tersebut terhadap pekerjaannya sebelum pensiun
·         Status ekonomi untuk menikmati hidup disaat pensiun

f. penyesuaian-penyesuian keluarga dalam usia lanjut
            Usia lanjut membutuhkan penyesuaian yang cukup baik terhadap keluarga. Hal ini disebabkan karena kehidupan manusia yang telah mantap pada masa usia sebelumnya. Penyesuaian keluarga yang paling menonjol saat usia lanjut adalah :
·         Hubungan orang usia lanjut dengan pasangan mereka , hal ini dikarenakan setelah menginjak masa pensiun banyak pria yang kemudian menghabiskan sebagian besar waktu yang mereka miliki di rumah. Jika pria tersebut memiliki hubungan yang baik dengan istrinya maka hal ini akan menjadi sangat menyenangkan baginya , namun jika sebaliknya maka hal ini akan membuatnya merasa tertekan saat berada di rumah.
·         Penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan , yaitu pada individu usia lanjut mereka harus belajar menyesuaikan diri dengan hilangnya pasangan mereka baik karena kematian atau perceraian , namun pada umumnya kehilangan pasangan pada usia lanjut dikarenakan adanya kematian pasangan mereka dan pada umumnya mereka yang bercerai pada usia lanjut mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian.
·         Perkawinan pada usia lanjut , perkawinan pada usia lanjut merupakan hal yang dapat ditolelir saat ini dan tidak lagi dianggap tabu oleh masyarakat modern.
·         Penyesuaian diri terhadap kesendirian usia lanjut , orang usia lanjut juga harus belajar dalam menyesuaikan diri terhadap pola hidup kesendirian yang ada pada usia lanjut.
·         Mobilitas geografis bagi orang usia lanjut , orang-orang usia lanjut sering berpindah rumah dan lingkungan kerja untuk mensiasati kondisi mereka baik dalam bidang keuangan maupun dalam bidang sosial.
















2.3. Perbedaan antara usia dewasa madya dengan dewasa lanjut
DEWASA MADYA
DEWASA LANJUT
Dari segi pengertian usia madya merupakan tahapan peralihan seorang individu dari masa dewasa dini dengan kekuatan fisik yang sangat kuat dan kondisi tubuh yang relatif kuat menuju ke usia lanjut dimana usia madya menjadi tempat bagi individu melakukan penyesuaian-penyesuaian menjelang ia memasuki usia lanjut dimana tanda-tanda usia lanjut mulai terlihat pada usia madya baik itu tanda-tanda fisik maupun tanda-tanda sosial sehingga apabila individu mampu memanfaatkan usia ini dengan baik maka akan memudahkan bagi individu tersebut saat ia berada pada usia lanjut dalam menghadapi perubahan kehidupannya.

Dari segi pengertian , usia lanjut lebih menekankan bahwa usia ini merupakan tahapan terakhir dari perkembangan individu dan ia telah mencapai tahapan akhir perkembangan. Penyesuaian pada usia lanjut berkisar pada penerimaan diri atas kondisi fisik yang mulai menua dan peranan sosial yang telah mulai menurun.
Karakteristik usia dewasa madya berkisar pada upaya penyesuaian diri dengan masa peralihan , hal ini dikarenakan masa dewasa madya merupakan peralihan antara dewasa dini menuju ke dewasa lanjut yang mana masa peralihan ini memiliki banyak keraguan , kebimbangan , dan banyak masalah yang dialami oleh individu dalam bersikap dan berperilaku di usia madya. Masa madya ini juga merupakan saat bagi individu untuk mengevaluasi kinerja dan cita-cita yang telah ia kerjakan dan capaian hasilnya , sehingga ia dapat menilai usaha dirinya.
Karakteristik usia dewasa lanjut berkisar pada kehidupan masa dewasa lanjut yang mana peranan yang dimiliki telah berkurang dan juga anggapan-anggapan negatif yang ada di dalam masyarakat terhadap kelompok usia lanjut. Karakteristik khas dari usia lanjut adalah penyesuaian total terhadap kehidupan baik sosial maupun karier dikarenakan kondisi fisik yang mulai berubah dan juga peranan sosial yang dibatasi. Orang-orang yang berada di usia dewasa lanjut juga memiliki kesenangan untuk berkumpul dengan sesama mereka dan saling berbagi cerita

Tugas perkembangan pada masa dewasa madya adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kondisi fisiknya yang mulai mengalami perubahan dari semula proposional menjadi bertambah lebar dan otot-otot menjadi lembek. Penyesuaian lain adalah penyesuaian dalam bidang sosial karena dalam masa dewasa madya individu telah mencapai apa yang diinginkannya dan ia aktif dalam kegiatan bermasyarakat setelah sebelumnya berusaha untuk mencapai status sosial yang diinginkannya melalui kerja keras. Pada masa dewasa madya ini individu juga harus menyesuaikan diri dengan pasangannya yang mulai mengalami perubahan fisik dari yang semula proposional menjadi lebih gemuk dan berlemak sehingga harus ada penyesuaian dari pihak suami dalam menghadapi kondisi ini.
Tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut adalah melakukan penyesuaian terhadap hilangnya pendapatan yang dimiliki sebelumnya melalui pekerjaan dikarenakan telah memasuki masa pensiun sehingga otomatis individu usia lanjut harus mampu menyesuaikan diri dengan keuangan yang terbatas karena hanya menerima uang pensiun setiap bulan. Penyesuaian dewasa lanjut juga dilakukan terhadap mulai berkurangnya peran sosial yang dimiliki di tengah masyarakat karena usia mereka yang telah menua dan kemampuan yang dimiliki telah menurun serta tenaga yang tidak cukup lagi untuk mengerjakan tugas-tugas masyarakat sehingga peran individu dewasa lanjut dalam masyarakat menjadi berkurang. Tugas perkembangan lainnya adalah kemampuan individu dewasa lanjut dalam mengatur pola hidupnya menyesuaikan dengan tenaga yang mulai melemah

Ciri-ciri fisik individu usia madya adalah mengalami perubahan fisik yang mengalami perubahan dari semula proposional berubah menjadi lebih gemuk dan bertambah berat sehingga bentuk badannya berubah menjadi bulat dan tidak lagi terlihat indah. Ciri fisik lainnya antara lain sebagian rambut mulai memutih , otot-otot yang terlihat lebih lemah dan lumer , rambut yang mulai beruban satu per satu , dan juga gigi-gigi yang mulai menguning terlihat.
Ciri-ciri fisik individu usia lanjut adalah mengalami perubahan fisik dari kondisi tubuh yang semula kuat menjadi sangat lemah karena termakan oleh usia. Dan juga individu mengalami perubahan kekencangan kulit saat berada di usia dewasa lanjut berubah menjadi lebih berkerut dan tidak lagi kencang , rambut telah seluruhnya berubah menjadi uban berwarna putih , mata mulai kabur , dan juga gigi mulai rontok dan terlihat ompong.
Dalam perkembangan karier , individu yang berada pada usia dewasa madya mengalami puncak karier yang diinginkannya. Individu yang bekerja pada saat usia madya telah dapat mencapai kedudukan atau cita-cita yang diinginkan selama ia bekerja. Pada masa dewasa madya individu juga melakukan evaluasi terhadap kinerjanya selama berada di tempat kerja yang digelutinya. Pada usia dewasa madya ini juga individu mulai mempersiakan diri dalam menghadapi masa pensiun yang akan segera datang kepadanya. Namun , pada saat dewasa madya individu susah dalam memperoleh promosi jabatan dan berpindah pekerjaan karena jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia untuk mereka jumlahnya telah terbatas dan diperuntukkan untuk individu dewasa dini.
Dalam perkembangan karier , individu yang telah berada pada usia lanjut harus menyesuaikan diri untuk melepaskan karier yang telah diperolehnya dikarenakan telah memasuki masa pensiun. Dalam memasuki masa pensiun ini individu harus menyesuaikan diri dalam kehidupan keuangan keluarga karena pendapatan yang dimiliki telah terbatas. Dalam hal untuk membangun karier kembali individu yang berada pada usia lanjut mengalami kesulitan dikarenakan lapangan kerja yang telah tersedia sangat sedikit dan para penyedia lapangan kerja juga berpikir untuk mengambil mereka sebagai karyawan dikarenakan kerja mereka dianggap lamban dan tidak maksimal. Untuk mendapatkan kembali pekerjaan individu usia dewasa lanjut sering membuka usaha sendiri untuk melakukan pekerjaan dan memperoleh tambahan pendapatan bagi mereka.

Dalam kehidupan keluarga individu usia madya melakukan penyesuaian terhadap perananannya kepada anak yang tidak lagi menjadi penentu bagi kehidupan mereka namun peran orangtua usia madya harus mengarahkan anak-anak mereka dalam menghadapi kehidupan sosial dan membangun kedekatan anak-anak remaja mereka terhadap keluarga mereka sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dalam perkembangan kehidupan keluarga individu usia dewasa madya juga melakukan penyesuaian terhadap pasangan-pasangan anak mereka yang dibawa ke dalam keluarga mereka. Orangtua usia madya juga harus mempersiapkan diri dalam merawat orangtua usia lanjut yang menjadi tanggung jawab mereka.
Dalam kehidupan berkeluarga individu usia lanjut melakukan penyesuian mereka dalam kehidupan keluarga sebagai orang yang dituakan di dalam keluarga dan peranannya sebagai pemberi nasehat atas masalah rumah tangga yang dialami oleh anak-anak mereka , selain itu dalam peranan mereka sebagai orangtua di rumah individu usia dewasa lanjut adalah sebagai pengganti orangtua cucu-cucu mereka dalam merawat dan mengasuh cucu mereka saat kedua orangtua mereka bekerja , penyesuaian lain yang dilakukan oleh individu usia lanjut juga dilakukan terhadap perubahan kondisi pasangan yang akan menghabiskan sebagian besar waktu bersama mereka. Dalam hal ini penyesuaian juga dilakukan terhadap kehilangan pasangan yang terjadi karena kematian yang terjadi pada sebagian besar individu usia dewasa lanjut.

























Bab 3 : Penutup
3.1.Kesimpulan
1.      Masa dewasa madya merupakan masa peralihan antara dewasa dini menuju dewasa lanjut yang di dalamnya terdapat penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kondisi tubuh , karier , keluarga , dan juga memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai.
2.      Masa dewasa lanjut merupakan fase terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang didalamnya sebagian besar telah terjadi kemunduran dalam kondisi fisik individu , peranan sosial individu , dan kesempatan karier yang dimiliki oleh individu.
3.      Perbedaan antara masa dewasa madya dan masa dewasa lanjut adalah penyesuaian diri antara keduanya bersifat penyesuaian atas perubahan pada masa dewasa madya sedangkan pada masa dewasa akhir penyesuaian diri bersifat menerima keadaan fisik yang telah mulai melemah karena berkurangnya usia.

3.2.Saran
1.      Untuk memudahkan individu dalam memahami tahapan-tahapan perkembangan manusia hendaknya diajarkan sejak mulai masa kanak-kanak melalui pengajaran yang bersifat interaktif dan menarik agar peserta didik tidak terkejut saat mengalami fase-fase perkembangan tersebut.
2.      Dalam mengajarkan materi tentang perkembangan individu harus dintegrasikan dalam semua mata pelajaran agar para siswa dapat memahami perkembangan manusia dari semua aspek dalam mata pelajaran









Daftar Pustaka
Hurlock , Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar