Naskah
Konseling Kelompok
Masalah :
Dalam
kegiatan konseling kelompok ini masalah yang akan dibahas adalah peristiwa
perkelahian antara seorang siswa bernama
X dengan seorang siswa bernama Y. Mereka berdua sama-sama duduk di kelas IX
sebuah SMP swasta di kota Bengkulu. Perkelahian diantara mereka bermula saat
siswi Y yang merupakan seorang ketua kelas menegur siswa X yang tidak mau masuk
ke dalam kelas saat jam istirahat pelajaran berakhir. Siswa X yang merasa tidak
terima dengan bentakan dari ketua kelasnya untuk segera masuk ke dalam kelas
melakukan perlawanan dengan berbicara dengan nada keras dan mengeluarkan kata-kata
kotor kepada lawannya siswa Y sehingga memicu pertengkaran mulut diantara
mereka. Pertengkaran mereka berhenti saat guru masuk ke dalam kelas dan memulai
jam pelajaran kembali, akan tetapi perasaan marah yang masih menguasai siswa X
membuat ia tidak mampu mengendalikan pikirannya sehingga melakukan tindakan
yang tergolong kenakalan yang cukup luar biasa. Seusai jam pelajaran berakhir
dan menunggu guru yang akan mengajar mata pelajaran berikutnya masuk siswa X
secara diam-diam menghidupkan korek api gas dan membakar rok yang dikenakan
oleh siswa Y, akibatnya siswa Y menjerit kepanasan dan rok yang ia kenakan
terbakar dan meninggalkan lobang yang mengakibatkkan kulit tubuh di area
sensitifnya terlihat. Akibat kejadian ini siswa Y tidak terima akan perlakuan
siswa X karena ia dibuat sangat malu dan tidak dapat mengikuti pelajaran di
kelas karena rok seragamnya rusak. Keeseokan harinya orangtua siswa Y datang
dan memarahi siswa X di sekolah sehingga membuat guru pembimbing turun tangan
untuk menyelesaikan masalah ini. Melalui proses mediasi yang dilakukan oleh
guru pembimbing terhadap orangtua siswa Y dengan siswa X dihasilkan keputusan
bahwa siswa X harus mengganti rok seragam Y yang terbakar saat itu juga tidak
boleh dilain hari dan apabila ia tidak sanggup menggantinya ia akan dikeluarkan
dari sekolah. Karena keputusan ini dapat diterima oleh semua pihak maka siswa X
segera mengganti rok seragam siswa Y sehingga untuk sementara masalah yang
terjadi dapat diselesaikan. Namun, guru pembimbing tertarik untuk mengkaji
permasalahan ini secara lebih mendalam dengan mendengarkan langsung keterangan
dari kedua siswa tersebut. Karena masalah yang mereka alami merupakan masalah
umum di sekolah yaitu perkelahian maka konselor juga mengundang siswa-siswa
lain yang pernah mengalami masalah serupa untuk datang ke pertemuan konseling
kelompok guna membagikan pengalaman mereka kepada siswa X dan Y dalam mengatasi
masalah perkelahian diantara mereka. Dalam kegiatan konseling kelompok ini
model konseling yang digunakan oleh Konselor adalah model konseling Behavioural
yang mana model konseling ini menekankan asumsi perilaku bermasalah diakibatkan
oleh kebiasaan-kebiasaan negatif atau perilaku yang tidak tepat yaitu perilaku
yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam kegiatan konseling kelompok
ini Konselor memandu kegiatan konseling dengan memasukkan beberapa keterampilan
umum konseling dan beberapa keterampilan khusus yang ada dalam model konseling
behavioural adapun keterampilan-keterampilan tersebut adalah :
1)
Perilaku attending
2)
Pertanyaan terbuka (opened question)
3)
Dorongan minimal (minimal enceourigement)
4)
Menjernihkan (Claryfying)
5)
Empati
6)
Memimpin (leading)
7)
Fokus
8)
Konfrontasi (confrontation)
9)
Menangkap pesan (Paraphrasing)
10)
Mengambil inisiatif
11)
Memberi nasihat
12)
Menyimpulkan sementra (summarizing)
13)
Refleksi (reflection)
14)
Interpretasi (interpretation)
15)
Pertanyaan tertutup (Close Question)
16)
Teknik diam
17)
Teknik penguatan
Adapun teknik khusus yang digunakan
dalam model konseling behavioural adalah :
·
Latihan assertif
·
Desentisasi sistematis
·
Dan pembentukan perilaku model
Dialog :
Tahap pembentukan
Para klien : ‘’Assalamualaikum, Permisi
Pak”.
Konselor : ‘’Waalaikumsalam , Ehh Anak-anak sekalian
mari silahkan masuk” [ wajah tersenyum penuh kehangatan dan mengulurkan tangan
menyalami para peserta] (Teknik Attending)
Para Siswa tersebut
kemudian dipersilahkan masuk ke dalam ruang konseling kelompok dan mereka
dipersilahkan duduk membentuk lingkaran. Kemudian Konselor duduk
ditengah-tengah mereka dan membuka sesi konseling.
Konselor : “Assalamualaikumwarahmatulahiwaboraktuh ,
Selamat siang kepada Anak-anak sekalian telah menghadiri undangan dari bapak
untuk melaksanakan kegiatan konseling kelompok siang ini. Tetapi, terlebih
dahulu sebelum memulai proses konseling ada baiknya kita memperkenalkan diri
terlebih dahulu nama Bapak Reno Agung Laksono usia bapak saat ini usia 20 tahun
dan Bapak tinggal dikawasan Anggut atas Kota Bengkulu. Selanjutnya maukah
kalian memperkenalkan diri ? (teknik pertanyaan tertutup)
Para klien : “Mau Pak...”
Konselor : “Baik, Silahkan perkenalkan
Diri kalian masing-masing !’’.
Klien 1: “ Nama saya Deni April Yanti, Panggilan
Saya sehari-hari Deni usia Saya 14 tahun dan saya tinggal di Kelurahan Bajak
Kota Bengkulu sekian perkenalan dari Saya terima kasih.”
Klien 2: “ Nama Saya Oktarina Eka Pratiwi, Panggilan
Saya sehari-hari adalah Eka usia saya 14 tahun dan Saya tinggal di Kelurahan
Talang Kering Kota Bengkulu sekian perkenalan diri Saya terima kasih.”
Klien 3: “Nama Saya Putri Biyani, Panggilan Saya
sehari-hari adalah Putri usia Saya 15 tahun dan Saya tinggal dikawasan Kelurahan
Kandang Limun Kota Bengkulu dan Saya nge-kos bersama Kakak laki-laki Saya dan
Saya berasal dari Jawa Tengah”.
Konselor : “Ohh (dormin) jauh sekali ya kampung halaman Teman kita ini, Mbak disana
silahkan perkenalkan diri !”.
Klien 4 : “ Iya Pak nama Saya Rieke Agustia Putri,
Panggilan Saya sehari-hari Rieke usia Saya 14 tahun dan Saya tinggal di kawasan
perumahan Lingkar Barat Kota Bengkulu.
Konselor : “Baiklah Saya rasa sesi perkenalan sudah
cukup dan Bapak melihat kalian bisa saling akrab satu sama lain.”
Tahap Peralihan
Konselor : “Sekarang untuk mengakrabkan suasana mari
kita menyanyikan lagu disi-senang secara bersama... setuju”.
Para klien : “ Setuju , Pak... !”
Setelah
itu Konselor bersama Klien menyanyikan lagu tersebut secara bersama sehingga
menimbulkan suasana akrab diantara mereka dan dengan suasana akrab tersebut
dapat membantu klien untuk lebih terbuka dalam menceritakan masalahnya kepada
orang lain.
Tahap Inti
Konselor : “Baiklah Anak-anak sekalian, Dalam
kehidupan sehari-hari Kita selalu akan menghadapi tantangan yang harus Kita
hadapi dan selesaikan namun apabila tidak bisa Kita selesaikan akan menimbulkan
masalah bagi diri Kita. Sekarang Bapak ingin bertanya kepada kalian, Apakah ada
diantara kalian yang ingin menyampaikan permasalahan yang kalian alami ? (teknik
opened quoestion)
Klien 1 : “Saya , Pak !”
Konselor : “Oh ya, Silahkan “. (dormin)
Klien 1 : “ Begini Pak, Saya kemarin menjadi korban
kejahilan dari Putri dia kemarin berkelahi dengan Saya dan membakar rok Saya
sampai berlobang kemarin Pak. Putri marah kepada Saya karena saya menyuruhnya
masuk ke dalam kelas saat Guru datang sehingga Kami ribut mulut namun dapat
diselesaikan saat Guru datang, Tetapi Putri tidak puas Pak sehingga saat Guru
keluar ruangan Dia membakar rok Saya Pak sampai berlobang sehingga Saya tidak
bisa mengikuti pelajaran berikutnya. Saya sangat malu dan marah Pak atas
kejadian ini.”
Konselor : “Oh... (dormin) , Kasihan sekali kamu Deni. Baiklah
Kita telah mendengar masalah yang disampaikan Deni, Sekarang adakah diantara
Kalian yang akan menanggapinya”.
Klien 2 : “ Aduh kasihan sekali Kamu Deni, Saya
benar-benar miris mendengarnya dan Saya dapat merasakan apa yang kamu rasakan
saat itu Deni”. (teknik empati)
Klien 4 : “ Iya benar... Saya setuju dengan Eka dan
Saya ingin mendengar langsung dari Putri alasan penyebab Ia membakar rok Deni
sampai hangus”. (teknik eksplorasi)
Klien 3 : “ Baiklah, Alasan Saya membakar rok yang
dipakai Deni karena Saya sangat bosan dan jenuh mendengar omongan Deni saat memanggil
Saya untuk masuk ke dalam kelas sehingga saat perasaan jengkel memuncak dalam
pikiran Saya, Saya melawan Deni dan kemudian Saya membakar rok yang dikenakan
Deni.”
Konselor : “Berarti saudari Putri, Deni dengan
perkataannya telah membuat Saudari jenuh mendengarnya. Saya ingin mendengar
dari Saudari Putri bagaimana kata-kata yang dikeluarkan Deni yang membuat
Saudari kesal dan marah ?”. (teknik directing)
Klien 3 : “ Banyak Pak, Kata-kata itu sangat
merendahkan Saya Pak seperti mengatakan Saya gendut, Sok kecantikan, atau
pernah Saya dibilang Pak manusia kepala batu hitam sehingga kata-kata itu
sungguh menyakitkan buat Saya terima Pak”.
Klien 2 : “ Dari perkataan yang dikatakan oleh
saudari Deni kepada Putri, Tampaknya Deni memendam suatu kebencian kepada
Putri.” (teknik Paraphrasing)
Klien 1 : “ Tidak teman-teman Saya sama sekali tidak
membenci Putri tetapi yang saya lakukan adalah menegakkan kedisiplinan kepada
Putri tetapi teman-teman Saya sering tidak mau mendengarkan Saya sehingga Saya
memiliki pemikiran bahwa untuk menegakkan kedisiplinan Saya harus berkata kasar
dan keras kepada Teman-teman Saya supaya mereka mau mendengar apa yang Saya
katakan.”
Klien 4 : “Tujuan saudari Deni memang bagus, Akan
tetapi akan lebih baiknya jika Saudari menggunakan kalimat-kalimat tegas yang
lebih bagus. Dengan kelimat-kalimat positif atau setidaknya dengan tidak
berkata kasar kepada Teman-teman Deni nilai kedisiplinan itu akan dapat
tertanam dengan baik tanpa menimbulkan pertengkaran atau bahkan dendam diantara
sesama Teman seperti yang terjadi pada kalian”. (Teknik Interpretasi)
Konselor : “Ya... Ya (Dormin) jawaban yang diberikan Rike sangat
bagus. Tetapi penjelasan dari Rike tadi sedikit mengambang saat Bapak dengar,
Bisakah Rike lebih mempertegas lagi maksud dari kalimat positif dan tidak
berkatas kasar pada teman supaya lebih dapat dimengerti oleh Deni dan Putri”. (teknik
Clarifying)
Klien 4 : “ Begini Teman-teman semua yang dimaksud
dengan Kalimat positif itu adalah saat menegur teman-teman Kita tidak perlu
menyinggung perasaannya, menghina kondisi fisiknya, menjatuhkan harga dirinya
akan tetapi gunakanlah kalimat yang baik, Rangkullah Dia seperti sahabat Kita
sendiri, dan hormatilah semua Teman kita di dalam kelas apapun kondisinya.”
Klien 2 : “ Wah jawaban yang sangat pas dan bijak
dari Rike... Putri dan Deni apa kalian setuju dengan yang dikatakan Rike ? (teknik
pertanyaan tertutup)
Klien 3 : “Setuju”.
Klien 2 : “Setuju”
Konselor : “Anda berdua terlihat murung dan Saya
melihat Anda seperti menyesali suatu hal”. (Teknik Konfrontasi)
Klien 3 : “Nggak ada yang disesali kok
Pak.”
Konselor : “ Tetapi gerak-gerik tubuh kalian
menunjukkan yang sebaliknya, Sekarang Saya minta Kalian jujur untuk
menceritakan apa yang Kalian sesali. Saya minta Putri bercerita lebih dahulu
baru Deni”. (teknik meminpin/leading)
Klien 3 : “Saya merasa menyesal Pak , selama ini
bersifat cuek bahkan sering jahil kepada Teman-teman Saya sehingga banyak Teman
jadi benci dan kurang senang dengan Saya”.
Konselor : “Oh... ya (Dormin) Lalu Deni...?”.
Klien 1 : “Saya merasa sangat menyesal Pak, Selama
ini selalu memandang rendah teman-teman Saya, Membentak Mereka, dan Saya merasa
selama ini sebagai ketua kelas Saya semena-mena dengan Teman di kelas”.
Klien 2 : “Syukurlah Kalian berdua bisa
menyadarinya, Tampaknya yang Kalian katakan merupakan penyesalan Kalian atas perkelahian
yang terjadi”. (Teknik refleksi)
Konselor : “ Ya... Saya sangat setuju dengan Eka,
Kalian berdua telah menyadari kesalahan Kalian. Sekarang mari Kita fikirkan
cara untuk menghilangkan rasa sakit hati Kalian agar tidak timbul pertengkaran
lagi dikemudian hari...”. (Teknik Fokus)
Klien 4 : “ Saya sangat setuju dengan Bapak, Tetapi
akan lebih baik Jika usulan penyelesaian masalah ini datang dari Teman-teman
sendiri lalu disempurnakan oleh Bapak sehingga hasil konseling ini dapat
diterima dan dilaksanakan oleh Kita semua”. (Teknik mengambil inisiatif)
Konselor : “Wow... itu usul yang sangat luar biasa, Saya
sangat setuju dengan hal tersebut”.
Memang yang paling tepat nasihat dalam konseling datang dari diri Kalian
sendiri sehingga Kalian menjadi mandiri dalam menghadapi masalah dan tidak
bergantung pada Konselor”. (Teknik memberi Nasihat)
Klien 1 : “ Karena itulah Saya meminta saran dari
Semua yang hadir dalam konseling kelompok ini...”.
Para klien :”...” (Teknik diam)
Konselor : “ Sekarang Saya meminta Kalian semua
untuk menenangkan diri, Tarik nafas Kalian dalam-dalam. Sekarang Saya meminta
Rike memukul bahu Deni dan Eka memukul bahu Putri tetapi Deni dan Putri Saya
meminta tetap memejamkan mata dan dalam hati Kalian tanamkan bahwa Saya harus
tersenyum dan menegurnya dengan baik.” (Teknik desensitisasi sistematis)
(Para Peserta konseling kelompok
kemudian melakukan perintah Konselor)
Konselor : “ Sekarang Bapak meminta
perasaan kalian setelah melakukan tindakan tadi”.
Klien 1: “ Saya merasa seperti bukan diri Saya
sendiri tadi Pak, akan tetapi setelah peristiwa tadi Saya merasa lebih tenang
dan bisa mengendalikan diri”.
Klien 3 : “ Saya juga merasakan hal yang
sama Pak dengan yang dirasakan oleh Puteri”.
Konselor : “Baiklah , Sekarang Saya minta Putri
menatap mata Eka dan Deni menatap mata Rike kemudian Putri mencurahkan isi
perasaannya kepada terhadap Deni melalui Eka dan Deni juga melakukan hal yang
sama pada Rike setelah Putri”. (Teknik latihan Asertif)
Klien 3 : “ Deni Saya tahu perbuatan Saya melawan
Kamu adalah salah dan tindakan membakar rok seragammu merupakan tindakan
terbodoh yang pernah Saya lakukan dan Saya mohon maaf kepadamu Deni”.[ menatap
Rike]
Klien 1 : “ Putri Saya memohon maaf sama Kamu karena Saya
telah menghina kondisi fisikmu dan membuatmu sangat marah kepada Saya dan Kamu
sampai dimarahi oleh kedua orangtuamu karena Saya. [menatap Eka]
Konselor : “ Nah bagus itu Kalian bisa mengendalikan
diri dan bisa mengakui kesalahan Kalian berdua (Teknik Penguatan),
Sekarang akan lebih baik jika saat ini Kalian berdua bisa bermaafan secara
langsung”.
Klien 3 : “Deni, Saya mohon maaf sama Kamu atas
kesalahan yang telah saya perbuat sama Kamu dan Saya sangat menyesal atas semua
yang terjadi maukah Kamu memaafkan Saya Deni... ?”
Klien 1: “Baiklah Putri Saya maafkan Kamu dan Saya
juga mohon maaf atas perkataan Saya selama ini ke Kamu...”.
[ Deni dan Putri kemudian saling
memaafkan dan berpelukan disambut dengan tepuk tangan sukacita oleh Peserta
konseling kelompok].
Konselor : “Kalian bisa mencontoh bagaimana Eka dan
Rike berperilaku, Dahulu Mereka sering bertengkar namun setelah Mereka berdua
dapat membuka pikiran, Saling mengerti dan memahami perilaku Teman sehingga
persahabatan Mereka awet dan tidak bertengkar satu sama lain, Jika Kalian mampu
mencontoh perilaku Mereka maka Kalian bisa mendapat pujian dari Orang-orang di
sekitar seperti yang diperoleh Rike dan Eka karena perilaku Mereka yang baik”. (Teknik
pembentukan perilaku model)
Klien 2 : “Terima kasih Pak, Kami sangat
tersanjung mendengarnya...”.
Konselor : “Baiklah, Sekarang Adakah diantara Kalian
yang dapat memberikan solusi agar masalah Kita semua terhindar dari
pertengkaran antar teman...? (Teknik pertanyaan terbuka)
Klien 4 : “ Kalau dari Saya Pak... sebaiknya Deni
dan Putri melakukan hal-hal berikut agar tidak timbul pertengkaran seperti ;
·
Saling memiliki pengertian diantara
teman, jadi dengan adanya saling pengertian diantara Kalian maka akan timbul
pemahaman akan perilaku masing-masing sehingga Kalian tidak akan merasa risih
dan tidak merasa terkejut saat Teman-teman kalian berperilaku yang membuat
kalian terkejut karena dalam diri Kalian telah terdapat pemahaman diantara Kalian.
·
Saling menahan ego masing-masing karena
Kita ini hidup dalam Masyarakat yang memiliki beraneka ragam perilaku baik itu
di Sekolah maupun di lingkungan rumah Kalian. Dengan menahan ego Kalian
masing-masing aka akan terhindar dari berbagai perasaan jengkel atas perilaku
orang-orang di sekitar Kalian. Akan lebih baik jika Kalian lebih menjaga
perilaku dan tidak menampilkan diri sebagai orang yang ditakuti tetapi sebagai
sosok yang bersahaja dan bersahabat. (Teknik memberi Nasehat)
Konselor : “ Dari Eka , Apakah ada masukan lagi
untuk mereka..?”. (Teknik pertanyaan terbuka)
Klien 2 : “Semua saran yang diberikan Rike sangat
baik Pak, Tetapi Saya menambahkan sebuah saran Yaitu:
·
Dalam berperilaku Sehari-hari Kalian
tidak perlu berperilaku keras supaya Kalian berdua lebih ditakuti dan membuat
Teman-teman Kalian disiplin akan tetapi berperilakulah dengan lebih santai ,
Bersahabat, dan lebih menyesuaikan dengan perilaku yang harusnya ditunjukkan
oleh remaja seusia Kita. Tidak usah kita menampilkan perilaku yang lebih dewasa
dari usia Kita, Sebab dengan hal itu teman-teman Kalian akan menjauhi Kalian
sebab Mereka merasa tidak sepaham dengan perilaku Kalian hal inilah yang
menyebabkan Teman-teman Kalian menjauhi Kalian sehingga membuat Kalian menjadi
beperilaku keras dan akhirnya timbul pertengkaran.
Konselor : “ Saya sangat setuju dengan semua Nasehat
dari Rike dan Eka , Disini Saya menambahkan suatu hal yaitu Kalian dalam ke
sekolah hendaknya perilaku Kalian tidak perlu keras atau menunjukkan kekuasaan
Kalian kepada Teman-teman di sekolah. Akan lebih baik jika Kalian menyesuaikan
perilaku dengan Teman-teman Kalian di Sekolah. Perilaku yang lebih baik Kalian
terapkan di Sekolah adalah saling mengerti Teman-teman Kalian, Bersikap ramah
dan penuh kehangatan, dan Kalau kalian tidak suka dengan perilaku Teman-teman
Kalian lebih baik kalian menanggapinya dengan lebih bijak seperti tidak
terpancing dengan provokasi Teman, Kalau kalian bosan melihat perilaku
teman-teman Kalian daripada memukulnya lebih baik Kalian melakukan hal positif
seperti olahraga atau menghabiskan waktu di perpustakaan sehingga Kalian akan
terhindar dari hal negatif seperti perkelahian. (Teknik memberi nasehat)
Klien 1 : “Wah nasehat yang sangat bagus dan
solusinya berkaitan dengan perilaku sehari-hari di kelas.”
Konselor : “Apakah Deni dan Putri bisa menerima
Solusi-solusi yang diberikan dalam Konseling kelompok ini...?”.
Klien 3 : “ Bisa Pak dan Saya bersama
Deni akan berusaha untuk melaksanakannya”.
Konselor : “ Bagus... berarti
solusi-solusi yang diberikan dalam mengatasi masalah perkelahian Kalian melalui
forum Konseling kelompok ini adalah :
·
Memiliki pengertian terhadap
keanekaragaman perilaku yang ditunjukkan oleh teman-teman dikelas.
·
Menahan ego untuk menampilkan tingkah
laku yang arogan
·
Menampilkan perilaku yang lebih tenang,
bersahaja, dan bersahabat dalam berperilaku sehari-hari
·
Melakukan kegiatan-kegiatan positif
untuk menghindari timbulnya perkelahian sebagai akibat ketidaksukaan atas
perilaku teman. (Teknik Summarizing)
Klien 1 : “ Benar-benar solusi yang yang butuhkan
saat ini dan Saya dapat menerimanya untuk dijalankan dalam pergaulan Saya di
kelas sehari-hari”.
Klien 3 : “ Saya juga begitu Pak, Saya
dapat menerima saran yang Bapak berikan”.
Konselor : “ Bagaimana dengan Eka dan Rike dengan
solusi-solusi yang diberikan apakah masih ada tambahan... ?” (Teknik pertanyaan terbuka)
Klien 2 : “ Saya rasa tidak Pak, Itu
sudah cukup untuk saat ini”.
Konselor : “ Baiklah kalau begitu Saya menyimpulkan
jalannya konseling kelompok ini. Dimulai dari Deni dan Putri yang terlibat
perkelahian di dalam kelas, Setelah melewati proses konseling kelompok masalah
yang mendasari perkelahian mereka adalah masalah ketidakmampuan memahami
perilaku Sahabat, Dan solusi-solusi yang diberikan melalui konseling kelompok
ini adalah :memiliki pengertian akan sahabat, Menahan ego, menampilkan perilaku
yang lebih tenang, dan melakukan kegiatan yang lebih positif dan Peserta yang
terlibat aktif dalam kegiatan konseling kelompok ”. (Teknik Menyimpulkan)
Klien 1 : “ Saya dan Putri bisa menerima keputusan
yang diambil dalam konseling kelompok ini dan akan menjalankannya dengan baik.
Terima kasih atas solusi yang diberikan”.
Konselor ; “ Baiklah terima kasih atas keterlibatan
Anak-anak sekalian dalam kegiatan konseling kelompok ini dan semoga hasil dari
konseling kelompok ini dapat diterapkan dengan baik dan tidak ada lagi masalah
diwaktu yang akan datang Amin.”
Para Klien : “Amin...”.
Konselor : “ Kalau begitu kita tutup kegiatan ini
dengan lafaz Hamdalah, dan Wassalamualaikumwarahmatulahiwabarokatuh”
Para Klien : “ Waalaikumsalam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar