Bab
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Praktek
pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu program yang dijalankan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu yang memiliki
tujuan untuk memberikan “Life Skills” bagi
mahasiswa, yaitu pengalaman belajar yang dapat memperluas wawasan, melatih dan
mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan
keterampilan, kemandirian, dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah
pendidikan pada umumnya dan Bimbingan dan Konseling pada khususnya.
Praktek
Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL-BK) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh pada bangku
kuliah di bidang Bimbingan dan Konseling. Pelaksanaaan PPL-BK difokuskan pada
pelaksanaan layanan melalui kegiatan klasikal, pelaksanaan bimbingan kelompok,
pelaksanaan konseling kelompok, pelaksanaan konseling individu, dan melakukan
administrasi kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling.
Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pemberi layanan dan dalam upaya membantu siswa
mengatasi permasalahan yang mengganggu tahap perkembangan siswa, seorang calon
Guru BK harus menguasai betul bagaimana karakteristik siswa yang ada di
lingkungan sekolah dan menguasai hal-hal apa saja yang sangat dibutuhkan siswa
di lingkungan sekolah. kedua hal ini sangat mutlak dilakukan seorang guru BK
agar layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.
Penulisan
laporan ini didasarkan pada hasil kerja kegiatan mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan PPL-BK di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu. Pelaksanaan pemberian
layanan Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat membantu siswa-siswa di
lingkungan praktek mengatasi permasalahan-permasalahan yang mereka alami
melalui kegiatan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan
konseling individu. Melalui kegiatan PPL-BK di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu,
mahasiswa praktikan dapat menerapkan pengetahuan dan wawasan yang diperoleh
dari kegiatan perkuliahan pada program studi Bimbingan dan Konseling ke dalam
lingkungan kerja sebenarnya di Sekolah.
B. Tujuan pembuatan laporan
Tujuan
dari penyusunan laporan akhir PPL-BK adalah untuk mengetahui sejauh mana
mahasiswa praktikan membangun interaksi dengan pihak-pihak terkait di sekolah
yang menjadi lokasi penempatan mahasiswa praktikan. Interaksi yang dimaksud
yaitu kemampuan mahasiswa praktikan dalam membangun hubungan dengan guru pamong
besrta perangkat lain di sekolah dan interaksi dengan siswa di sekolah
berkaitan dengan penyampaian materi layanan Bimbingan dan Konseling. Dalam
laporan akhir ini juga termuat kemampuan mahasiswa praktikan dalam menyusun
perangkat pembelajaran, berupa Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan pendukung (RPK). Tujuan dari pelaksanaan kegiatan PPL-BK
adalah :
a.
Memberikan pengalaman kepada calon Guru
Bimbingan dan Konseling dalam bidang pengajaran dan layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah
b.
Melatih dan mengembangkan kompetensi
kependidikan calon Guru Bimbingan dan Konseling
c.
Memberikan kesempatan kepada calon Guru
Bimbingan dan Konseling untuk mempelajari, mengenal, dan menghayati
permasalahan pada lembaga kependidikan terkait dengan proses pembelajaran,
proses pembimbingan, proses konseling, dan kegiatan manajerial kelembagaan
d.
Memberikan kesempatan kepada calon Guru
Bimbingan dan Konseling untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai selama perkuliahan pada situasi sebenarnya
e.
Mengembangkan kemampuan sekolah melalui
transfer ilmu dan infromasi
f.
Membantu memecahkan
permasalahan-permasalahan pembelajaran dan layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah tempat PPL
g.
Meningkatkan hubungan kemitraan antara
prodi Bimbingan dan Konseling FKIP UNIB dengan dinas pendidikan, kantor wilayah
kementerian agama, sekolah, dan lembaga terkait lainnya
C. Ruang Lingkup PPL-BK
Ruang
lingkup dalam pelaksanaan PPL-BK di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu berorientasi
pada layanan Bimbingan dan Konseling dalam empat kegiatan yang mencakup :
1.
Bimbingan klasikal
2.
Bimbingan kelompok
3.
Konseling kelompok
4.
Konseling individual
D. Manfaat
Manfaat
yang dapat dirasakan dari pelaksanaan PPL-BK antara lain :
·
Bagi mahasiswa
a. Menambah
pemahaman dan penghayatan calon Guru Bimbingan dan Konseling tentang proses
pembelajaran di sekolah.
b. Memperoleh
pengalaman lapangan tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner
sehingga dapat memahami adanya keterakaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran dan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
c. Memperoleh
daya penalaran dalam melaksanakan penelaahan, perumusan, dan pemecahan
masalah-masalah yang terkait erat dengan layanan Bimbingan dan Konseling
khususnya dan pembelajaran pada umumnya di sekolah.
d. Memperoleh
pengalaman lapangan mengenai keterampilan Bimbingan dan Konseling untuk
melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, layanan konseling, dan kegiatan
manjerial di sekolah.
·
Bagi sekolah
a. Memberi
kesempatan kepada sekolah untuk menyiapkan calon Guru Bimbingan dan Konseling
yang profesional
b. Mendapatkan
informasi-informasi baru mengenai pendidikan pada umumnya sehingga dapat
memperluas pemikiran, menambah ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam
merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah
·
Bagi FKIP Universitas Bengkulu
a. Memperoleh
umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah guna pengembangan kurikulum dan
Iptek yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
b. Memperoleh
berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk pengembangan
penelitian dan pendidikan
c. Terjalin
kerjasama yang lebih baik dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk
pengembangan tri darma perguruan tinggi
Bab
2
Hasil
dan Pembahasan
A.
Deskripsi Lapangan dan Refleksi
I.
Deskripsi lapangan
Pengenalan
lapangan atau observasi dilakukan oleh mahasiswa praktikan pada minggu pertama
penempatan mahasiswa praktikan di sekolah. tujuan dari pengenalan lapangan agar
mahasiswa praktikan mampu menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan
sekolah yang menjadi lokasi PPL-BK mahasiswa praktikan. Pelaksanaan pengenalan
lapangan atau observasi dimulai sejak dosen pembimbing mengantarkan mahasiswa
praktikan ke lokasi sekolah tempat PPL-BK. Hal utama yang harus dikenali oleh mahasiswa
praktikan PPL-BK yaitu bagaimana Guru
Bimbingan dan Konseling di sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Pelaksanaan pengenalan lapangan dimulai sejak DPL menyerahkan mahasiswa
praktikan ke sekolah pada tanggal 29 September 2014 dan berakhir pada 4 Oktober
2014. Hal-hal yang diobservasi oleh mahasiswa praktikan selama dalam tahapan
deskripsi lapangan adalah :
a.
Kondisi dan kegiatan umum,
1) Kegiatan
akademik di sekolah. meliputi : cara guru mengajar dan identifikasi masalah
dalam pembelajaran
2) Kegiatan
administrasi sekolah, meliputi : admnistrasi guru, pengelolaan daftar hadir
guru dan pegawai, pengelolaan daftar hadir siswa, dan lain-lain
3) Kegiatan
non-akademik, seperti ekstrakulikuler.
4) Organisasi
personel sekolah disertai deskripsi tugas pokok
5) Mengidentifikasi
masalah pembelajaran yang dihadapi guru
b.
Kondisi dan kegiatan Bimbingan dan
Konseling,
1) Struktur
organisasi personil Bimbingan dan Konseling disertai uraian tugas pokok dan
fungsinya
2) Program
Bimbingan dan Konseling secara lengkap (tahunan, semesteran, bulanan, mingguan,
dan harian) kemudian dilakukan analisis, evaluasi, dan rekomendasi
3) Satuan
layanan yang dibuat oleh guru Bimbingan dan Konseling di sekolah
4) Pelaksanaan
sembilan jenis layanan Bimbingan dan Konseling dan empat kegiatan pendukung di
sekolah
5) Sarana
dan prasarana kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
Dalam kegiatan pengenalan lapangan ini
mahasiswa praktikan dibimbing untuk mengenali kondisi lapangan sekolah lokasi
praktek dengan berpatokan pada hal-hal yang harus diobservasi seperti telah
dijelaskan sebelumnya. Dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam
pengenalan lapangan, mahasiswa praktikan mendapatkannya dari hasil pengamatan
langsung, wawancara dengan guru di sekolah, dan studi dokumentasi di sekolah.
Pengenalan lapangan penting bagi
mahasiswa praktikan agar dapat menyesuaikan diri dengan baik selama
melaksanakan kegiatan PPL-BK di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu.
Mahasiswa
praktikan juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan bimbingan klasikal dan
bimbingan kelompok yang dijalankan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMPN 22.
Dalam observasi kegiatan klasikal ini mahasiswa praktikan mengamati cara guru
BK menyampaikan materi layanan kepada siswa. Pengamatan ini perlu dilakukan
agar menjadi bekal bagi mahasiswa praktikan dalam menyampaikan materi layanan
kepada siswa di dalam kelas. Dari hasil pengamatan ini mahasiswa praktikan
melakukan penyusunan laporan awal dan menjadi awal bagi praktikan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan berikutnya di sekolah lokasi praktikan, SMP
Negeri 22 Kota Bengkulu.
Hasil pelaksanaan observasi-orientasi ini serta refleksinya telah
dilaporkan secara lengkap pada laporan awal observasi-orientasi kegiatan PPL. Pengamatan
ini menjadi sangat penting bagi mahasiswa praktikan guna mempelajari situasi
dan kondisi lapangan sehingga mahasiswa praktikan dapat menyesuaikan diri
dengan baik dan berhasil dalam menjalankan program yang dirancang dalam
kegiatan PPL-BK.
Informasi lapangan yang
diperoleh mahasiswa praktikan dari hasil pengamatan lapangan adalah :
1.
Kegiatan akademik
Sekolah
sebagai salah satu pendidikan formal merupakan tempat siswa untuk mencari dan
mendapatkan ilmu pengetahuan serta hal-hal baru lainnya, atau konsep-konsep
yang terus berkembang. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu membuat
para siswa melaksanakan kegiatan belajar secara optimal. Sekolah juga harus
mampu membuat dan membiasakan para siswa untuk dapat menggunakan sumber belajar
yang telah tersedia secara maksimal karena pemanfaatan sumber belajar akan
membantu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
Dalam
pelaksanaan kegiatan akademik di SMPN 22 Kota Bengkulu, kurikulum yang berlaku
adalah kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) bagi kelas IX.
Kegiatan
akademik di SMPN 22 Kota Bengkulu dari hasil observasi praktikan berpedoman
pada kalender akademik yang disusun oleh pihak sekolah. guru-guru melakukan
kegiatan akademik berdasarkan alokasi kelas dan waktu pelajaran yang telah
ditentukan kepada mereka. Pelaksanaan kegiatan belajar yang diobservasi
praktikan yaitu kegiatan klasikal layanan Bimbingan dan Konseling. Pada
pelaksanaan kegiatan klasikal BK, kegiatan terbagi menjadi tiga tahapan utama
yaitu :
a.
Tahap pembuka
1) Guru
membuka pelajaran
2) Guru
mengabsen jumlah peserta didik yang hadir
3) Guru
mengajak siswa mengikuti kegiatan pelajaran dengan aktif
4) Guru
menyampaikan topik / materi yang akan dibahas
5) Guru
menjelaskan tujuan dari materi yang akan disampaikan
b.
Tahap inti
1) Guru
melakukan penjajakan materi, berupa pengenalan materi layanan secara singkat
kepada siswa
2) Guru
melakukan penafsiran, yaitu menafsirkan gagasan-gagasan yang muncul dari siswa
selama penyampaian materi layanan
3) Guru
melakukan pembinaan kepada siswa dengan memberikan penguatan-penguatan berupa
materi maupun motivasi berkaitan dengan materi yang akan dibahasa
c.
Tahap akhir
1) Guru
melakukan penyimpulan atas materi layanan yang diberikan kepada siswa
2) Guru
menutup dan mengakhiri kegiatan layanan secara klasikal
Berdasarkan pengamatan praktikan dalam
observasi kegiatan akademik, semua tahapan kegiatan layanan telah berjalan
dengan baik.
Permasalahan yang
dihadapi oleh guru dalam menyampaikan layanan secara klasikal di kelas adalah
minat belajar siswa yang masih kurang dalam mengikuti layanan Bimbingan dan
Konseling. Dalam mengatasi permasalahan ini praktikan melakukan tindakan
sebagai berikut:
a.
Mahasiswa melaksanakan kegiatan klasikal
Bimbingan dan Konseling dengan lebih menyederhanakan penggunaan bahasa dalam
materi yang disampaikan sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi
yang disampaikan. Dengan memahami materi yang disampaikan keaktifan siswa dapat
ditingkatkan di dalam kelas.
b.
Kegiatan klasikal yang dilakukan
mahasiswa dibuat secara lebih santai dan namun mampu mengurangi perasaan stress
siswa akibat beban pelajaran yang ada di dalam kelas. Kegiatan klasikal sendiri
akan lebih banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam berbicara dan beraktivitas
sehingga mampu mengurangi sifat pasif siswa dalam kegiatan layanan klasikal
Bimbingan dan Konseling
Selama masa observasi kegiatan akademik,
praktikan memperhatikan kegiatan akademik lain yang berlangsung di SMPN 22 Kota
Bengkulu yaitu kegiatan belajar mengajar, belajar tambahan (Les) bagi siswa
kelas IX, dan praktek dalam mata pelajaran. Namun dalam pelaksanaan kegiatan
bidang akademik, SMPN 22 menghadapi permasalahan kekurangan sarana pendukung
dalam pelaksanaan pendidikan sehingga dalam beberapa mata pelajaran kegiatan
pembelajarannya menjadi kurang maksimal.
Pembinaan bimbingan akademik sangat
diperlukan agar potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan
secara optimal. Program bimbingan ini diarahkan agar dapat menjaga keseimbangan
dan keserasian dalam perkembangan intelektual, emosional, dan sosial. Selain
itu, program bimbingan juga diharapkan dapat mencegah dan mengatasi
potensi-potensi negatif yang dapat terjadi dalam proses pembelajaran. Layanan
bimbingan akademik maupun nonakademik diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan
individual anak baik secara psikologis maupun untuk mengembangkan kecakapan
sosial agar dapat berkembang optimal.
2.
Kegiatan administrasi sekolah
a.
Pengelolaan daftar hadir guru
Guru yang bertugas di SMPN 22 Kota
Bengkulu sebanyak 26 orang dengan status PNS sebanyak 24 orang dan 2 orang
berstatus sebagai guru honor sekolah. pengelolaan daftar hadir dilakukan
melalui absensi guru yang ditandatangi oleh guru setiap mereka hadir ke
sekolah.
b.
Pengelolaan daftar hadir staf tata usaha
Staf
tata usaha yang bertugas di SMPN 22 Kota Bengkulu berjumlah 5 orang.
Pengelolaan daftar hadir dilakukan melalui absensi yang ditandatangani staf
tata usaha setiap hadir ke sekolah.
c.
Pengelolaan daftar hadir siswa
Jumlah
siswa/i SMPN 22 Kota Bengkulu sebanyak 265 orang yang terbagi dalam dua belas
rombongan belajar. Pengelolaan absensi siswa dilakukan dengan mengumpulkan data
absensi kehadiran setiap kelas yang kemudian dikumpulkan didalam buku piket.
3.
Kondisi fisik sekolah
SMPN
22 Kota Bengkulu terletak di Jalan Padat Karya, Kelurahan Bentiring, Kecamatan
Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Posisi lokasi SMPN 22 Kota Bengkulu sangat
berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Bengkulu Tengah dengan Kota Bengkulu.
SMPN 22 Kota Bengkulu berdiri di atas lahan seluas 10.000 m2 dengan
luas bangunan 1.520 m2. SMP N 22 Kota Bengkulu didirikan pada tahun
2004 dengan nomor statistik sekolah
21266004000 diatas tanah milik
pemerintah Kota Bengkulu. SMPN 22 Kota Bengkulu memiliki fasilitas ruang
belajar 12 unit, 1 unit musholla, 1 unit laboratorium, 1 unit perpustakaan, 2
unit Wc, 1 unit ruangan guru, 1 unit ruangan staff tata usaha, 1 unit gudang
olahraga, 1 unit ruang UKS, 1 unit ruang koperasi, dan 1 unit ruang BK. Secara
umum kondisi fisik bangunan di SMPN 22 Kota Bengkulu masih sangat baik dan
lingkungan sekitar sekolah sangat terjaga kebersihannya karena setiap hari
senin sampai sabtu diadakan piket umum oleh siswa/i untuk membersihkan
lingkungan di sekitar sekolah. masalah kondisi fisik yang dihadapi oleh SMPN 22
Kota Bengkulu adalah kurangnya ruangan di sekolah dan kondisi lapangan sekolah
yang belum disemen sehingga tidak bisa digunakan saat musim hujan.
4.
Kondisi pelayanan Bimbingan dan
Konseling (BK)
Kondisi
pelayanan BK di SMPN 22 Kota Bengkulu telah berjalan dengan saat baik.
Pelayanan BK di SMPN 22 Kota Bengkulu dilaksanakan oleh Ibu Lindawati, S.E yang
telah memiliki sertifikasi sebagai guru BK di SMPN 22 Kota Bengkulu. Pelayanan
BK di SMPN 22 Kota Bengkulu berdasarkan hasil pengamatan praktikan berjalan
dengan lancar dan tidak ada hambatan dalam melaksanakan kegiatan BK di SMPN 22
Kota Bengkulu. Perencanaan program telah dilaksanakan dengan baik dan
berlandaskan pada penggunaan aplikasi instrumentasi BK yaitu AUM Umum dan IKMS.
Hasil penggunaan instrumentasi digunakan untuk menyusun program BK mulai dari
program tahunan hingga harian. Dalam melaksanakan program layanan BK, Guru BK
mendapatkan jam mengajar klasikal di kelas dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran
di setiap kelas. Pelayanan BK berjalan dengan efektif dalam bidang layanan
klasikal, Bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan konseling individu.
Hambatan dalam pelayanan BK adalah kondisi ruang BK yang belum memadai dan
tidak bisa difungsikan dengan optimal karena pintu masuk ruangan berada didalam
ruang kelas sehingga kurang dapat digunakan untuk pelaksanaan kegiatan BK di
SMPN 22 Kota Bengkulu.
II. Refleksi
Kegiatan observasi merupakan tahap pengenalan
lapangan yang sangat dibutuhkan oleh praktikan, karena melalui tahap ini
praktikan dapat mengatahui lingkungan sekolah dimana ia akan melaksanakan PPL-BK. Selain itu hal ini akan mendukung proses
adaptasi bagi praktikan dalam praktik di lapangan tersebut. Kegiatan ini
mempunyai alokasi waktu selama satu minggu. Pada pelaksanaan observasi ini
praktikan memperolah informasi melalui guru-guru, pegawai TU, dan siswa-siswi. Adapun
hal-hal yang diamati selama pelaksanaan pengenalan lapangan pada tahap
observasi adalah:
a) Keadaan fisik sekolah.
b)
Keadaan lingkungan sekolah.
c)
Fasilitas sekolah.
d)
Guru dan siswa di sekolah.
e)
Interaksi sosial yang terjadi di sekolah.
f)
Tata tertib yang berlaku dan sebagainya.
g)
Penyusunan
program Bimbingan dan Konseling
h)
Pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling di sekolah
Hal ini dilakukan agar
praktikan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar dan lingkungan
sekolah. Keterangan lebih rinci tentang keadaan lapangan telah diuraikan pada
laporan awal. Melalui observasi praktikan dapat menyimpulkan bahwa SMP
N 22 Kota Bengkulu merupakan sekolah yang sedang dalam tahap perkembangan menuju
ke arah yang lebih baik dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi sekolah
dalam upaya mencapai sekolah dengan prestasi yang maksimal . Cara guru mengajar
sudah sangat baik dan lingkungan sekolah pun cukup kondusif untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan mengajar, Guru yang mengajar di SMP N
22 Kota Bengkulu menghadapi tantangan untuk menciptakan suasana belajar yang
menarik dan dapat menarik minat siswa untuk lebih antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan belajar
mengajar di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu untuk kelas VII – Kelas IX dimulai pukul 07.30 WIB dengan dua kali
istirahat bermain masing-masing 15 menit. Dan berakhir pukul 13.10 WIB, Saat
pukul 07.30 WIB pintu untuk akses keluar masuk warga SMPN 22 ditutup dan kembali
dibuka pada pukul 08.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk kedisiplinan dan
kenyamanan bersama.
B.
Hasil PPL-BK
1.
Satuan layanan
Dalam
pelaksanaan pelaksanaan kegiatan layanan BK, satuan layanan merupakan panduan
yang dibuat oleh guru BK dalam melaksanakan suatu kegiatan layanan kepada
siswa. Dalam pelaksanaan PPL-BK di SMPN 22 Kota Bengkulu, praktikan membuat
satlan dengan menggunakan istilah baru yaitu Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
yang mengacu pada panduan BK dalam kurikulum 2013 tingkat SMP/MTS.
2.
Bimbingan klasikal
Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar
bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakuka kontak langsung
dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan
pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa
berupa diskusi kelas atau curah pendapat. Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan
dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan
mengajar. Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya.
Pada saat berada di lokasi PPL SMPN 22, praktikan
mendapatkan jam mengajar selama 1 jam pelajaran di setiap kelas untuk
mengadakan kegiatan bimbingan klasikal. Materi yang dibahas dalam kegiatan
klasikal didasarkan dari hasil instrumentasi AUM UMUM dan AUM PTSDL siswa asuh
praktikan di kelas IX B, IX C, IX D, dan VII B. Rincian pelaksanaan kegiatan
bimbingan klasikal adalah :
Tanggal
|
Kelas
|
Materi
|
14/10/2014
|
IX
C
|
Membangun
hubungan yang baik dengan teman
|
16/10/2014
|
IX
B
|
Beasiswa
dalam dunia pendidikan
|
21/10/2014
|
IX
C
|
Pelajaran
yang disenangi dan tidak disenangi
|
23/10/2014
|
VII
B & IX B
|
Sikap
menghargai dan menghormati antar teman
|
30/10/2014
|
VII
B
|
Masalah
pribadi di lingkungan remaja
|
06/11/2014
|
VII
B
|
Langkah
dan keuntungan menjadi siswa sukses
|
06/11/2014
|
IX
B
|
Sukses
diterima di SMA/SMK impian
|
25/11/2014
|
IX
C
|
Persiapan
diri menghadapi ulangan semester
|
27/11/2014
|
IX
B
|
Persiapan
diri menghadapi ulangan semester
|
02/11/2014
|
IX
D
|
Teknik
menghapal jelang ulangan semester
|
04/11/2014
|
IX
B
|
Teknik
menghapal jelang ulangan semester
|
3.
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan
kelompok menurut Prayitno ( 1995: 178) adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua
peserta dalam kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi dan memberi saran dan lain-lain sebagainya apa yang dibicarakan itu
semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk
peserta lainnya.
Selama melaksanakan PPL-BK di SMPN 22 Kota Bengkulu, Praktikan
mengadakan beberapa kali kegiatan bimbingan kelompok terhadap siswa asuh di
sekolah. Topik yang dibahas selama pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok
diangkat dari hasil instrumentasi BK yaitu AUM Umum dan AUM PTSDL yang telah
dibagikan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok dilakukan
berdasarkan kesepakatan dengan siswa asuh, dimana siswa meminta kegiatan
bimbingan kelompok dilakukan pada saat jam mata pelajaran BK berlangsung sehingga
tidak berbenturan dengan jam pulang sekolah. pada pelaksanaan bimbingan
kelompok dilakukan dengan membagi dua kelompok setiap kelas yaitu kelompok
siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan. Materi-materi bimbingan kelompok
yang diberikan praktikan kepada siswa asuh adalah :
Tanggal
|
Sasaran
|
Materi
|
14/10/2014
|
Siswa laki-laki kelas IX D
|
Membangun rasa percaya di dalam diri
|
21/10/2014
|
Siswi perempuan kelas IX D
|
Percaya diri dalam ujian nasional
|
28/10/2014
|
Siswa perempuan kelas IX D
|
Cinta di kalangan remaja
|
30/10/2014
|
Siswa laki-laki kelas IX B
|
Mencegah diri menjadi pengangguran
|
11/11/2014
|
Siswa laki-laki kelas IX D dan IX C
|
Menghadapi ketakutan di lingkungan sekolah
|
13/11/2014
|
Siswi perempuan kelas VII B dan IX B
|
Masalah kesehatan pada siswa
|
20/11/2014
|
Siswa laki-laki kelas VII B
|
Pengenalan pelaksanaan ujian nasional sejak dini
|
20/11/2014
|
Siswa laki-laki kelas IX B
|
Jenis-jenis lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia
|
27/11/2014
|
Siswi perempuan kelas VII B
|
Belajar efektif menjelang ulangan semester
|
04/12/2014
|
Siswa laki-laki kelas VII B
|
Belajar efektif menjelang ulangan semester
|
4.
Konseling kelompok
Menurut Sukardi (2008:68) konseling kelompok adalah layanan yang
memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dalam
pelaksanaan layanan konseling kelompok terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan yaitu :
a.
Tahap perkenalan
Pada tahap ini diawali dengan menciptakan suasana
nyaman untuk konsultasi dengan pembina rapport yang makin lama makin membuka
peluang untuk sebuah keterbukaan. Inti sebuah encounter adalah penghargaan kepada sesama manusia,
ketulusan hati, dan pelayanan. Percakapan dalam tahap ini tak jarang memberikan
efek terapi bagi konseli.
b.
Tahap pengungkapan
Pada tahap ini konselor mulai membuka dialog mengenai
masalah yang dihadapi konseli. Berbeda dengan konseling lain yang cenderung
membiarkan konseli “sepuasnya” mengungkapkan masalahnya, dalam konseling ini
konseli sejak awal diarahkan untuk
menghadapi masalah itu sebagai kenyataan. Dan untuk membantu konseli menangani
perasaan tidak bermakna.
c.
Tahap pembahasan
konselor dan konseli bersama-sama membahas dan
menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi. Tujuannya untuk menemukan arti
kebermaknaan hidup.
d.
Tahap evaluasi dan penyimpulan
Di sini konselor mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh
sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku
konseli. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi sikap, orientasi terhadap
makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna, dan pengurangan symptom.
Tahapan-tahapan diatas, merupakan panduan dalam
menjalankan layanan konseling kelompok kepada klien yakni siswa di sekolah.
Selama
melaksanakan PPL-BK di SMPN 22 Kota Bengkulu, praktikan melaksanakan kegiatan
konseling kelompok sebanyak dua kali pada kelas IX C. Kegiatan pertama
berlangsung pada tanggal 04 November 2014 yang membahas permasalahan dalam
bidang kehidupan pribadi yaitu “Pola asuh orangtua yang otoriter”. Kegiatan
kedua berlangsung pada tanggal 02 Desember 2014 yang juga membahasa masalah
dalam bidang kehidupan pribadi yaitu “ Permasalahan pacaran jarak jauh”.
Pelaksanaan kegiatan konseling kelompok pertama dilangsungkan di mushollah
sekolah dan kegiatan konseling kelompok kedua dilakukan di ruang kelas IX C.
Dalam pelaksanaan konseling kelompok, praktikan menggunakan dinamika kelompok
dalam membahas permasalahan yang dikemukakan dalam konseling kelompok untuk
bersama dicari solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.
5. Konseling
Individu
Layanan
konseling individu merupakan layanan yang diberikan untuk membantu klien
mengtasi permasalahan yang dialaminya dengan melakukan pertemuan secara pribadi
antara konselor dengan klien. Selama melaksanakan PPL-BK di SMPN 22 Kota Bengkulu,
praktikan melakukan konseling individu terhadap tiga orang klien, dua orang
dari kelas IX dan satu orang klien dari kelas VIII. Gambaran konseling individu
setiap klien adalah sebagai berikut :
a. Deskripsi
kegiatan konseling klien 1
1. Identitas
Nama : M-Y
Jenis
kelamin : Perempuan
Kelas : IX C
Alamat : Tanjung Agung, Kota
Bengkulu
Agama : Islam
Konseling : ke- 1
Permasalahan : Membolos dari sekolah
2. Deskripsi
kasus
Ø Gejala yang
nampak
Klien dalam keseharian di sekolah banyak menampilkan
perilaku yang menarik perhatian orang banyak. Dalam nada berbicara dengan teman
klien cenderung berbicara dengan nada yang tinggi. Klien sering memancing
timbulnya keributan dengan teman sekelasnya terutama dengan teman laki-laki
yang ada di dalam kelas.
Ø Keadaan
jasmani/kesehatan
Klien memiliki kondisi kesehatan yang baik, kondisi
tubuh klien sempurna tidak mengalami kekurangan, dan klien tidak memiliki
perbedaan dengan teman-temannya yang lain.
Ø Keadaan
tempat tinggal
Klien tinggal bersama dengan kedua orangtuanya di
kawasan Kelurahan Tanjung Agung, Kota Bengkulu. Dalam keseharian klien
menghadapi kondisi orangtuanya yang sering mengalami pertengkaran akibat
masalah anak-anak mereka.
Ø Keadaan/keinginan
sekolah
Klien memiliki keinginan sekolah yang tinggi, namun
menurut klien kondisi sekolah kurang menyenangkan sehingga membuat klien tidak
betah dan sering membolos dari sekolah.
Ø Sifat-sifat
awal
Sifat awal yang ditampilkan klien saat praktikan
bertemu dengannya yakni klien sering membuat keributan terutama dengan teman
laki-laki di dalam kelasnya dan dalam interaksi dengan guru klien menunjukkan
perilaku yang berlebihan agar ia dapat diperhatikan oleh guru di sekolah.
3. Diagnosis
Klien M-Y
merupakan siswa yang aktif di sekolah dan klien juga termasuk orang yang banyak
memiliki pergaulan di sekolah. klien jarang menghadiri kegiatan belajar di
sekolah karena ia lebih membolos daripada datang ke sekolah. penyebab klien
membolos karena ia merasa kesal dengan orangtuanya yang selalu bertengkar
dihadapan anak-anaknya dan klien juga merasa tidak senang dengan perlakuan
beberapa oknum guru yang ada di sekolah karena menurut klien mereka sering
menyampaikan perkataan-perkataan yang membuat klien merasa tersudut dan menimbulkan
ketersinggungan di dalam diri klien. Membolos diakui klien merupakan upaya
pelariannya dari permasalahan yang dihadapi klien baik di rumah maupun di
sekolah.
4. Prognosis
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan klien
Klien mengemukakan pemikirannya bahwa untuk mengatasi
permasalahan membolos yang dialaminya klien memilih untuk diantar jemput
langsung oleh kedua orangtuanya sampai ke gerbang sekolah. klien beralasan
dengan cara seperti itu keinginan untuk membolos di dalam dirinya dapat berkurang
dan orangtua klien tidak khawatir terhadap klien.
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan praktikan
Praktikan mengemukakan pemikirannya bahwa dalam
mengatasi permasalahan membolos sekolah yang dialami klien ada dua tindakan
yang dapat dilakukan yaitu :
a)
Klien harus menanamkan sifat jangan mudah tersinggung
di dalam dirinya. Sifat ini sangat penting untuk dimiliki klien sebab dalam
kehidupan sehari-hari dirinya akan menghadapi berbagai macam karakter dan sifay
manusia terutama dalam bertutur bahasa. Dengan mengurangi sifat mudah
tersinggung akan melatih klien memiliki kesabaran dan mematangkan kematangan
emosi di dalam diri klien. Melatih diri untuk tidak mudah tersinggung akan
sangat berguna bagi klien tidak hanya dalam kehidupannya sekarang sebagai siswi
SMP, tetapi juga untuk kehidupan klien dimasa depan.
b)
Klien dianjurkan untuk mengingat perjuangan kedua
orangtuanya terutama sosok ibu yang telah melahirkan dan membesarkan klien
selama ini. Dengan mengingat sosok ibu klien dapat meresapi perjuangannya dalam
membiayai sekolah klien. Rasa bersalah juga akan muncul saat klien mengingat
ibunya ketika keinginan melakukan tindakan membolos muncul lagi di dalam
pemikiran klien.
Ø Menetapkan
pilihan
Pilihan prognosis yang dipilih klien setelah melakukan
proses konseling individu yaitu prognosis kedua yang diajukan praktikan yaitu
mengingat ibu setiap kali keinginan untuk membolos muncul di dalam diri klien.
Pilihan ini ditetapkan setelah klien bersama praktikan mengkaji kelebihan dan
kekurangan disetiap prognosis yang diajukan dalam kegiatan konseling individu.
5. Kesimpulan
Kesimpulan
yang diambil yakni dalam menghadapi berbagai macam permasalahan kehidupan,
tindakan membolos merupakan tindakan yang sangat tidak tepat untuk dilakukan.
Tindakan membolos dapat menambah beban permasalahan bahkan menambah masalah
baru sehingga merugikan individu yang bermasalahah.
b. Data
konseling individu klien ke- 2
1. Identitas
Nama : I-N-S
Jenis
kelamin : Perempuan
Kelas : VIII C
Alamat : Kandang limun , Kota
Bengkulu
Agama : Islam
Konseling : ke- 1
Permasalahan : pacar yang possesif
2. Deskripsi
kasus
Ø Gejala yang
nampak
Klien menjalin hubungan dengan teman satu sekolah dan
ruangan kelas dan pacarnya bersebelahan. Klien harus menghadapi perilaku
pacarnya yang possesif karena lokasi kelas mereka berdekatan sehingga pacar
klien dapat melihat perilaku klien bersama teman-temannya di kelas. Klien
pernah memutuskan pacarnya dan menjalin hubungan dengan laki-laki lain namun
karena tidak merasa adanya kecocokan klien kembali kepada pacar lamanya.
Peristiwa tersebut menyebabkan pacar klien menjadi lebih posesif dan meminta
perhatian lebih dari klien .
Ø Keadaan
jasmani/kesehatan
Klien memiliki kondisi kesehatan yang baik, kondisi
tubuh klien sempurna tidak mengalami kekurangan, dan klien tidak memiliki
perbedaan dengan teman-temannya yang lain.
Ø Keadaan
tempat tinggal
Klien tinggal bersama dengan neneknya di kawasan
Kandang Limun, Kota Bengkulu. Orangtua klien sendiri tinggal di desa Lubuk
Durian, Kabupaten Bengkulu Utara, mereka tinggal berjauhan karena orangtua
klien merawat kebun disana. Nenek klien memperlakukan klien dengan baik dan
sangat menjaga klien karena merupakan cucu perempuan yang tinggal bersamanya.
Ø Keadaan/keinginan
sekolah
Klien memiliki keinginan sekolah yang tinggi dan
termasuk siswa yang aktif dalam mengikuti setiap kegiatan sekolah
Ø Sifat-sifat
awal
Sifat awal yang ditampilkan klien saat praktikan
bertemu dengan praktikan sangat baik. Klien menunjukkan diri sebagai siswa yang
aktif dalam belajar dan sangat bersahabat dengan praktikan.
3. Diagnosis
Klien I-N-S
merupakan siswi yang duduk di kelas VIII, ia menjalin hubungan dengan temannya
sesama kelas VIII dan ruangan kelas mereka bersebelahan sehingga klien sering
bertemu dengan pacarnya. Klien berkenalan dengan pacarnya saat masa orientasi
sekolah (MOS) dan mereka sudah berpcaran selama satu tahun. Hubungan klien
dengan pacarnya tidak disetujui oleh teman-teman klien karena pacar klien punya
sifat posesif dan pencemburu, namun klien memilih bertahan karena pacarnya
memiliki perilaku yang baik, sudah kenal dengan keluarganya, dan memiliki
sepeda motor sendiri. Klien mengaku pernah berselingkuh dan ketahuan oleh
pacarnya, akibatnya mereka sempat putus namun kembali lagi. Perselingkuhan
klien membekas di ingatan pacarnya sehingga pacar klien masih ragu dengan klien
dan ia meminta klien memberi perhatian lebih di sekolah sebagai tanda cinta,
namun klien menolak karena merasa tidak enak dengan teman-temannya yang lain.
penolakan ini mengakibatkan mereka sering bertengkar dan kepercayaan diantara
klien dan pacarnya belum tumbuh dengan sempurna.
4. Prognosis
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan klien
Klien mengemukakan pemikirannya bahwa untuk mengatasi
permasalahan membolos yang dialaminya klien memilih untuk membangun komunikasi
langsung dengan pacarnya dengan cara memanggil sang pacar setiap bertemu sesuai
dengan keinginan pacar klien.
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan praktikan
Praktikan mengemukakan pemikirannya bahwa dalam
mengatasi permasalahan membolos sekolah yang dialami klien ada dua tindakan
yang dapat dilakukan yaitu :
a.
Klien harus membicarakan secara langsung kepada klien
bahwa ia sudah berubah dan tidak akan lagi berselingkuh. Berbicara langsung
membuat klien dan pacarnya dapat mengetahui perasaan dan keinginan mereka
masing-masing. Berbicara langsung dapat mengurangi perasaan marah dan beban
pikiran yang berkecamuk di dalam hati dan pikiran masing-masing.
b.
Klien dianjurkan untuk memberikan senyuman kepada
pacarnya saat bertemu. Dengan memberikan senyuman, klien dapat menunjukkan
perhatian kepada sang pacar dan klien dapat mengurangi perasaan segan saat
bertemu dengan dihadapan teman-teman klien dan pacarnya.
Ø Menetapkan
pilihan
Pilihan prognosis yang dipilih klien setelah melakukan
proses konseling individu yaitu prognosis kedua yang diajukan praktikan yaitu
dengan memberikan senyuman kepada pacar klien saat bertemu. Alasan yang
pemilihan prognosis tersebut karena klien merasa nyaman dan sangat siap untuk
melakukan tindakan tersebut dan ia dapat mengurangi perasaan segan dihadapan
teman-temannya dan teman-teman sang pacar
5. Kesimpulan
Kesimpulan
yang diambil yakni dalam menjalin suatu hubungan sangat diperlukan adanya rasa
saling percaya dan pengertian diantara pasangan. Dengan adanya kedua hal
tersebut maka hal-hal yang tidak diinginkan dalam hubungan akan dapat terhindar
dan hubungan yang terjalin akan menjadi hubungan yang baik bagi kedua pasangan.
c. Data
konseling individu klien ke- 3
1. Identitas
Nama : F
Jenis
kelamin : Laki-laki
Kelas : IX C
Alamat : Talang Kering , Kota
Bengkulu
Agama : Islam
Konseling : ke- 1
Permasalahan : kebingungan dalam memilih kekasih
2. Deskripsi
kasus
Ø Gejala yang
nampak
Klien menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang
duduk di kelas VIII SMP N 15 Kota Bengkulu, selama menjalin hubungan klien
merasa nyaman dan menghadapi berbagai macam perilaku dari kekasihnya. Seiring
berjalannya waktu klien berkenalan dengan kakak dari kekasihnya yang saat ini
duduk di kelas XI SMA dan ternyata kakak dari kekasih klien menaruh perasan
cinta terhadap klien karena ia menjalin hubungan jarak jauh dengan pacarnya. Perhatian
yang diberi oleh kakak kekasih klien menimbulkan perasaan tertarik di dalam
diri klien terhadap kakak kekasihnya. Perhatian klien terhadap kakak kekasihnya
menimbulkan prasangka di dalam diri kakak kekasih klien bahwa klien juga
tertarik kepadanya, akibatnya timbul perhatian berlebih dari sang kakak kekasih
terhadap klien yang sangat berlebihan. Klien sangat kebingungan sebab perhatian
yang berlebihan tersebut diiringi dengan ultimatum bahwa klien harus memilih
antara pacarnya sekarang atau kakak sang pacar. Kedua pilihan ini membuat klien
dilanda kondisi bingung dan sulit untuk menentukan keputusan.
Ø Keadaan
jasmani/kesehatan
Klien memiliki kondisi kesehatan yang baik, kondisi
tubuh klien sempurna tidak mengalami kekurangan, dan klien tidak memiliki
perbedaan dengan teman-temannya yang lain.
Ø Keadaan
tempat tinggal
Klien tinggal bersama dengan kedua orangtuanya
dikawasan kelurahan Talang Kering, Kota Bengkulu. Klien tinggal dengan nyaman
bersama kedua orangtuanya sebelumnya klien tinggal dikawasan Rawa Makmur.
Ø Keadaan/keinginan
sekolah
Klien memiliki keinginan sekolah yang baik, namun
klien sering tidak hadir di sekolah dengan alasan yang kurang jelas.
Ø Sifat-sifat
awal
Sifat awal yang ditampilkan klien saat bertemu dengan praktikan
cukup baik dan tidak menunjukkan gejala yang aneh.
3. Diagnosis
Klien F
mengalami permasalahan karena ia harus menetapkan pilihan diantara dua orang
bersaudara untuk menjadi kekasihnya. Kedua bersaudara tersebut menaruh
perhatian kepada klien karena klien memberikan perhatian kepada dua saudara
tersebut. Klien sendiri menjalin hubungan dengan sang adik sedangkan kakak
kekasihnya sangat terobsesi ingin memiliki klien. Obsesi sang kakak kekasih
membuat klien merasa tidak nyaman sedangkan perasaannya sampai saat ini masih
mencintai dengan sang kekasih. Klien sangat ingin memutuskan komunikasi dengan
kakak sang kekasih namun ia bingung harus melakukan tindakan yang tepat.
4. Prognosis
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan klien
Klien mengemukakan pemikirannya dalam mengatasi
permasalahannya yaitu dengan memutuskan hubungan dengan pacarnya dan menjauhi
kakak sang kekasih, dengan demikian tidak ada yang menang atau kalah dari kedua
kakak beradik tersebut.
Ø Prognosis
pemecahan masalah yang dikemukakan praktikan
Praktikan mengemukakan pemikirannya bahwa dalam
mengatasi permasalahan asmara yang dialami klien ada dua tindakan yang dapat
dilakukan yaitu :
a.
Klien dapat melakukan kontak dengan orang terdekat
kakak kekasihnya tersebut untuk membujuk sang kakak agar memikirkan perasaan
adiknya yang merupakan pacar klien. Nasihat yang diberikan oleh orang-orang
terdekat akan memiliki pengaruh bagi sang kakak pacar klien agar ia menyadari
bahwa tindakannya salah
b.
Klien dapat melakukan tindakan dengan cara mengurangi
komunikasi dengan kakak kekasihnya seperti dengan mengurangi intensitas
membalas SMS, mengurangi intensitas menelepon, dan menambah intensitas
komunikasi dengan pacar.
Ø Menetapkan
pilihan
Pilihan prognosis yang dipilih klien setelah melakukan
proses konseling individu yaitu prognosis kedua yang diajukan praktikan yaitu
dengan mengurangi intensitas membalas SMS, menerima telepon dari kakak sang
pacar, dan meningkatkan intensitas komunikasi dengan pacarnya. Pilihan ini
dipilih klien dengan pertimbangan sangat mungkin dilakukan oleh klien saat ini
dan tidak menyinggung perasaan kedua belah pihak.
5. Kesimpulan
Kesimpulan
yang diambil yakni dalam menjalin suatu hubungan sangat diperlukan adanya rasa
kesetiaan dan saling menjaga perasaan diantara pasangan. Menjaga sikap setia
dan menjaga perasaan diantara pasangan
akan menjaga hubungan yang terjalin antara pasangan kekasih.
C. Faktor
Pendukung dan Faktor Penghambat
1. Faktor
Pendukung
Faktor
pendukung pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di SMP N 22 Bengkulu
adalah :
a. Tersedianya
jam layanan Bimbingan dan Konseling secara klasikal yang diatur dalam jadwal
pelajaran setiap kelas.
b. Siswa SMP
Negeri 22 Kota Bengkulu telah terbiasa menerima layanan Bimbingan dan Konseling
yang membuat mereka tidak lagi merasa asing dengan layanan BK yang diberikan
oleh praktikan.
c. Para siswa
terbuka dan mau menyampaikan permasalahan yang mereka alami dalam kegiatan
layanan BK.
d. Kegaiatan
layanan BK yang dijalankan oleh praktikan
mendapatkan dukungan dari para dewan guru dan staff tata usaha yang
membuat kegiatan yang dijalankan tidak mengalami hambatan.
2. Faktor
penghambat
Faktor
penghambat pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di SMP N 22 Bengkulu :
a. Waktu yang
tersedia untuk pelaksanaan layanan BK cukup singkat, yaitu 1 jam pelajaran
dengan durasi 40 menit. Waktu yang sangat singkat membuat praktikan kurang bisa
menyampaikan materi layanan secara lebih luas dan mendengarkan pendapat dari
siswa lebih banyak.
b. Ruangan BK
yang tersedia di SMP N 22 Bengkulu kurang bisa difungsikan dengan baik, hal ini
menyebabkan praktikan kurang bisa melaksanakan kegiatan layanan non-klasikal
dengan maksimal.
D. Refleksi
Setelah selesai
kegiatan observasi atau pengenalan lapangan maka memasuki tahap pelatihan dasar
mengajar secara terbimbing yang dimulai tanggal 13 Oktober 2014 sampai 14 November 2011 pada tahap ini praktikan berlatih
mengintegrasikan berbagai kemampuan layanan bimbingan dan konseling secara utuh
di kelas di bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing dengan pendekatan
supervisi klinis. Kemampuan keguruan yang seharusnya dipraktikkan di kelas
adalah keterampilan dasar mengajar yang telah didapat praktikan pada
perkuliahan Pengajaran Psikologi dan BK (PPL-1). Keterampilan dasar
mengajar tersebut meliputi:
1. Keterampilan
bertanya dasar dan bertanya lanjut
2. Keterampilan
memberikan penguatan
3. Keterampilan
memberikan variasi
4. Keterampilan
menjelaskan
5. Keterampilan
membuka dan menutup pemberian materi
6. Keterampilan
dalam membimbing bimbingan kelompok dan konseling kelompok
7. Keterampilan
mengelola kelas
8. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan (bimbingan kelompok, konseling kelompok,
dan konseling individual).
Pada saat pelatihan mengajar terbimbing ini guru pamong
memberikan kesempatan kepada praktikan untuk menerapkan langsung dengan
memberikan layanan bimbingan dan konseling di kelas maupun di luar kelas.
Setelah memberikan layanan bimbingan dan konseling praktikan
melakukan bimbingan dengan guru pamong mengenai cara memberikan layanan BK
/mengajar praktikan termasuk hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan
pada saat memberikan layanan. Materi bimbingan ini difokuskan pada : persiapan
mengajar, penerapan keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi dalam latar
ilmiah dan bervariasi, dan pengelolaan proses belajar mengajar (kaitannya
dengan pengelolaan kelas) dan dampaknya terhadap siswa. Selain itu pada tahap
pelatihan mengajar terbimbing ini Guru Pamong akan melatih praktikan dalam membuat
Program
tahunan, Program semesteran, Program bulanan, Program mingguan, Rencana
Pelaksanaan Layanan, dan
Rencana Pelaksanaa Kegiatan
Pendukung. Adapun dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling 2014/2015 di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu yaitu bapak Dr. Hadiwanrto, M.Psi. Sedangkan guru pamong adalah Ibu
Lindawati, S.E.
1)
Refleksi Mengajar / Pemberian
Layanan BK Terbimbing
Pada pelaksanaan keterampilan mengentaskan masalah, praktikan dapat
mengamati secara langsung bagaimana guru BK yang berkaitan dengan pengentasan
masalah yang berkenaan dengan layanan BK. Dalam hal ini guru yang diamati ialah
guru pamong. Kegiatan ini dilaksanakn pada waktu observasi-orientasi
pengentasan masalah siswa baik dikelas maupun di ruang BK. Dari kegiatan ini
praktikan mendapat wawasan yang berarti dan dapat mengetahui bagaimana cara
memberian layanan BK yang baik. Setelah mengamati guru pamong
memberikan layanan, praktikan mulai melakukan pemberian layanan secara
terbimbing, ini dimaksudkan untuk melatih praktikan dalam menerapkan
keterampilan dasar mengajar yang didapat dari sekolah.
Pada pelaksanaan pemberian layanan secara terbimbing yang dilakukan
praktikan guru pamong akan mendampingi setiap kali praktikan memberikan
layanan, dan setelah mengajar ataupun pemberian layanan dilakukan
diskusi/bimbingan antara praktikan dan guru pamong berkaitan dengan kegiatan
pemberian layanan yang dilakukan oleh praktikan. Melalui bimbingan ini guru
pamong selalu memberikan masukan-masukan kepada praktikan tentang hal-hal yang
perlu diperbaiki. Adanya bimbingan ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena
dengan adanya masukan-masukan/solusi pemecahan masalah yang sering dihadapi
praktikan dapat memberikan perbaikan dalam mengajar ataupun pemberian layanan
BK sehingga praktikan dapat lebih baik lagi.
Pada tahapan pengajaran terbimbing ini setiap kali mengajar ataupun
pemberian layanan BK praktikan terlebih dahulu memberikan RPL
dan RPK kepada guru
pamong. Selama proses pemberian layanan BK berlangsung guru pamong mengamati
kesesuaian praktikan mengajar dengan RPL yang dibuat
(ketepatan isi materi, sistematis penyampaian materi, dan ketepatan waktu) .
Pada saat PPL di SMP
Negeri 22 Kota Bengkulu, praktikan melaksanakan kegiatan pemberian layanan di kelas VII B, IX B, IX C, dan IX D.
2)
Mengajar Mandiri Dan Refleksi
Pelatihan mengajar atau pemberian layanan BK secara mandiri dilaksanakan
jika praktikan telah dianggap baik dalam pelatihan mengajar/pemberian layanan
BK terbimbing. Pelatihan pemberian layanan BK secara mandiri bertujuan agar
praktikan dapat berlatih secara mandiri dalam menerapkan dan mengintegrasikan
kemampuan keguruan dalam situasi nyata, pengayaan konteks dan mengasah
kemampuan refleksi.
Pelatihan dasar
mengajar/pemberian layanan
BK
secara mandiri ini, dimulai tanggal 17 November 2014 s.d 26
Desember 2014 dan khusus bagi praktikan
difokuskan pada pemberian secara klasikal di kelas dan non-klasikal di luar
kelas.
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam kegiatan PPL. Dalam tahapan ini
praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara
utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah
menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi. Pada keterampilan
dasar mengajar atau pemberian layanan BK secara mandiri praktikan diberi
keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan seorang guru
BK. Praktikan diberi kesempatan
penuh untuk melatih secara mandiri dan menginterpretasikan seluruh keterampilan
BK yang diperoleh selama pelatihan pemberian layanan BK terbimbing. Praktikan
juga diberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar atau pemberian
layanan BK secara mandiri dan guru pamong memberikan perbaikan-perbaikan jika
praktikan menemui kesulitan dalam proses pemberian layanan BK.
Kendala
yang dihadapi praktikan adalah keterbatasan waktu yang tersedia untuk jam
pelajaran BK yaitu selama 40 menit untuk
melaksanakan pemberian layanan BK yang meliputi Bimbingan Klasikal, Bimbingan
Kelompok, Konseling Kelompok ataupun Konseling Individu. Selain itu kendala yang dihadapi berikutnya
adalah tidak tersedianya fasilitas LCD bagi praktikan dalam menyampaikan materi
layanan kepada siswa asuh, hal ini membuat praktikan tidak bisa menggunakan
media secara maksimal dalam memberikan layanan BK. Masalah paling dominan
dialami oleh para siswa asuh yaitu masalah yang berkaitan dengan hubungan sosial
di sekolah, masalah kisah-kasih asmara siswa SMP, rendahnya motivasi untuk
mengikuti kegiatan belajar, kebingungan dalam menentukan langkah-langkah
setelah menamatkan pendidikan di SMP, dan masalah dalam hubungan dengan
orangtua di rumah. Pengungkapan masalah siswa menggunakan aplikasi
instrumentasi BK yaitu AUM Umum, AUM PTSDL, dan Sosiometeri. Dalam mengatasi
permasalahan siswa praktikan memfokuskan pada penggunaan empat layanan BK yaitu
Bimbingan klasikal, Bimbingan kelompok, Konseling kelompok, dan Konseling
individu.
B.
Kegiatan Non Akademik Dan Refleksi
3.1 Kegiatan Non Akademik
Kegiatan non akademik yang ada di SMP Negeri 22 Kota Bengkulu diantaranya setiap hari
diadakan kegiatan Sholat
Dhuha yang dilaksanakan sebelum jam
pelajaran dimulai yaitu pukul 07.30 -07.45 WIB. Kegiatan
ini bertujuan membina dan meningkatkan iman dan taqwa siswa. Setiap hari Jum’at
dilaksanakan kegiatan jalan sehat dan kultum dengan teknis pelaksanaan bergantian setiap minggunya. Kegiatan non
akademik lainnya yaitu kegiatan ekstrakurikuler berupa pramuka, futsal, dan
bola volly. Untuk membina kemampuan siswa dalam berorganisasi terdapat wadah
OSIS (organisasi siswa intra sekolah) yang dijalankan oleh siswa kelas VII dan
VIII.
Kegiatan
ekstra kulikuler yang saat ini berjalan aktif di SMP Negeri 22 Bengkulu adalah Pramuka, futsal, dan bola
volly.
3.2 Refleksi Kegiatan Non Akademik
Praktikan melakukan kegiatan-kegiatan
non-akademik seperti tugas piket guru, dan piket Ujian Semester. Pembagian
waktu tugas piket ini disesuaikan dengan kesepakatan bersama oleh para
praktikan PPL. Dalam pembagian tugas piket guru praktikan mendapat tugas
giliran piket yaitu pada hari jum’at dari jam 07.30– 11.05 WIB. Tugas guru
piket adalah membunyikan bel-bel pada jam-jam tertentu, mengisi jam kosong,
memindahkan nama siswa ke buku absen siswa, mengabsen guru yang tidak hadir,
menjaga ketertiban dan keamanan sekolah.
Bab
3
Penutup
A.
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktik Lapangan
Bimbingan dan konseling(PLBK) di SMP NEGERI 22 KOTA BENGKULU yang dilaksanakan
dari bulan september 2014 hingga januari 2015, yang diawali dengan pengenalan
sekolah (observasi),perencanaaan program,pelaksanaan program,umumnya terlaksana
dengan baik meskipun mendapatkan beberapa hambatan dan kekurangan dalam
pelaksanaannya.
Sebagian layanan yang dijalankan
sebagian hambatan nya antara lain mengenai waktu BK yang singkat sehingga terkadang harus mengambil
sedikit jam mata pelajaran lain.Kegiatan praktik lapangan ini dapat terlaksana
dengan baik,bekat adanya kerjasama kepala sekolah,guru pamong,guru
pembimbing,wali kelas,guru mata pelajaran,guru piket,TU,serta keikut sertaan
siswa dalam pemberian layanan.
B. Saran
Dalam
kesempatan ini,penulis menyaranan kepada jurusan program studi bimbingan konseling
di SMP NEGERI 22,untuk menambah jam mata pelajaran BK klasikal serta di
adakannya jam terkhusus untuk siswa menceritakan masalahnya (jam konseling) dan
menyediakan ruangan BK yang lebih memadai untuk optimalisasi layanan BK.
Daftar Pustaka
Profil SMPN 22
Kota Bengkulu
Panduan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL 2) Mahasiswa program studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP UNIVERSITAS BENGGKULU 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar