Dialog :
1. Teknik perilaku (Attending) , yaitu sikap seorang konselor dalam
menyambut klien :
Klien
: ‘’Assalamualaikum , Permisi ‘’
Konselor: (ekspressi senyum ramah , menyambut klien)
‘’Waalaikumsalam , Ada yang bisa saya
bantu Nak..?’’.
Klien
: ‘’Ini kak , Saya mencari Bapak Reno , Apa Bapak tahu yang mana Bapak Reno’’.
Konselor
: (sambil tersenyum) ‘’Ohh , Ini saya
Nak yang kamu cari.’’
Klien
: ‘’Alhamdulillah , Kalau begitu syukurlah saya bisa menemukan Bapak.’’
Konselor :
‘’Kalau begitu , Mari silahkan duduk Nak...!’’. (sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan klien duduk).
Klien
: ‘’Ohh...iya Pak , Terima kasih.’’
2. Pertanyaan terbuka (Opened Question) , teknik
memancing klien mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Konselor :
(Duduk dan mendekatkan posisi duduk ke klien) ‘’Ada apa Nak mencari Bapak , Ada
sesuatu yang ingin Nak Nathan ceritakan ke saya...?’’ (pertanyaan terbuka)
Klien : ‘’Begini
Pak , Saya ingin menceritakan masalah yang sedang saya alami. Saya ingin
menceritakannya kepada Bapak.’’
Konselor :
‘’Boleh Bapak tahu , Apakah permasalahan yang Nathan alami...?’’. (pertanyaan terbuka)
Klien : “
Begini Pak , Saya memiliki satu kebiasaan buruk di rumah. Saya sangat jarang
namanya mandi saat di rumah Pak. Saya hanya mandi saat akan pergi ke Sekolah
dan sepulangnya Saya tidak pernah mandi Lagi. Orangtua Saya sudah sangat
jengkel dengan perilaku Saya yang jarang mandi, Akibatnya Saya sering dimarahi
Pak. Saya lama-lama jengkel juga Pak dimarahin terus. Selain itu karena jarang
mandi Saya juga sekarang sering dijauhi sama Teman-teman Saya terutama
Perempuan. Mereka menganggap Saya jorok, Bau, dan Kuraapan. Saya sangat malu
Pak karena sekarang Saya memang benar-benar merasakan akibatnya Pak dan Saya
sekarang sangat ingin mengubah kebiasaan Saya yang jarang mandi itu Pak”.
3.
Dorongan
Minimal/DORMIN , Teknik memberikan dorongan langsung yang singkat terhadap apa
yang dikemukakan klien.
Konselor : ‘’Oh ya... Terus’’. (dormin)
4.
Pertanyaan
tertutup
, yaitu pertanyaan pendek untuk mendapatkan informasi dari klien secara pasti.
Konselor : “
Sudah berapa lama Nathan memiliki kebiasaan jarang mandi ?”. (teknik pertanyaan tertutup)
Klien : “ Sudah hampir satu setengah tahun
Pak’’.
5.
Menjernihkan , Teknik konselor
dalam menjernihkan ucapan dan perasaan klien yang kurang jelas dan meragukan.
Klien : “Saya
benar-benar takut Pak, Saya takut Saya akan semakin ditinggalkan oleh
Teman-teman Saya dan tidak punya Teman lagi ?’’. (mimik muka ketakutan)
Konselor :
‘’ Bapak kurang mengerti tentang perasaan takut Nathan , Coba Nathan jelaskan
maksud dari ketakutan Nathan itu ?’’. (Claryfying)
Klien : ‘’
Saya sangat takut kalau seandainya nanti Teman-teman Saya akan semakin menjauh
dan Mereka tidak mau lagi berteman dengan Saya Pak dan juga Saya takut akan
terkena gejala penyakit kulit karena perilaku Saya yang jarang mandi .’’
Konselor :
‘’Sekarang apa coba Nathan jelaskan apa yang Nathan rasakan dari peristiwa yang
Nathan alami ?’’. (Claryfying)
6.
Empati , Kemampuan konselor
untuk merasakan apa yang dirasakan klien
Klien : ‘’
Yang saya alami sekarang kak , Saya sangat merasa tertekan dan semakin terasing
diantara Teman-teman Saya dan juga sekarang Saya merasa tidak memiliki Teman
lagi serta menjadi sasaran ejekan Teman-teman Saya”.
Konselor :
‘’Iya...iya (Dormin) , Bapak mengerti
dan Bapak sangat prihatin mendengarnya (dengan suara pelan dan menyentuh) dan
Bapak sangat merasakan apa yang Nathan rasakan saat ini.” (Empati)
7.
Teknik
Refleksi
, adalah teknik memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan pikiran dan
pengalaman klien
Konselor :
“Tampaknya dari hasil pengamatan Bapak dalam eksplorasi masalah , Tampaknya
semua hal yang Nathan ungkapkan kepada Bapak merupakan gambaran dari perasaan
kekhawatiran Nathan yang sangat luar biasa
karena Nathan sangat takut kehilangan Sahabat dan menjadi Orang yang
dikucilkan diantara Sahabat-sahabat Nathan.” (Teknik Refleksi)
Klien :
“Iya...Pak”.
8.
Tahap
penstrukturan , kegiatan yang disepakati konselor dan klien.
Konselor: “
Baiklah sekarang Nathan berada dalam proses konseling yang mana dalam proses
ini Bapak mengharapkan kejujuran Nathan dalam bercerita. Dalam proses konseling
ini Bapak mengharapkan adanya Keterbukaan , Kejujuran , dan Bapak akan menjaga semua
kerahasiaan data yang Nathan sampaikan kecuali jika Nathan mengizinkan Bapak
untuk memberitahukannya kepada orang lain. Nathan sepakat dengan struktur ini
?’’ (Penstrukturan)
Klien : ‘’Sepakat Pak’’.
9.
Memimpin
(leading)
, teknik mengarahkan pembicaraan ke dalam wawancara konseling. Wawancara
konseling ini menggunakan pendekatan teori Gestalt.
Konselor :
‘’Baiklah sekarang kakak ingin bertanya kepada Nathan , Bagaimana keseharian
Nathan di rumah ?’’. (leading)
Klien : ‘’
Keseharian Nathan di rumah biasa saja Pak, Seperti Orang-orang kebanyakan Pak
pagi-pagi bangun tidur lalu pergi mandi kemudian siap-siap berangkat sekolah.
Sepulang sekolah Saya langsung tidur Pak dan kemudian Saya terbangun sudah
malam dan akhirnya Saya menjadi malas untuk mandi .’’
10. Latihan Assertif , teknik konseling behavioural untuk membantu
individu mengungkapkan perasaan atau kesulitan yang dialaminya melalui latihan
atau diskusi
Konselor :
‘’ Sekarang , Bapak meminta pendapat Nathan tentang akibat yang timbul jika
jarang mandi ?”. (latihan Assertif)
Klien : ‘’Saya
pikir Pak kalau Kita jarang mandi akibat yang timbul itu seperti yang sudah
Kita dengar selama ini banyak timbul penyakit dan sangat merugikan bagi tubuh
kita.
Konselor : ‘’Ok...ok’’ (dormin)
11. Fokus , Teknik dalam membantu klien memusatkan pada pokok yang dibahas.
Konselor :
‘’ Sekarang , Kita telah mengetahui bagaimana pendapat Nathan tentang akibat
yang timbul dari jarang mandi. Sekarang mengapa dalam diri Nathan tertanam
kebiasaan untuk jarang mandi?’’ (Teknik
Fokus)
Klien :
‘’Iya... Pak, Sebenarnya kebiasaan ini muncul sejak Orangtua Saya menjadi
sangat sibuk dan Mereka menjadi tidak terlalu peduli dengan Saya sehingga
perilaku Saya menjadi bebas dan seenaknya seperti ini .’’
Konselor :
“Iya... Bapak mengerti dan mengetahui hal akan tetapi tindakan ini sebenarnya
kurang tepat. Nathan sadar tidak Bagaimana akibat dari kebiasaan jarang
mandi ini baik pada diri Nathan maupun orangtua Nathan ? (Opened Question)
Klien : “Iya
Pak, Nathan benar-benar menyadarinya. Akibat yang timbul pada Nathan karena
jarang mandi sekarang Nathan dijauhi Teman-teman dan dikucilkan, Nathan
kesulitan bersosialisasi karena orang-orang banyak tidak suka melihat
penampilan Nathan yang kumal. Sedangkan dengan Orangtua Nathan sekarang
hubungannya malah semakin menjauh karena Mereka jengkel melihat perilaku Nathan
yang jarang mandi Pak.’’
12. Konfrontasi , Teknik konselor yang membantu klien agar ia
dapat ,melihat adanya perbedaan antara perkataan dan perbuatan yang telah dilakukannya.
Konselor :
“Dari jawaban Nathan tadi Bapak mengidentifikasikan Nathan tahu akibat dari
kebiasaan jarang mandi , akan tetapi mengapa Nathan masih tetap melakukan
kebiasaan Nathan yang jarang mandi?’’ (teknik
konfrontasi)
Klien :
“Saya melakukan itu Pak agar Nathan dapat diperhatikan oleh Orangtua Nathan,
Akan tetapi lebih dari itu faktor kelelahan atas aktifitas yang Nathan jalani
mengakibatkan Nathan jadi malas untuk mandi. Bapak bayangkan saja jam sekolah
sampai jam 2 siang ditambah tugas yang banyak untuk dikerjakan di rumah sesudah
itu Nathan latihan ekskul basket jadinya begitu pulang ke rumah rasa lelah
sudah menyergap Nathan dan akhirnya itu yang membuat ?’’.
13. Menangkap pesan (paraphrasing) , Teknik untuk menyatakan kembali
esensi atau inti ungkapan klien dengan teliti dengan mengamati pesan utama dari
pernyataan klien.
Konselor : “
Dari jawaban yang dikemukakan oleh Nathan, Nampaknya kebiasaan jarang mandi
Nathan berasal dari ketidakmampuan Nathan dalam mengatur waktu dengan baik ? (Teknik Paraphrasing).
Klien :
‘’Benar Pak, Nathan mengakui itu sehingga kebiasaan jarang mandi Nathan semakin
menjadi karena rasa lelah yang dialami dan sekarang sulit untuk dihilangkan.
Nathan bingung Pak mengatasinya...?.’’
14. Mengambil inisiatif , Teknik ini dilakukan apabila pada saat
klien kurang bersemangat untuk berbicara atau klien buntu dalam mengambil
keputusan.
Konselor :
“Nathan tidak perlu terlalu menyesal dan bingung seperti itu. Yang terpenting
sekarang yang Nathan lakukan sekarang adalah Nathan memperbaiki hal-hal yang
selama ini menjadi penyebab Nathan memiliki kebiasaan jarang mandi sehingga
kebiasaan itu dapat Nathan kurangi.’’ (teknik
mengambil inisiatif)
Klien :
“Nathan sangat berterima kasih atas nasihat yang Bapak berikan kepada Nathan.
Sekarang Nathan akan mengusahakan untuk mengatasi penyebab Nathan jarang mandi
dan Nathan harus mengusahakannya agar Nathan dapat berubah’’
15. Teknik Penguatan , Teknik ini merupakan teknik yang digunakan
dalam model konseling Behavioural untuk respons positif yang ditunjukkan klien.
Konselor :
‘’Bagus, Bapak sangat senang mendengarnya...hal ini sangat penting guna
mengatasi kebiasaan Nathan yang jarang mandi. Dan hal ini merupakan awal yang
baik untuk Nathan untuk melakukan perubahan kebiasaan Nathan yang jarang
mandi”. (Teknik Penguatan)
16. Teknik Pembentukan perilaku model, teknik dalam
konseling behavioural yang dilakukan untuk memberikan model perilaku yang dapat
dicontoh klien.
Konselor :
‘’Sekarang , Nathan juga dapat melihat tayangan video dari beberapa ahli
mengenai pengaturan waktu belajar. Dan juga Nathan juga dapat melihat bagaimana
Teman-teman Nathan yang aktif dalam kegiatan di sekolah tetapi Mereka masih
tetap dapat mengatur waktu dengan baik dan penampilan Mereka masih tetap
terjaga dengan baik. Karena itu Nathan dapat menjadikan mereka sebagai contoh
yang dapat Nathan amati dalam mengatur waktu Nathan di rumah. (Teknik pembentukan perilaku model)
Klien : “
Iya Pak, Saya mengerti dan akan mencoba untuk mencari tahu dari Mereka untuk
mengatur waktu dengan baik sehingga Nathan dapat mengatasi kebiasaan jarang
mandi Nathan
17. Teknik Interpretasi , interpretasi adalah teknik untuk mengulas
pemikiran dan perasaan klien berdasarkan teori bukan pandangan konselor
Konselor :
‘’Ok , Sekarang dari segala proses konseling yang telah Kita lakukan dapat Kita
ketahui bahwa Nathan memliki kebiasaan jarang mandi yang mengakibatkan Nathan
dikucilkan oleh teman-teman, dan penyebab Nathan memiliki kebiasaan ini ada
beberapa tetapi yang paling dominan disebabkan oleh ketidakmampuan Nathan dalam
mengatur waktu di rumah.’’ (teknik
interpretasi)
Klien : ‘’Iya...Pak’’.
18. Teknik Memberi nasihat , Teknik ini dilakukan untuk memberikan
nasihat kepada klien jika klien meminta nasihat.
Konselor :
“Sekarang Nathan sudah mengungkapkan masalah utama yang Nathan alami”.
Klien : “
Iya Pak , Tetapi apa yang harus Nathan lakukan sekarang Pak untuk mengatasi
perilaku membolos yang ada pada diri saya Pak.” (Teknik meminta nasihat)
Konselor :
“Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Nathan pilih untuk
mengatasi masalah membolos pada Nathan. Adapun pengarahan saya antara lain :
a.
Nathan sesuai dengan yang sudah kita bahas tadi dapat memilih
pengaturan waktu. Dengan memiliki pengaturan waktu yang baik Nathan dapat
menentukan jam-jam Nathan beraktivitas sehingga Nathan tidak lagi kebablasan
dalam melakukan aktivitas sehingga Nathan menjadi sering tidak mandi.
b.
Nathan dapat melakukan pengamatan terhadap teman-teman Nathan yang
memiliki aktivitas yang sangat padat tetapi tetap mampu menjaga penampilan dan
kebersihannya sehingga Nathan dapat berkonsultasi dengan mereka.
c.
Nathan dapat melakukan pengaturan jam mandi dengan menetapkan
waktu Nathan untuk mandi, Seperti jam mandi pagi pada pukul 6 pagi dan jam
mandi sore misalnya pada pukul 5 sore dan Nathan harus menanamkan dalam diri
Nathan kedisiplinan untuk mematuhi jam-jam mandi yang telah Nathan tetapkan.
d.
Nathan juga dapat melakukan perubahan penampilan dengan lebih
merapikan penampilan Nathan dan berpenampilan dengan menarik namun tetap sesuai
dengan kepribadian Nathan sehingga Nathan tetap merasa nyaman dan dapat
diterima oleh teman-teman Nathan.
Konselor :
“Saya rasa Nathan cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa
solusi yang Bapak arahkan karena Nathan memiliki kebebasan memilih solusi
penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah Nathan
perhitungkan’’.
Klien : “
Iya Pak , Terima kasih atas nasehat dan arahan yang telah diberikan ke Nathan. Insya Allah saya akan menjalankan arahan
dari Bapak dan akan mencobanya untuk menyelesaikan masalah yang Nathan hadapi
sekarang. Semoga beberapa arahan yang Bapak berikan akan membantu Nathan dalam
mengatasi kebiasaan jarang mandi Nathan Pak.’’
19. Menyimpulkan sementara , Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan
hasil dari proses konseling yang telah dijalankan.
Konselor : ‘’Iya
saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara konseling
kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar proses
konseling kita ini menjadi lebih efektif : Pertama, Nathan mengalami masalah
dengan teman-teman Nathan diakibatkan oleh kebiasaan Nathan yang jarang mandi
di rumah. Kedua , kebiasaan Nathan yang jarang mandi diakibatkan oleh beberapa
hal tetapi yang paling dominan adalah tidak mampu mengatur waktu dengan baik.
Dan ketiga Nathan mengetahui bahaya dari kebiasaan jarang mandi akan tetapi
Nathan tidak mengubahnya karena tidak mampu mengatur waktu dengan baik’’. (Teknik menyimpulkan sementara)
Klien : “Iya
Pak , Nathan akan mengintrospeksi diri Nathan lagi dan akan mencoba memperbaiki
perilaku Nathan dan Nathan akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah
Bapak berikan untuk memperbaiki diri Nathan. Terima kasih Bapak sudah mau
mendengarkan keluhan Nathan’’.
Konselor : “
Sama-sama , Bapak senang sekali mendengarnya. Semoga dengan keputusan yang
telah Nathan ambil akan bermanfaat dan membantu diri Nathan untuk menjadi lebih
baik. Apabila Nathan mengalami masalah Bapak selalu siap untuk membantu Nathan
dan Bapak tunggu perkembangan berikutnya dari Nathan. Terima kasih kembali
untuk Nathan’’.
Keputusan
telah diambil oleh klien dalam menghadapi masalah pribadinya yaitu kebiasaan
jarang mandi dan klien telah mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus
diambilnya guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
CONTOH KASUS MODEL KONSELING
BEHAVIOURAL
“SISWA
MALAS MANDI”
Nathan
adalah seorang siswa yang saat ini duduk di kelas X di sebuah SMA di kota
Bengkulu. Nathan berasal dari keluarga yang memiliki kehidupan ekonomi cukup
baik dan keluarga mereka menempati sebuah rumah yang cukup asri , rapi , dan
tertata dengan baik namun, Nathan memiliki sebuah perilaku yang kurang baik
bagi remaja seusianya. Saat pergi ke sekolah Nathan selalu tampil dengan
kondisi tubuh yang lusuh , pakaian yang tidak rapi, wajah yang kusam, dan bau
tubuhnya yang tidak harum sehingga membuat ia menjadi objek perhatian para guru
dan siswa-siswa lain di sekolah bahkan ia menjadi sumber ejekan bagi
kawan-kawan di sekolahnya. Wali kelas Nathan kemudian menanyakan kepada Nathan
mengapa ia berpenampilan seperti itu dan ternyata diketahui bahwa Nathan jarang
mandi di rumahnya. Kebiasaan itu dimulai sejak Nathan kecil dan sampai sekarang
masih tetap melekat pada diri Nathan. Dalam sehari Nathan hanya mandi satu kali
yaitu pada sore hari setelah itu Nathan tidak akan mandi lagi sampai sore di
hari berikutnya. Akibat dari kebiasaan ini Nathan mengalami penyakit kulit
yaitu dikulitnya banyak timbul panu , dan ia sering menggaruk-garuk kulitnya
saat sedang belajar sehingga menimbulkan perasaan risih pada teman-temannya di
dalam kelas. Konselor kemudian memanggil Nathan dan kemudian didapati fakta
bahwa Nathan menjadi jarang mandi dikarenakan ia kurang perhatian dari
orangtuanya yang mana keduanya sibuk
bekerja dan Nathan sering berinteraksi dengan pembantunya yang di rumah sejak
kecil yang mana pembantunya tersebut karena kesibukannya jarang mandi dan
Nathan yang sejak kecil berinteraksi dengan pembantunya maka perilaku pembantu
tersebut menjadi ditiru oleh Nathan dan lama-lama kelamaan menjadi kebiasaan
bagi Nathan hingga ia remaja dan sulit untuk dihilangkan oleh Nathan sampai
saat ini.
SKENARIO
KASUS MODEL KONSELING BEHAVIORAL
NAMA : RENO AGUNG LAKSONO
NPM : A1L011010
SEMESTER : V/A
MATKUL : MODEL-MODEL KONSELING
DOSEN : Prof. Dr. Pudji Hartuti , M.Pd ,
S.Psi
PROGRAM
STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar