Minggu, 08 Januari 2012

bidang-bidang bk

Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling
            Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya , dalam hal menemukan kekuatan dan kelemahan darinya serta hal positif dan negatif yang terkandung dalam dirinya. Bimbingan dan konseling juga membantu siswa dalam mengenali lingkungannya baik lingkungan rumah , keluarga , masyarakat , sekolah , dan lingkungan pertemanan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara mantap dan berkelanjutan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungannya. Bimbingan juga membantu individu dalam merencanakan masa depannya dengan membantu mereka membuat beberapa pilihan rencana kehidupan , kelanjutan kariernya , dan juga pilihan kelanjutan studi yang tepat bagi mereka setelah mereka menyelesaikan lanjutan pendidikan mereka.
            Untuk menangani hal-hal tersebut maka isi dalam layanan bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang dibimbing. Adapun bidang-bidang dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah :
1.Bidang bimbingan pribadi dan sosial
            Bimbingan pribadi membantu siswa dalam menjadi pribadi yang bertakwa dan beriman kepada tuhan yang maha esa dengan menjauhi larangan dan menjalankan perintahnya. Bimbingan pribadi juga membantu individu dengan segala aktivitasnya dengan menjalankan segala aktivitas sehari-hari dengan memperhatikan aspek rohani dan jasmani. Selain itu bimbingan pribadi juga membantu siswa dalam mengembangkan dirinya , memahami dirinya dan meningktkan kompetensinya agar menjadi individu yang diinginkan masyarakatnya.
            Inti dari pengertian bimbingan sosial  yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
            Bimbingan sosial membantu siswa dalam dalam berhubungan dengan masyarakat di lingkungannya dengan berdasarkan budi pekerti yang luhur , tanggung jawab kemanusiaan , sopan santun yang ada dalam masyarakat , dilandasi oleh rasa kebangsaan yang tinggi serta diiringi dengan adanya rasa toleransi , tenggang rasa , tidak mau menang sendiri , dan juga rasa memberi dan menerima di tengah lingkungan yang memiliki banyak perbedaan. Selain itu bimbingan sosial juga membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang efektif ditengah masyarakat yang luas.
            Kedua bidang ini dapat dirincikan sebagai berikut:
a.      Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan yang beriman terhadap tuhan yang maha esa. Cara pengembangan wawasan tersebut adalah dengan mempelajari agama dengan benar serta menjalankan ritual agama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing individu.
b.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif , liar , dan produktif baik dalam kehidupan mereka sehari-hari maupun dalam kehidupan mereka bermasyarakat.
c.       Pemantapan tentang pengenalan kelemahan diri yang ada pada seorang individu dan membantu mereka mencari penanggulangan kelemahan diri mereka tersebut agar mereka tidak menjadi depresi atas kelemahan yang dimiliki.
d.      Pemantapan kemampuan individu untuk mengambil keputusan , agar mereka terlatih ketika berada di lingkungan kerja , keluarga , dan masyarakat untuk mengambil keputusan yang tepat , strategis , dan mampu membawa keuntungan dari keputusan tersebut.
e.      Pemantapan kemampuan pengembangan diri berdasarkan keputusan yang telah diambil.
f.        Pemantapan dalam penyelenggaraan kehidupan yang sehat , baik secara jasmaniah maupun rohaniah
g.      Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik secara efektif , baik melalui lisan maupun tulis. Sebab dengan kemampuan komunikasi yang efektif maka seorang individu dapat menyampaikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain
h.      Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan gagasan secara argumentasi dengan cara yang dinamis , kreatif , efektif , dan produktif agar mudah dimengerti oleh orang yang mendengar.
i.        Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah , sekolah , maupun masyarakat luas dengan sangat menjunjung tinggi nilai tata krama , sopan-santun , nilai-nilai agama , adat , hukum , ilmu , dan kebiasaan yang berlaku ditengah masyarakat.
j.        Pemantapan hubungan yang harmonis antar masyarakat yang dinamis , harmonis , dan produktif baik dengan teman sebaya di sekolah yang sama atau yang berbeda , dengan individu yang lebih tua dan lebih muda di lingkungan masyarakat dan keluarga.
k.       Pemantapan pemahaman kondisi sekolah dan peraturan yang ada di sekolah tersebut agar para siswa terutama siswa baru tidak terkejut dengan kondisi yang ada di sekolah dan peraturan yang harus mereka patuhi di sekolah tersebut dan menjalankannya secara efektif dan dinamis serta bertanggung jawab.
l.        Orientasi tentang kehidupan berkeluarga.

Dalam bidang bimbingan pribadi , pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa , mantap , mandiri , serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dirincikan sebagai berikut.:
a.      Pengembangan sikap dan wawasan pribadi terhadap melalui sikap dan kebiasaan yang menunjukkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
b.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di tengah masyarakat.
c.       Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki individu tersebut dan bagaimana cara konselor untuk menyalurkan bakat anak tersebut agar tidak salah tersalurkan.
d.      Pemantapan tentang bagaimana anak tersebut memahami kekurangan dirinya dan bagaimana ia dapat mengatasi kekurangan dirinya
e.      Pemantapan kemampuan pengambilan keputusan bagi anak didik
f.        Pemantapan dalam menjalankan pilihan hidup

Menurut Abu ahmadi (1977) bimbingan sosial dimaksudkan untuk :
a.      Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
b.      Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
c.       Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk menyelesaikan masalah tertentu



























2. Bimbingan belajar
            Bimbingan belajar adalah bimbingan yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan aktivitas belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan belajar dapat membantu murid menemukan cara belajar yang tepat , program studi yang sesuai , dan mengatasi kesukaran yang timbul saat murid mengikuti pelajaran di kelas. Bimbingan belajar timbul karena pada saat ini kegiatan pembelajaran semakin kompleks baik dalam tingkatan program studi maupun materi yang diajarkan. Bimbingan karir meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Cara belajar , baik kelompok atau individu
2.      Cara bagaimana menjalankan waktu dan kegiatan belajar
3.      Efisiensi dalam memakai buku-buku pelajaran
4.      Cara mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5.      Cara , proses , dan prosedur mengikuti pelajaran di dalam kelas
Dalam bidang bimbingan belajar , terdapat beberapa orientasi yang harus ada dalam program bimbingan. Orientasi itu antara lain :
1.      Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan instruksional  , kurikulum , struktur jabatan sekolah , dan cara belajar yang tepat
2.      Penyadaran kembali mengenai cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di sekolah dan di rumah
3.      Bantuan memilih program studi yang sesuai , kegiatan non-akademik yang menunjang prestasi akademik , dan kelanjutan program studi pada tingkat yang lebih tinggi.

Bidang-bidang bimbingan belajar dapat dirincikan ke dalam kelompok-kelompok berikut :
a.      Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif dalam mengikuti kegiatan belajar , mencari bahan sumber referensi belajar , bersikap terhadap guru , mengerjakan tugas yang diberikan , mengembangkan keterampilan , dan pelaksanaan penilaian.
b.      Pemantapan tentang sistem belajar yang dipilih oleh anak murid dan mendorong mereka untuk berlatih mengerjakan soal-soal mata pelajaran secara mandiri di rumah.
c.       Pemantapan bagi penguasaan materi di sekolah. Materi di sekolah pada saat ini harus mengacu kepada perkembangan ilmu , teknologi , dan kesenian
d.      Pemantapan pemahaman tentang kondisi fisik masyarakat , sosial , budaya , yang ada di lingkungan sekitar dan masyarakat untuk membantu pengembangan pengetahuan dan keterampilan ilmiahnya serta mampu mengembangkan diri di tengah lingkungan masyarakat.
e.      Orientasi belajar di perguruan tinggi

Dalam kenyataannya untuk melaksanakan bimbingan belajar di indonesia masih sangat susah hal ini dikarenakan :
1.pendidikan di indonesia masih dalam tahap perkembangan
            Pendidikan di Indonesia masih berada pada tahap perkembangan karena indonesia masih terus mengikuti sarana pembelajaran di eropa. Akibat yang dimbul adalah sering terjadi ketidaksesuaian anak dengan materi yang dibahas oleh guru mereka. Hal ini semakin ditunjang dengan seringnya terjadi perubahan kurikulum di Indonesia , terutama setelah era reformasi bergulir di indonesia. Perubahan kurikulum itu membuat program BK yang mengurus masalah bimbingan belajar berjalan dengan kurang optimal sebab sering terjadi perubahan komposisi mengajar dan program bk kadang diizinkan masuk kelas kadang tidak sehingga membuat bimbingan belajar sulit dilaksanakan.
2.sikap keluarga yang kurang mendukung proses belajar anak
            Sikap keluarga ini terjadi karena kegiatan belajar yang ditempuh oleh anak , tidak sesuai dengan keinginan mereka. Kasus seperti ini banyak terjadi terutama pada orang tua yang tingkat pendidikannya rendah dan kurang mengerti akan pentingnya pengelompokan pendidikan. Mereka biasanya akan terfokus pada suatu pendidikan tertentu , sebagai contoh orang tua yang menginginkan anaknya melanjutkan studi dibidang kesehatan , sementara anaknya tidak berminat dan ketika ia memilih untuk masuk ke  jurusan IPS yang tidak memiliki kaitan dengan kesehatan , maka orang tua mereka menjadi marah dan tidak mau tahu lagi terhadap pendidikan anak tersebut dan tidak mau datang saat guru BK memanggilnya untuk proses kegiatan bimbingan belajar anaknya.
3.sikap siswa yang tidak bisa mengatur dirinya sendiri
            Sikap ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh siswa yang tidak memiliki minat yang tinggi dan tujuan yang pasti akan jalan hidupnya. Mereka biasanya hanya ikut-ikutan dalam melanjutkan studi mereka. Para siswa ini memandang pendidikan hanya sebagai pengganti aktifitas mereka yang kosong dirumah dan agar mereka tidak disebut penganggur dirumah. Siswa dengan tipe seperti ini biasanya akan memilih pendidikan yang cepat , mudah , persaingan yang tidak ketat , dan cepat meluluskan mereka tanpa memperdulikan ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh selama mengikuti pendidikan tersebut.
4.sekolah yang kurang menegakkan disiplin
            Ada beberapa sekolah yang hanya mengejar prestise (gengsi) pada setiap proses pembelajarannya , sehingga sekolah tidak terlalu memperhatikan disiplin anak murid mereka tetapi lebih fokus pada aspek fisik saja.
            Dalam menghadapi situasi seperti ini , guru BK harus menunjukkan fleksibilitas yang besar , yang mana disuatu sisi harus memahami keadaan yang terjadi saat ini dan di suatu sisi lagi guru BK harus mampu menyemangati siswa agar tidak menyerah begitu saja pada keadaan yang terjadi.
            Adapun langkah-langkah dalam bimbingan belajar adalah :
1. Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :
§  Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
§  Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
§  Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.
§  Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
§  Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial

2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.
4. Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus – kasus yang dihadapi.
5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :
§  Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang dibahas;
§  Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan
§  Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan, yaitu apabila:
§  Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
§  Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
§  Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
§  Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
§  Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
§  Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
§  Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya
C. Bimbingan karier
            Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan , dalam memilih pekerjaan atau jabatan serta membekali diri mereka dalam memangku suatu jabatan yang akan diembannya. Untuk dalam lingkungan sekolah bimbingan karir dapat dilakukan dengan cara bicara dua arah antara Konselor dengan muridnya mengenai cita-cita yang diinginkannya beserta kendala yang dihadapi siswa tersebut dalam mewujudkan impiannya meraih karir yang diinginkan. Bimbingan karier ini muncul karena di zaman modern ini memilih suatu pekerjaan merupakan hal yang sangat sulit , sebab di zaman dahulu memilih pekerjaan bagi kaum muda hanya mengikuti pekerjaan yang diwarisi orang tuanya tanpa memikirkan kemampuan dirinya untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Di era modern ini orang tua sudah tidak bisa mendampingi persiapan anak dalam memangku suatu jabatan , sehingga peran guru pembimbing sangat menentukan kesiapan anak dalam memasuki lapangan kerja. Bimbingan karir sendiri bukan hanya sekedar memberikan bimbingan mengenai pekerjaan tetapi juga suatu tatanan , tata hidup baru , peraturan , nilai dan norma yang berlaku di lingkungan kerja yang mana sangat berbeda dengan suasana selama menuntut ilmu di bangku sekolah.
            Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill), yang merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education).
            Bimbingan karir memberikan gambaran mengenai baik buruknya suatu pekerjaan , waktu bekerja apakah full time atau part time , dan juga apakah setamat SMA baiknya langsung bekerja atau melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Pada siswa sendiri mereka biasanya memiliki gambaran mengenai pekerjaan pada saat mereka masih kecil hingga fokus sampai mereka menyelesaikan sekolah tingkat atas , atau mereka yang baru memiliki gambaran karier setelah mereka duduk di bangku SLTA. Guru pembimbing dalam membimbing masalah karier siswa harus memperhatikan nilai-nilai kehidupan individu yang dibimbing , cita-citanya , minat , kemampuan individu , bakat khusus , sifat kepribadian , harapan keluarga , prospek masa depan pekerjaan yang sedang ditinjau , tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam suatu jabatan atau profesi , pasaran kerja , dan program studi akademik. Semua aspek tersebut harus diperhatikan agar pembimbing tidak melakukan kesalahan ketika membimbing karier anak. Keputusan terakhir dalam bimbingan karir harus diserahkan kepada anak  , sebab tugas pembimbing hanya memberikan saran dan masukan bukan menentukan kelanjutan karier anak. Adapun pokok-pokok dalam bimbingan karier adalah :
a.      Pemantapan pemahaman diri akan karier yang akan karier yang ingin dikembangkan dengan melihat potensi-potensi yang ada
b.      Pemantapan orientasi karier , terutama pada karier yang ingin dikembangkan
c.       Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja harus diperluas , dengan mencari referensi dari berbagai sumber.
d.      Pemilihan yang mantap akan pekerjaan , sebab pekerjaan itulah yang akan menjadi sumber nafkah
e.      Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi , khususnya pada karier yang ingin dikembangkan oleh individu.














BIDANG-BIDANG
BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun oleh:
Nama:Reno Agung Laksono
NPM: A1L011010
Prodi:  S1 Bimbingan Konseling
Mata kuliah: Wawasan Dasar BK
Dosen pengampu: Dra. ILLAWATY SULLIAN ,M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

           
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar