Sabtu, 02 November 2013

naskah model konseling behavioural

Dialog :
1.      Teknik perilaku (Attending) , yaitu sikap seorang konselor dalam menyambut klien  :
Klien : ‘’Assalamualaikum , Permisi ‘’
Konselor: (ekspressi senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikumsalam , Ada yang bisa saya bantu Nak..?’’.
Klien : ‘’Ini kak , Saya mencari Bapak Reno , Apa Bapak tahu yang mana Bapak Reno’’.
Konselor : (sambil tersenyum) ‘’Ohh , Ini saya Nak yang kamu cari.’’
Klien : ‘’Alhamdulillah , Kalau begitu syukurlah saya bisa menemukan Bapak.’’
Konselor : ‘’Kalau begitu , Mari silahkan duduk Nak...!’’. (sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan klien duduk).
Klien : ‘’Ohh...iya Pak , Terima kasih.’’
2.      Pertanyaan terbuka (Opened Question) , teknik memancing klien mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Konselor : (Duduk dan mendekatkan posisi duduk ke klien) ‘’Ada apa Nak mencari Bapak , Ada sesuatu yang ingin Nak Nathan ceritakan ke saya...?’’ (pertanyaan terbuka)
Klien : ‘’Begini Pak , Saya ingin menceritakan masalah yang sedang saya alami. Saya ingin menceritakannya kepada Bapak.’’
Konselor : ‘’Boleh Bapak tahu , Apakah permasalahan yang Nathan alami...?’’. (pertanyaan terbuka)
Klien : “ Begini Pak , Saya memiliki satu kebiasaan buruk di rumah. Saya sangat jarang namanya mandi saat di rumah Pak. Saya hanya mandi saat akan pergi ke Sekolah dan sepulangnya Saya tidak pernah mandi Lagi. Orangtua Saya sudah sangat jengkel dengan perilaku Saya yang jarang mandi, Akibatnya Saya sering dimarahi Pak. Saya lama-lama jengkel juga Pak dimarahin terus. Selain itu karena jarang mandi Saya juga sekarang sering dijauhi sama Teman-teman Saya terutama Perempuan. Mereka menganggap Saya jorok, Bau, dan Kuraapan. Saya sangat malu Pak karena sekarang Saya memang benar-benar merasakan akibatnya Pak dan Saya sekarang sangat ingin mengubah kebiasaan Saya yang jarang mandi itu Pak”.
3.      Dorongan Minimal/DORMIN , Teknik memberikan dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang dikemukakan klien.
Konselor : ‘’Oh ya... Terus’’. (dormin)
4.      Pertanyaan tertutup , yaitu pertanyaan pendek untuk mendapatkan informasi dari klien secara pasti.
Konselor : “ Sudah berapa lama Nathan memiliki kebiasaan jarang mandi ?”. (teknik pertanyaan tertutup)
Klien : “ Sudah hampir satu setengah tahun Pak’’.
5.      Menjernihkan , Teknik konselor dalam menjernihkan ucapan dan perasaan klien yang kurang jelas dan meragukan.
Klien : “Saya benar-benar takut Pak, Saya takut Saya akan semakin ditinggalkan oleh Teman-teman Saya dan tidak punya Teman lagi ?’’. (mimik muka ketakutan)
Konselor : ‘’ Bapak kurang mengerti tentang perasaan takut Nathan , Coba Nathan jelaskan maksud dari ketakutan Nathan itu ?’’. (Claryfying)
Klien : ‘’ Saya sangat takut kalau seandainya nanti Teman-teman Saya akan semakin menjauh dan Mereka tidak mau lagi berteman dengan Saya Pak dan juga Saya takut akan terkena gejala penyakit kulit karena perilaku Saya yang jarang mandi .’’
Konselor : ‘’Sekarang apa coba Nathan jelaskan apa yang Nathan rasakan dari peristiwa yang Nathan alami ?’’. (Claryfying)
6.      Empati , Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien
Klien : ‘’ Yang saya alami sekarang kak , Saya sangat merasa tertekan dan semakin terasing diantara Teman-teman Saya dan juga sekarang Saya merasa tidak memiliki Teman lagi serta menjadi sasaran ejekan Teman-teman Saya”.
Konselor : ‘’Iya...iya (Dormin) , Bapak mengerti dan Bapak sangat prihatin mendengarnya (dengan suara pelan dan menyentuh) dan Bapak sangat merasakan apa yang Nathan rasakan saat ini.” (Empati)
7.      Teknik Refleksi , adalah teknik memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan pikiran dan pengalaman klien
Konselor : “Tampaknya dari hasil pengamatan Bapak dalam eksplorasi masalah , Tampaknya semua hal yang Nathan ungkapkan kepada Bapak merupakan gambaran dari perasaan kekhawatiran Nathan yang sangat luar biasa  karena Nathan sangat takut kehilangan Sahabat dan menjadi Orang yang dikucilkan diantara Sahabat-sahabat Nathan.” (Teknik Refleksi)
Klien : “Iya...Pak”.
8.      Tahap penstrukturan , kegiatan yang disepakati konselor dan klien.
Konselor: “ Baiklah sekarang Nathan berada dalam proses konseling yang mana dalam proses ini Bapak mengharapkan kejujuran Nathan dalam bercerita. Dalam proses konseling ini Bapak mengharapkan adanya Keterbukaan , Kejujuran , dan Bapak akan menjaga semua kerahasiaan data yang Nathan sampaikan kecuali jika Nathan mengizinkan Bapak untuk memberitahukannya kepada orang lain. Nathan sepakat dengan struktur ini ?’’ (Penstrukturan)
Klien : ‘’Sepakat Pak’’.
9.      Memimpin (leading) , teknik mengarahkan pembicaraan ke dalam wawancara konseling. Wawancara konseling ini menggunakan pendekatan teori Gestalt.
Konselor : ‘’Baiklah sekarang kakak ingin bertanya kepada Nathan , Bagaimana keseharian Nathan di rumah ?’’. (leading)
Klien : ‘’ Keseharian Nathan di rumah biasa saja Pak, Seperti Orang-orang kebanyakan Pak pagi-pagi bangun tidur lalu pergi mandi kemudian siap-siap berangkat sekolah. Sepulang sekolah Saya langsung tidur Pak dan kemudian Saya terbangun sudah malam dan akhirnya Saya menjadi malas untuk mandi .’’
10.  Latihan Assertif , teknik konseling behavioural untuk membantu individu mengungkapkan perasaan atau kesulitan yang dialaminya melalui latihan atau diskusi
Konselor : ‘’ Sekarang , Bapak meminta pendapat Nathan tentang akibat yang timbul jika jarang mandi ?”. (latihan Assertif)
Klien : ‘’Saya pikir Pak kalau Kita jarang mandi akibat yang timbul itu seperti yang sudah Kita dengar selama ini banyak timbul penyakit dan sangat merugikan bagi tubuh kita.
Konselor : ‘’Ok...ok’’ (dormin)
11.  Fokus , Teknik dalam membantu klien memusatkan pada pokok yang dibahas.
Konselor : ‘’ Sekarang , Kita telah mengetahui bagaimana pendapat Nathan tentang akibat yang timbul dari jarang mandi. Sekarang mengapa dalam diri Nathan tertanam kebiasaan untuk jarang mandi?’’ (Teknik Fokus)
Klien : ‘’Iya... Pak, Sebenarnya kebiasaan ini muncul sejak Orangtua Saya menjadi sangat sibuk dan Mereka menjadi tidak terlalu peduli dengan Saya sehingga perilaku Saya menjadi bebas dan seenaknya seperti ini .’’
Konselor : “Iya... Bapak mengerti dan mengetahui hal akan tetapi tindakan ini sebenarnya kurang tepat. Nathan sadar tidak Bagaimana akibat dari kebiasaan jarang mandi ini baik pada diri Nathan maupun orangtua Nathan ? (Opened Question)
Klien : “Iya Pak, Nathan benar-benar menyadarinya. Akibat yang timbul pada Nathan karena jarang mandi sekarang Nathan dijauhi Teman-teman dan dikucilkan, Nathan kesulitan bersosialisasi karena orang-orang banyak tidak suka melihat penampilan Nathan yang kumal. Sedangkan dengan Orangtua Nathan sekarang hubungannya malah semakin menjauh karena Mereka jengkel melihat perilaku Nathan yang jarang mandi Pak.’’
12. Konfrontasi , Teknik konselor yang membantu klien agar ia dapat ,melihat adanya perbedaan antara perkataan dan perbuatan yang telah dilakukannya.
Konselor : “Dari jawaban Nathan tadi Bapak mengidentifikasikan Nathan tahu akibat dari kebiasaan jarang mandi , akan tetapi mengapa Nathan masih tetap melakukan kebiasaan Nathan yang jarang mandi?’’ (teknik konfrontasi)
Klien : “Saya melakukan itu Pak agar Nathan dapat diperhatikan oleh Orangtua Nathan, Akan tetapi lebih dari itu faktor kelelahan atas aktifitas yang Nathan jalani mengakibatkan Nathan jadi malas untuk mandi. Bapak bayangkan saja jam sekolah sampai jam 2 siang ditambah tugas yang banyak untuk dikerjakan di rumah sesudah itu Nathan latihan ekskul basket jadinya begitu pulang ke rumah rasa lelah sudah menyergap Nathan dan akhirnya itu yang membuat  ?’’.
13.  Menangkap pesan (paraphrasing) , Teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien dengan teliti dengan mengamati pesan utama dari pernyataan klien.
Konselor : “ Dari jawaban yang dikemukakan oleh Nathan, Nampaknya kebiasaan jarang mandi Nathan berasal dari ketidakmampuan Nathan dalam mengatur waktu dengan baik ? (Teknik Paraphrasing).
Klien : ‘’Benar Pak, Nathan mengakui itu sehingga kebiasaan jarang mandi Nathan semakin menjadi karena rasa lelah yang dialami dan sekarang sulit untuk dihilangkan. Nathan bingung Pak mengatasinya...?.’’
14.  Mengambil inisiatif , Teknik ini dilakukan apabila pada saat klien kurang bersemangat untuk berbicara atau klien buntu dalam mengambil keputusan.
Konselor : “Nathan tidak perlu terlalu menyesal dan bingung seperti itu. Yang terpenting sekarang yang Nathan lakukan sekarang adalah Nathan memperbaiki hal-hal yang selama ini menjadi penyebab Nathan memiliki kebiasaan jarang mandi sehingga kebiasaan itu dapat Nathan kurangi.’’ (teknik mengambil inisiatif)
Klien : “Nathan sangat berterima kasih atas nasihat yang Bapak berikan kepada Nathan. Sekarang Nathan akan mengusahakan untuk mengatasi penyebab Nathan jarang mandi dan Nathan harus mengusahakannya agar Nathan dapat berubah’’
15.  Teknik Penguatan , Teknik ini merupakan teknik yang digunakan dalam model konseling Behavioural untuk respons positif yang ditunjukkan klien.
Konselor : ‘’Bagus, Bapak sangat senang mendengarnya...hal ini sangat penting guna mengatasi kebiasaan Nathan yang jarang mandi. Dan hal ini merupakan awal yang baik untuk Nathan untuk melakukan perubahan kebiasaan Nathan yang jarang mandi”. (Teknik Penguatan)
16.  Teknik Pembentukan perilaku model, teknik dalam konseling behavioural yang dilakukan untuk memberikan model perilaku yang dapat dicontoh klien.
Konselor : ‘’Sekarang , Nathan juga dapat melihat tayangan video dari beberapa ahli mengenai pengaturan waktu belajar. Dan juga Nathan juga dapat melihat bagaimana Teman-teman Nathan yang aktif dalam kegiatan di sekolah tetapi Mereka masih tetap dapat mengatur waktu dengan baik dan penampilan Mereka masih tetap terjaga dengan baik. Karena itu Nathan dapat menjadikan mereka sebagai contoh yang dapat Nathan amati dalam mengatur waktu Nathan di rumah. (Teknik pembentukan perilaku model)
Klien : “ Iya Pak, Saya mengerti dan akan mencoba untuk mencari tahu dari Mereka untuk mengatur waktu dengan baik sehingga Nathan dapat mengatasi kebiasaan jarang mandi Nathan
17.  Teknik Interpretasi , interpretasi adalah teknik untuk mengulas pemikiran dan perasaan klien berdasarkan teori bukan pandangan konselor
Konselor : ‘’Ok , Sekarang dari segala proses konseling yang telah Kita lakukan dapat Kita ketahui bahwa Nathan memliki kebiasaan jarang mandi yang mengakibatkan Nathan dikucilkan oleh teman-teman, dan penyebab Nathan memiliki kebiasaan ini ada beberapa tetapi yang paling dominan disebabkan oleh ketidakmampuan Nathan dalam mengatur waktu di rumah.’’ (teknik interpretasi)
Klien : ‘’Iya...Pak’’.
18.  Teknik Memberi nasihat , Teknik ini dilakukan untuk memberikan nasihat kepada klien jika klien meminta nasihat.
Konselor : “Sekarang Nathan sudah mengungkapkan masalah utama yang Nathan alami”.
Klien : “ Iya Pak , Tetapi apa yang harus Nathan lakukan sekarang Pak untuk mengatasi perilaku membolos yang ada pada diri saya Pak.” (Teknik meminta nasihat)
Konselor : “Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Nathan pilih untuk mengatasi masalah membolos pada Nathan. Adapun pengarahan saya antara lain :
a.       Nathan sesuai dengan yang sudah kita bahas tadi dapat memilih pengaturan waktu. Dengan memiliki pengaturan waktu yang baik Nathan dapat menentukan jam-jam Nathan beraktivitas sehingga Nathan tidak lagi kebablasan dalam melakukan aktivitas sehingga Nathan menjadi sering tidak mandi.
b.      Nathan dapat melakukan pengamatan terhadap teman-teman Nathan yang memiliki aktivitas yang sangat padat tetapi tetap mampu menjaga penampilan dan kebersihannya sehingga Nathan dapat berkonsultasi dengan mereka.
c.       Nathan dapat melakukan pengaturan jam mandi dengan menetapkan waktu Nathan untuk mandi, Seperti jam mandi pagi pada pukul 6 pagi dan jam mandi sore misalnya pada pukul 5 sore dan Nathan harus menanamkan dalam diri Nathan kedisiplinan untuk mematuhi jam-jam mandi yang telah Nathan tetapkan.
d.      Nathan juga dapat melakukan perubahan penampilan dengan lebih merapikan penampilan Nathan dan berpenampilan dengan menarik namun tetap sesuai dengan kepribadian Nathan sehingga Nathan tetap merasa nyaman dan dapat diterima oleh teman-teman Nathan.
Konselor : “Saya rasa Nathan cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa solusi yang Bapak arahkan karena Nathan memiliki kebebasan memilih solusi penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah Nathan perhitungkan’’.
Klien : “ Iya Pak , Terima kasih atas nasehat dan arahan yang telah diberikan ke Nathan. Insya Allah saya akan menjalankan arahan dari Bapak dan akan mencobanya untuk menyelesaikan masalah yang Nathan hadapi sekarang. Semoga beberapa arahan yang Bapak berikan akan membantu Nathan dalam mengatasi kebiasaan jarang mandi Nathan Pak.’’
19.  Menyimpulkan sementara , Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil dari proses konseling yang telah dijalankan.
Konselor : ‘’Iya saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara konseling kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar proses konseling kita ini menjadi lebih efektif : Pertama, Nathan mengalami masalah dengan teman-teman Nathan diakibatkan oleh kebiasaan Nathan yang jarang mandi di rumah. Kedua , kebiasaan Nathan yang jarang mandi diakibatkan oleh beberapa hal tetapi yang paling dominan adalah tidak mampu mengatur waktu dengan baik. Dan ketiga Nathan mengetahui bahaya dari kebiasaan jarang mandi akan tetapi Nathan tidak mengubahnya karena tidak mampu mengatur waktu dengan baik’’. (Teknik menyimpulkan sementara)
Klien : “Iya Pak , Nathan akan mengintrospeksi diri Nathan lagi dan akan mencoba memperbaiki perilaku Nathan dan Nathan akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah Bapak berikan untuk memperbaiki diri Nathan. Terima kasih Bapak sudah mau mendengarkan keluhan Nathan’’.
Konselor : “ Sama-sama , Bapak senang sekali mendengarnya. Semoga dengan keputusan yang telah Nathan ambil akan bermanfaat dan membantu diri Nathan untuk menjadi lebih baik. Apabila Nathan mengalami masalah Bapak selalu siap untuk membantu Nathan dan Bapak tunggu perkembangan berikutnya dari Nathan. Terima kasih kembali untuk Nathan’’.
Keputusan telah diambil oleh klien dalam menghadapi masalah pribadinya yaitu kebiasaan jarang mandi dan klien telah mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus diambilnya guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.



















CONTOH KASUS MODEL KONSELING BEHAVIOURAL
“SISWA MALAS MANDI”
            Nathan adalah seorang siswa yang saat ini duduk di kelas X di sebuah SMA di kota Bengkulu. Nathan berasal dari keluarga yang memiliki kehidupan ekonomi cukup baik dan keluarga mereka menempati sebuah rumah yang cukup asri , rapi , dan tertata dengan baik namun, Nathan memiliki sebuah perilaku yang kurang baik bagi remaja seusianya. Saat pergi ke sekolah Nathan selalu tampil dengan kondisi tubuh yang lusuh , pakaian yang tidak rapi, wajah yang kusam, dan bau tubuhnya yang tidak harum sehingga membuat ia menjadi objek perhatian para guru dan siswa-siswa lain di sekolah bahkan ia menjadi sumber ejekan bagi kawan-kawan di sekolahnya. Wali kelas Nathan kemudian menanyakan kepada Nathan mengapa ia berpenampilan seperti itu dan ternyata diketahui bahwa Nathan jarang mandi di rumahnya. Kebiasaan itu dimulai sejak Nathan kecil dan sampai sekarang masih tetap melekat pada diri Nathan. Dalam sehari Nathan hanya mandi satu kali yaitu pada sore hari setelah itu Nathan tidak akan mandi lagi sampai sore di hari berikutnya. Akibat dari kebiasaan ini Nathan mengalami penyakit kulit yaitu dikulitnya banyak timbul panu , dan ia sering menggaruk-garuk kulitnya saat sedang belajar sehingga menimbulkan perasaan risih pada teman-temannya di dalam kelas. Konselor kemudian memanggil Nathan dan kemudian didapati fakta bahwa Nathan menjadi jarang mandi dikarenakan ia kurang perhatian dari orangtuanya  yang mana keduanya sibuk bekerja dan Nathan sering berinteraksi dengan pembantunya yang di rumah sejak kecil yang mana pembantunya tersebut karena kesibukannya jarang mandi dan Nathan yang sejak kecil berinteraksi dengan pembantunya maka perilaku pembantu tersebut menjadi ditiru oleh Nathan dan lama-lama kelamaan menjadi kebiasaan bagi Nathan hingga ia remaja dan sulit untuk dihilangkan oleh Nathan sampai saat ini.







SKENARIO KASUS MODEL KONSELING BEHAVIORAL

                                         
NAMA           : RENO AGUNG LAKSONO
                                          NPM               : A1L011010
                                          SEMESTER  : V/A
                                          MATKUL      : MODEL-MODEL KONSELING
                                          DOSEN          : Prof. Dr. Pudji Hartuti , M.Pd , S.Psi





PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar