2. Standard dan bentuk Evaluasi BK
Dalam
melaksanakan evaluasi dan Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling terdapat 30
standard yang harus dipenuhi. 30 standard dalam evaluasi program Bimbingan dan
Konseling dibagi ke dalam 4 kelompok standard utama yaitu :
1.
Kelayakan
2.
Kesesusaian
3.
Kemanfaatan
4.
Ketelitian.
Standard
Kelayakan
Dalam
penerapan standard kelayakan ini , ada 4 hal yang harus diperhatikan oleh
evaluator program dalam melaksanakan proses evaluasi yaitu :
·
Indepedensi program
·
Prosedur yang dijalankan sesuai dengan
standard
·
Praktis pelaksanaannya.
·
Dan hasil program tidak membawa dampak
negatif pada program itu sendiri.
Setiap proses evaluasi memakai
model-model tertentu dan punya prosedur masing-masing dalam menjalankan proses
evaluasi program. Dalam melaksanakan evaluasi program para evaluator sering
kali bertindak secara paraktis dikarenakan mudah untuk dilaksanakan sehingga
para evaluator sering mengabaikan aturan dalam standard kelayakan evaluasi BK.
Proses evaluasi yang baik sendiri dilaksanakan pada akhir tahun karena apabila
dilaksanakan di pertengahan program dikhawatirkan akan mengganggu jalannya
program. Dari proses evaluasi yang memperhatikan standard kelayakan inilah kita
dapat melihatkenetralan evaluator dalam memberi nilai berdasarkan keadaan yang
telah dilihatnya.
Standard
kemanfaatan
Standard
kemanfaatan adalah yaitu pengukuran program dilihat dari manfaat setiap program
Bimbingan dan Konseling yang dijalankan kepada klien , orangtua , sekolah , dan
masyarakat pengguna program bimbingan dan konseling.
Standard
kesesuaian
Standard
kesesuaian adalah standard yang digunakan dalam menilai program dilihat dari
kesesuaian program terhadap nilai-nilai yang ada ditengah masyarakat. Hal-hal
yang menjadi fokus penilaian dalam standard kesesuaian adalah :
·
Evaluasi tersebut sah sesuai dengan
aturan
·
Beretika
·
keJujuran dalam evaluasi
·
kelengkapan evaluasi
·
dan mendukung kepentingan semua pihak
yang terlibat dalam evaluasi
Standard
ketelitian
Standard
ketelitian adalah penilaian program dilihat dari ketelitian seorang evaluator
program dalam melaksanakan proses evaluasi program Bimbingan dan Konseling.
Standard-standard yang dilihat dalam standard kelayakan yaitu :
·
evaluator memiliki keahlian
·
keandalan instrumen yang digunakan
·
kehandalan dalam analisis data
·
menggunakan software analisis kualitatif
·
informasi dan penetapan keputusan
dilakukan pada setiap tahapan kegiatan evaluasi (perbaikan keputusan jalannya
program).
Bentuk evaluasi yang
dijalankan pada saat pertengahan program disebut dengan evaluasi proses. Dalam
pelaksanaan evaluasi kejujuran sangat penting bagi evaluator karena akan
mempengaruhi hasil penilaian evaluasi. Apabila evaluator merasa tidak sanggup
lagi menjalankan proses evaluasi maka evaluator dapat mundur di tengah proses
jalannya evaluasi jika evaluator merasa tidak ada kecocokan dengan pihak-pihak
yang dievaluasi.
Evaluasi
Model Bridge
Evaluasi
model Bridge adalah adalah evaluasi yang didesain untuk membantu konselor
sekolah dalam merencakan , menerapkan , assesment atau penilaian keefektifan
dan pengaruh hasil dari program/layanan yang telah dilakukan. Dalam
pelaksanaannya evaluasi program model bridge dibagi ke dalam 2 siklus yaitu :
Siklus 1
|
Perencanaanprogram
|
implementasi
|
Pengawasan dan penyelarasan
|
Assesment hasil evaluasi konteks
|
Siklus 2
|
Umpan balik
|
Need Assesment
|
Evaluasi Program Konseling
|
Penjelasan :
Kegiatan
dalam siklus pertama atau evaluasi program BK adalah :
1. Perencanaan dan penerapan berbagai
strategi, intervensi dan program,
2. Pengawasan dan penyelarasan
program–program dan assessment hasil yang sebelumnya telah teridentifikasi.
Dalam siklus pertama ini terdapat empat tahapan
kegiatan yang dilakukan yaitu :
·
Tahap perencanaan program , informasi dikumpulkan selama proses need
assessment dan identifikasi tujuan layanan dan setelah itu layanan dan program
konseling direncanakan dan dikembangkan.
·
Tahap implementasi program : konselor
mulai melakukan program dan layanan. Tahap ini kadang mengacu pada evaluasi
formatif karena penyampaian atau pemberian layanan dibentuk dan oleh
masukan/input dari siklus evaluasi konteks.
·
Tahap penyelarasan dan pengawasan
program : konselor menentukan apakah sejumlah penyesuaian perlu dilakukan
terhadap program atau intervensi berdasarkan data dan umpan balik.
·
Tahap assesment hasil program : konselor
mengumpulkan data akhir dan menganalisa data-data tersebut, karena keterbatasan sekolah, maka mungkin perlu
berkonsultasi dengan teman sejawat atau supervisor untuk meminta bantuan
terkait dengan analisa.
Pada
tahap dua terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan yaitu :
·
Mencakup
umpan balik dari pihak-pihak terkait dan menggunakan umpan balik tersebut
bersama-sama dengan hasil yang diperoleh dari assessment untuk merencanakan
program yang berkelanjutan.
·
Need
assessment dilakukan juga selama siklus ini
sehingga tujuan yang ingin dicapai program tersebut tetap terikat dengan
kebutuhan siswa yang diberi pelayanan.
Evaluasi
Model South Carolina
Evaluasi model south carolina adalah
evaluasi yang dilakukan untuk menilai suatu program , aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan , serta pelaksanaan-pelaksanaannya guna membuat keputusan atau
mengambil langkah-langkah tertentu di waktu mendatang.evaluasi ini bertujuan
untuk mengukur layanan yang diberikan serta luaran yang telah dihasilkan.
Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan evaluasi model south
carolina adalah :
- Menyusun pertanyaan-pertanyaan evaluasi,
- Menentukan narasumber/responden evaluasi,
- Mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disusun,
- Membandingkan dengan standar-standar yang telah ditetapkan,
- Membuat kesimpulan,
- Mempertimbangkan konteks,
- Menyusun rekomendasi, dan
- Menjalankan rekomendasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar